Mohon tunggu...
Kartika E.H.
Kartika E.H. Mohon Tunggu... Wiraswasta - 2020 Best in Citizen Journalism

... penikmat budaya nusantara, buku cerita, kopi nashittel (panas pahit kentel) serta kuliner berkuah kaldu ... ingin sekali keliling Indonesia! Email : kaekaha.4277@yahoo.co.id

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Kisah "Madam", Memahami Tradisi Merantau Urang Banjar ke Berbagai Penjuru Dunia

10 April 2021   09:00 Diperbarui: 11 April 2021   08:14 1917
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tulak Madam (Berangkat Merantau) | @kaekaha

Riset kolaboratif internasional pertama yang berhasil menggabungkan data dan hipotesis dari riset linguistik, arkeologis, dan genetik, mengidentifikasi Urang Banjar sebagai nenek moyang dari masyarakat Komoro dan Madagaskar di Afrika Timur yang secara tidak langsung juga mengungkap fakta, tradisi madam atau merantau ala Urang Banjar (migrasi) telah berlangsung sejak ribuan tahun silam.

Madam dalam Kamus Bahasa Banjar | @kaekaha
Madam dalam Kamus Bahasa Banjar | @kaekaha

Istilah madam dalam kamus Bahasa Banjar diartikan sebagai merantau. Hanya saja, merantau ala Urang Banjar yang dimaksudkan di sini umumnya lebih kepada migrasi hilang atau pindah dengan kemungkinan tidak akan kembali, bukan sekadar merantau yang sebulan atau setahun sekali bisa atau mau mudik atau pulang kampung lagi.

Jenis merantau hilang ala madam-nya Urang Banjar ini jelas berbeda dengan kebiasaan merantau suku-suku di nusantara lainnya yang umumnya masih ada niatan untuk pulang atau setidaknya masih ada niatan untuk menjalin hubungan komunikasi dengan daerah asalnya. 

Banyak diantaranya yang saling mengajak keluarga dan sanak saudara, bahkan juga menanamkan investasi di daerah asal, terlebih setelah sukses di perantauan.

Baca Juga: Mendokumentasikan Cerita Rakyat Si Palui, Mengodifikasi Kearifan Tradisi

Pemahaman faktual ini dituturkan oleh Professor Doktor Mohammad Saleh Lamry, pakar yang juga guru besar studi Antropologi dari Universiti Kebangsaan Malaysia. Beliau adalah salah satu diaspora Suku Banjar di Malaysia yang merupakan keturunan ketiga dari kakeknya yang madam ke Malaysia sejak tahun 1920-an dari kampung halamannya di daerah kampung Pajukungan, Pandawan, Hulu Sungai Tengah, Kalimantan Selatan.

Memang, sifat merantau hilang ala madam yang sepertinya lebih tua dari identitas sebagai Urang Banjar sendiri dan (sepertinya) juga baru terdokumentasi sejak akhir abad ke-18 ini tidak semata-mata karena tidak berniat pulang saja, tapi juga karena banyak faktor, seperti daya jelajah merantaunya yang cukup jauh terpisah lautan dan samudra, keterbatasan ekonomi, keterbatasan moda transportasi, juga sarana komunikasi (saat itu), dan lain-lainnya.

Berangkat Berdagang | @kaekaha
Berangkat Berdagang | @kaekaha

Jika ribuan tahun silam, aktivitas madam diduga bermula karena aktivitas berdagang, terdampar bahkan juga karena sengaja tidak pulang setelah berhaji, maka pada periode selanjutnya, kisah madam mempunyai titik tolak yang lebih beragam. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun