Mohon tunggu...
Kartika E.H.
Kartika E.H. Mohon Tunggu... Wiraswasta - 2020 Best in Citizen Journalism

... penikmat budaya nusantara, buku cerita, kopi nashittel (panas pahit kentel) serta kuliner berkuah kaldu ... ingin sekali keliling Indonesia! Email : kaekaha.4277@yahoo.co.id

Selanjutnya

Tutup

Music Artikel Utama

Nasida Ria dan Pesan "Perdamaian" yang Akan Terus Aktual dan Melegenda

5 Oktober 2020   21:33 Diperbarui: 16 Oktober 2020   00:33 2001
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Album Nasyida Ria atau Nasida Ria Vol.5 yang Memuat Lagu Perdamaian dan Kota Santri | kasetlalu.com

Tidak hanya lagu perdamaian saja yang saat itu kami hapal diluar kepala lirik dan juga susunan nada-nada indahnya, tapi juga lagu Nasida Ria lainnya seperti kota santri dan juga jilbab putih yang sebelumnya lebih dulu dipopulerkan oleh "anak kandungnya" sendiri, kelompok musik qasidah modern Nida Ria.

Tidak heran jika kemudian, berkembang idiom yang begitu populer di kalangan masyarakat kami "Qasidah ya Nasida Ria", sebagai bentuk apresiasi terhadap karya-karya legendaris Nasida Ria yang saat itu memang fenomenal dan sepertinya seng ada lawan alias tanpa pesaing.


Jejak Sang Legenda!

Jika masyarakat Indonesia mempunyai God Bless sebagai legenda musik rock, begitu juga dengan Koes Plus dan Bang Haji Rhoma Irama dengan Soneta Grup-nya sebagai legend di genre musiknya masing-masing, maka melalui dua lagu qasidah legendaris yang sampai sekarang masih sering terdengar, terutama di bulan Ramadan, "Kota Santri" dan juga "perdamaian", akhirnya mengantarkan kelompok musik Nasida Ria sebagai legend untuk genre musik qasidah. Bagaimana menurut anda?

Nasida Ria didirikan oleh Mudrikah Zain dan HM Zain, seorang guru qiraah (seni membaca Alquran) pada 1975 di Kampung Kauman Mustaram, Semarang sebagai bagian dari dedikasi sekaligus obsesinya untuk berdakwah melalui musik, dengan personil awal murid-murid beliau yang belajar qiraah di rumah.

Baca Juga: Membedah 150 Lagu Indonesia Terbaik Sepanjang Masa (2)

Setelah tiga tahun berdiri, pada tahun 1978, Nasida Ria meluncurkan album perdana yang diproduksi dan diedarkan oleh Ira Puspita Record, dengan materi lagu yang sebagian besar berbahasa Arab dan sengat kental dengan nuansa lagu-lagu gambus khas Timur Tengah atau masyarakat kita mengenalnya sebagai musik samrah dan setelahnya menyusul tiga album lain yang kurang lebih sama secara material. 

Live show Nasida Ria | Foto : Agung Harta Murti
Live show Nasida Ria | Foto : Agung Harta Murti

Nama Nasida Ria semakin dikenal khalayak setelah merilis album Vol.5 Perdamaian pada tahun 1982 yang memuat dua lagu legendaris yang kelak mengantarkan Nasida Ria ke puncak ketenaran, yaitu perdamaian karya (Alm) Drs. H. Abu Ali Haidar alias KH Ahmad Buchori Masruri (mantan Ketua Tanfidziyah PWNU Jawa Tengah) dan kota santri karya Suhaemi.

Kepopuleran lagu perdamaian, kota santri, pengantin baru, tahun 2000, jilbab putih, anakku dan lain-lainnya merebut hati penikmat musik secara nasional membawa konsekuensi pada padatnya jadwal "konser" mereka, baik di media televisi daerah maupun nasional. Juga permintaan "live show" di hampir seluruh kota besar di Indonesia, bahkan juga luar negeri seperti Malaysia, Hongkong hingga Jerman. 

Baca Juga: Saat Ampar-ampar Pisang dan Paris Barantai Menghentak Opening Ceremony Asian Games 2018

Tidak hanya itu, dua dekade berikutnya atau tepatnya di millenium baru, berkat dari kembali populernya lagu-lagu religi, dua lagu legendaris tersebut kembali dirilis oleh penyanyi dan juga grup band ternama di jamannya dengan warna musik populer kekinian. Sebut saja duet maut Anang-Kris Dayanti (2004) dan Anang-Syahrini (2010) yang mendaur ulang lagu Kota Santri dan juga band GIGI yang mempopulerkan lagi lagu perdamaian melalui album religi berjudul raihlah kemenangan repackage (2005).

Keunikan yang menjadi daya tarik dari Nasida Ria adalah pemilihan notasi lagu-lagu dakwahnya yang enak didengar dengan lirik-lirik yang lugas, universal dan membumi dalam memotret fenomena sosial. Plus, konsep musik qasidah modern yang lebih ngepop dan fresh, di mana instrumen musik modern diatonis ala Barat "dikawinkan" dengan musik tradisional pentatonis asli Nusantara untuk memainkan nada-nada berbau Timur Tengah secara harmonis, "konsep band" yang diadopsi oleh kelompok musik yang semua personelnya perempuan ini juga menjadi pembeda.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun