Mohon tunggu...
Kartika E.H.
Kartika E.H. Mohon Tunggu... Wiraswasta - 2020 Best in Citizen Journalism

... penikmat budaya nusantara, buku cerita, kopi nashittel (panas pahit kentel) serta kuliner berkuah kaldu ... ingin sekali keliling Indonesia! Email : kaekaha.4277@yahoo.co.id

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Cermin "Kecerdikan dan Kecerdasan", Pantun Layak Masuk "Kategori" Baru di Kompasiana

30 Oktober 2019   05:31 Diperbarui: 1 November 2019   10:04 187
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Asyiiik Dapat Hadiah Ultah Kompasiana ke-11 (twitter @kompasiana)

Masyarakat Indonesia tentu sangat familiar dengan cantiknya untaian kata berima yang biasa kita sebut dengan pantun!  Selain rima-nya berasa unik saat diucapkan, susunan untaian kata yang membentuk frasa ataupun kalimat didalam bait-baitnya sungguh indah dan umumnya sangat "berisi".

Pada ulang tahun ke-11 tahun 2019 ini, Kompasiana membuat gebrakan unik, "tidak biasa" dan menurut saya aneh bin tidak lazim, tapi memang memberi manfaat! Apa coba? yaitu dengan mengadakan 3 (tiga) macam jenis lomba berpantun ria di twitter, bikin kartu ucapan di IG dan ini yang paling aneh nulis alasan kenapa semakin sayang dengan Kompasiana, tapi media nulisnya di blog pribadi bukan di lapak kompasiana masing-masing.

Saya mengatakan 3 (tiga) lomba ini unik, tidak biasa dan aneh bin tidak lazim karena secara faktual memang begitu! Betul? Selama ini mana pernah ada lomba beginian di Kompasiana? Tapi kenapa saya mengatakan "memang memberi manfaat?", khususnya untuk lomba pantun, ini alasannya!

Pantun merupakan salah satu kekayaan seni budaya, khususnya budaya tutur Indonesia yang sepertinya jarang mendapatkan ruang apresiasi di media. Mungkin karena memang asalnya masuk ranah buadaya tutur , maka relatif lebih banyak "tersimpan di otak" masing-masing pemantun (istilah saya untuk pelantun bait pantun) dari pada dokumentasi dalam bentuk karya tulis.

Pantun biasa muncul dalam beberapa acara adat melayu, walaupun Urang Banjar di Banjarmasin sendiri yang notabene rumpun melayu sekarang mulai jarang menampilkan segmen adat baturai pantun (semacam berbalas pantun) di acara acara temu pengantin, karena kalah dengan pragmatisme dan praktisisme! sekarang orang memilih rangkaian acara pengantin yang lebih simpel dan cepat!  

Kalau anda perhatikan, fungsi untaian pantun yang indah pada setiap acara masyarakat melayu bukan hanya sebagai hiburan  atau pelengkap saja! Tapi ada fungsi yang lebih mulia, yaitu sebagai "ice breaker" alias pencair suasana sekaligus pelebur kekakuan karena pertemuan dua kebiasaan atau mungkin juga dua budaya dari keluarga yang berbeda! Keren kan?

Selanjutnya, tidak perlu saya jelentrehkan soal adanya aroma "kecerdikan dan kecerdasan" dibalik  sebait pantun dengan rima-nya yang begitu khas! Karena saya yakin anda pasti juga merasakan dan menikmatinya!? betul?

Berangkat dari argumen diatas, sepertinya sangat layak jika seni menulis pantun segera dibuatkan atau ditetapkan sebagai segmen baru,  sebagai "nomenklatur" baru di kolom pilihan "kategori"  Kompasiana. Inilah waktunya Kompasiana dan semua kompasianer ikut "membantu" melestarikan kembali salah satu budaya luhur, cerdik dan cerdas bercitarasa Indonesia ini! Kalau bukan kompasiana yang memulai, siapa lagi?

Selain itu, kategori pantun juga bisa menjadi "ice breaker" sekaligus arena berhibur dan relaksasi bagi penulis segmen kategori lain yang sedang jenuh...

Jujur, adanya lomba pantun ini mengingatkan saya pada indahnya pantun! Termasuk kepada  masa-masa indah ketika suka nggombalin si jantung hati dengan ratusan bahkan ribuan pantun yang ditulis pada berlembar-lembar kertas buram (maklum di era awal 90-an belum ada wa! ...hi...hi...hi...kok mau ya digombalin cuma pake pantun di kertas buram, lagi!). 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun