Mohon tunggu...
Kartika E.H.
Kartika E.H. Mohon Tunggu... Wiraswasta - 2020 Best in Citizen Journalism

... penikmat budaya nusantara, buku cerita, kopi nashittel (panas pahit kentel) serta kuliner berkuah kaldu ... ingin sekali keliling Indonesia! Email : kaekaha.4277@yahoo.co.id

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Ikan Haruan, Rahasia Bugar Urang Banjar Sejak Ratusan Tahun Silam

30 Juli 2019   22:50 Diperbarui: 22 April 2021   14:06 2024
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Iwak Haruan/Ikan Gabus (olx)

Ikan jenis predator bermulut besar yang juga dilengkapi dengan gigi besar dan tajam ini suka makan berbagai jenis ikan dan hewan air lainnya seperti keong, cacing, berudu, kodok bahkan juga burung-burung kecil ini mempunyai sebaran populasi yang cukup luas mulai dari semua kawasan Asia Selatan (Pakistan, Nepal, India, Bangladesh, dan Sri Lanka) sampai ke Tiongkok bagian selatan hingga wilayah Asia Tenggara, termasuk Indonesia.

Baca Juga: Fantastis! Harga Dua Jenis Ikan Ini Sama dengan Harga Daging Sapi

Anatomi bentuk tubuh Iwak Haruan yang secara internasional dikenal dengan sebutan common snakehead, snakehead murrel, chevron snakehead atau juga striped snakehead karena bagian kepalanya yang sedikit lebih besar dan gepeng mirip kepala ular ini adalah gilig memanjang seperti rudal dengan sirip membulat di ujungnya dan sisik-sisik besar di atas kepala.

Tubuh bagian atas dari kepala hingga ujung ekor berwarna gelap, hitam kecoklatan atau kehijauan, sedangkan bagian bawah tubuh berwarna putih. Untuk sisi samping, bercoret tebal menyerupai lingkungan sekitar. 

Di Indonesia, ikan yang bisa mencapai panjang satu meter saat dewasa ini mempunyai nama yang berbeda-beda di setiap daerah. Masyarakat Betawi menyebutnya kocolan, masyarakat Melayu termasuk di Malaysia menyebutnya aruan atau haruan seperti kami di Banjarmasin.

Sedangkan masyarakat di seputaran Banyumas memberinya nama bayong, bogo atau licingan. Keluarga kami di Jawa Timur menyebutnya dengan Iwak kutuk, di Riau ada yang menyebutnya dengan bocek, sedangkan di Jawa Barat masyarakat Sunda menyebutnya dengan bogo, di Minahasa orang menyebutnya kabos. Apa namanya di daerahmu !?

Iwak Haruan (bangka.tribunnews.com)
Iwak Haruan (bangka.tribunnews.com)
Pemanfaatan Iwak Haruan
Sejak ratusan bahkan mungkin ribuan tahun yang lalu, masyarakat atau penduduk Kalimantan Selatan, termasuk Kota Banjarmasin telah memanfaatkan Iwak Haruan dan berbagai jenis ikan serta hasil sungai lainnya sebagai sumber pangan. 

Sebagai bukti, secara turun-temurun sampai saat ini masyarakat Kalimantan Selatan masih memberikan perlakuan khusus terhadap ikan yang mempunyai banyak keistimewaan ini.

Bukan karena Iwak Haruan termasuk ikan gaib, ikan sakti atau ikan pesugihan yang bisa mendatangkan kekayaan! Tapi karena Iwak Haruan termasuk “kebutuhan pokok” masyarakat Kalimantan Selatan. 

Bagaimana tidak, setiap pagi hampir semua Urang Banjar biasa melakukan ritual pagi dengan memanfaatkan Iwak Haruan, yaitu sarapan pagi dengan menu nasi kuning khas Banjar yang lauk utamanya Iwak Haruan masak habang.

Baca Juga: "Gangan Sulur Bunga Teratai", Olahan Sayur Kaya Nutrisi Khas Kota 1.000 Sungai

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun