Mohon tunggu...
Kartika E.H.
Kartika E.H. Mohon Tunggu... Wiraswasta - 2020 Best in Citizen Journalism

... penikmat budaya nusantara, buku cerita, kopi nashittel (panas pahit kentel) serta kuliner berkuah kaldu ... ingin sekali keliling Indonesia! Email : kaekaha.4277@yahoo.co.id

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

"Baik, Malihat Kemos, Bah!"

31 Mei 2019   22:12 Diperbarui: 31 Mei 2019   22:24 161
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kemos Rio 2 (abcd.movies.blogspot.com)

 "Baik, malihat kemos, Bah!"

Ungkapan dalam bahasa Banjar diatas merupakan ungkapan dua anak saya yang masih balita Abu Bakar dan Hilal Ramadhan setiap mendapati saya atau mamanya sedang melihat acara TV. Kalau dalam bahasa Indonesia arti atau makna ungkapan diatas kurang lebih adalah, "lebih baik nonton film kartun, yah!"

Kosakata kemos merupakan salah satu kata dalam bahasa Banjar hasil  serapan dari salah satu judul film kartun atau film animasi kenamaan produksi dari raksasa animasi dunia Walt Disney, Mickey Mouse yang pertama kali rilis tahun 1928 dan diadaptasi oleh lidah urang Banjar menjadi kemos.

Jadi maksud anak-anak balita saya dengan mengatakan "Baik, malihat kemos, Bah!" adalah sebuah peringatan agar kami para orang tua mengalah sama hegemoni kekanak-kanakan mereka untuk menonton kemos kesukaan mereka, apalagi kalau bukan serial Upin-Upin, Doraemon, Adit Sopo Jarwo dan kalau sudah bosan mereka biasa minta diputarkan film-film kartun seperti Toys Story, Up, Cars, Plane, Wall-e bahkan Kungfu Panda. 

WALL-E (jambimoviefreakers.blogspot.com)
WALL-E (jambimoviefreakers.blogspot.com)
Itulah yang menjadi tontonan kami di rumah hampir setiap hari dan saya beserta istri, lama kelamaan Alhamdulillah menikmati itu semua. Bahkan dengan sentuhan kreativitas dan ketelatenan istri saya yang terus membimbing dan mengawasi duo balita itu justeru banyak aspek positif dari film -film itu yang akhirnya bisa ditanamkan dengan baik kepada anak-anak, seperti mengaji, gosok gigi dll.

Tapi, situasi agak berbeda biasanya akan terjadi pada libur lebaran yang lumayan agak lama, khususnya ketika dua anak saya yang sulung dan adiknya, Raihan dan Rabbani pulang dari pondok pesantren yang biasanya hanya dapat libur sekitar dua minggu saja.

Kehadiran kakak-kakak yang mempunyai selisih umur sekitar sepuluh tahun ini tentu saja berpotensi untuk mengganggu hegemoni kekanak-kanakan si duo balita dengan tontonan andalan Upin-Upin dan Doraemon tersebut. Apalagi kakaknya yang dalam dua tahun terakhir  "berpuasa" nonton film (karena di pondok tidak diperkenankan) biasanya juga masih bernafsu untuk nonton film-film kesukaan yang sejak kecil sudah mereka koleksi.

Sejak dulu saya dan anak anak-anak saya yang sekarang mondok, sangat menyukai jenis film bergenre petualangan dengan berbagai bumbu fiksi fantasi dan ilmiah yang menceritakan tentang persahabatan antara anak manusia dengan binatang, monster atau bahkan makhluk gaib yang tak kasat mata berhati baik yang sudah tentu bukan film horor, karena sampai saat ini saya paling tidak bisa menikmati film horor.

The Water Horse (amazon.com)
The Water Horse (amazon.com)

Film-film seperti Mowgli : Legend of The Jungle (2018), King-Kong (2005,2017), Pete's Dragon (2016), A Monster Call (2016) atau The Water Horse (2007) yang menceritakan persahabatan unik antara seorang Angus MacMorrow anak kecil kesepian dengan seekor monster raksasa air yang bernama Crusoe, mamalia purba mirip dinosaurus dengan leher panjang yang diadaptasi dari legenda Loch Ness  yang diyakini pernah hidup di kedalaman danau Loch Ness di Skotlandia, inilah yang film-film kesukaan kami.

Film The Water Horse yang berlatar sejarah perang dunia ke-2 ini cukup bagus, khususnya dari segi alur ceritanya yang cerdas dan menyentuh hati, sehingga film ini dapat dinikmati baik oleh orang dewasa maupun anak-anak. Selain itu, kuatnya  aspek profiling si Crusoe yang menggunakan teknik CGI (computer-generated imagery) sehingga terlihat lebih detail dan hidup menjadi daya tarik lebih dari film ini. Anda juga suka?

Untuk film kartun atau animasi genre fiksi fantasi dan ilmiah ini kami menyukai  Tin Tin, Toy Story berikut semua sekuelnya, mulai 1,2,3 dan sekuel ke-4 yang segera rilis. Film Up, Rio 1 dan 2 Finding Nemo, Finding Dori, Kungfu Panda, Cars, sampai Tom & Jerry dengan semua sekuelnya.

Upin-Ipin : Keris Si Amang Tunggal (www.21cineplex.com)
Upin-Ipin : Keris Si Amang Tunggal (www.21cineplex.com)

Selain genre fiksi fantasi dan ilmiah, saya pribadi juga suka dengan ragam film ber-genre humor/drama komedi dan Action. Tapi karena sebagian besar film untuk genre ini lebih banyak bersegmen "dewasa" jadi saya dan istri lebih banyak nonton berdua saja pada jam-jam duo balita sudah tidur.

Jadi untuk libur lebaran kali ini, kalau nggak sempat nonton aneka kemos di bioskop karena harus keliling-keliling Indonesia lagi (maklum saudara kita kan tersebar dari Sabang sampai Merauke...he...he...he...) lebih baik saya akan nonton kemos apa saja sama duo balita melalui aplikasi di smartphone bisa Rio 2, Upin Ipin the movie : Keris Si Amang Tunggal atau bisa juga nonton film fiksi fantasi dan ilmiah kesukaan saya sama duo calon ustad. 

Nah kalau sama istri tersayang, bolehlah nonton film komedi yang ada bau-bau dramanya macam Si Doel 2 atau My Stupid Boss 2. Mau ikut?

 "Baik, malihat kemos, Bah!"  He...he...he...

 

6dc6c5cd-211e-49dd-bbfd-90a27814466e-5cf1433118ffee5e8a126319.jpeg
6dc6c5cd-211e-49dd-bbfd-90a27814466e-5cf1433118ffee5e8a126319.jpeg

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun