Mohon tunggu...
Kartika E.H.
Kartika E.H. Mohon Tunggu... Wiraswasta - 2020 Best in Citizen Journalism

... penikmat budaya nusantara, buku cerita, kopi nashittel (panas pahit kentel) serta kuliner berkuah kaldu ... ingin sekali keliling Indonesia! Email : kaekaha.4277@yahoo.co.id

Selanjutnya

Tutup

Segar

Bijak pada Tontonan, Pahami Semua Tuntunan

21 Mei 2019   11:14 Diperbarui: 21 Mei 2019   11:21 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kurma Ruthab (tokokurmaajwa.com)

"... Pada hari ini telah Aku sempurnakan untukmu agamamu dan telah Aku cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Aku ridhai Islam sebagai agama bagimu ..." [Al-Maaidah: 3]

Firman Allah diatas secara tegas menyatakan kesempurnaan Islam yang paripurna, seperti dalam penjelasan Al-Hafizh Ibnu Katsir rahimahullah berikut,

"Ketika Allah menyempurnakan Islam, itu artinya cukup Islam yang menjadi pegangan hidup, jadi tidak perlu tuntunan dan penuntun yang lain selain Nabi Muhammad SAW, karenanya Allah SWT menjadikan beliau sebagai penutup para Nabi dan mengutusnya kepada seluruh manusia dan jin".

"Tidak ada yang halal kecuali yang beliau halalkan, tidak ada yang haram kecuali yang diharamkannya dan tidak ada agama kecuali yang disyari'atkannya. Semua yang dikabarkannya adalah haq, benar, dan tidak ada kebohongan, serta tidak ada pertentangan sama sekali"

Bersandar pada dalil diatas, bagi umat Islam diseluruh dunia tidak ada tuntunan lain selain apa yang sudah beliau wariskan kepada kita, yaitu Al Quran dan Al Hadis. Artinya, jika ada permasalahan atau perselisihan terkait perkara apapun, ada baiknya semua kita kembalikan kepada Al Quran dan Al Hadis. 

Termasuk tentang perkara muamallah terkait quote "berbukalah dengan yang manis" yang tengah tren dan pernah dipopulerkan oleh salah satu produsen minuman dalam kemasan ternama di negeri kita. Benarkah quote tersebut memang bagian atau setidaknya qiyas dari hadis Rasulullah? Bagaimana sebenarnya berbuka puasa seperti Rasulullah? Jangan kemana-mana, simak ulasannya hanya disini!

Kurma Tamr (tokokurmaajwa.com)
Kurma Tamr (tokokurmaajwa.com)

Rasulullah Menganjurkan Berbuka dengan Kurma

Terkait perkara buka puasa, Rasulullah dalam hadis sahih yang diriwayatkan oleh sahabat Anas Bin Malik dan dihasankan oleh Imam Al-Albani dalam Irwa-ul Ghalil fi Takhrij Ahaadits Manaaris Sabiil IV/45 no. 922 menyebutkan,

"Dari Anas bin Malik, ia berkata : Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam biasa berbuka puasa sebelum shalat dengan ruthab (kurma basah),  jika tidak ada ruthab, maka beliau berbuka dengan tamr (kurma kering), dan jika tidak ada tamr, beliau meminum seteguk air"

Dari hadis sahih yang bersumber dari perbuatan nabi (fi'liyah) diatas, Anas bin Malik sama sekali tidak menyebut kata "manis" , tapi menyebut tiga hal yang biasa dikonsumsi Rasulullah ketika berbuka puasa, yaitu ruthab, tamr dan air. 

Artinya polemik, perselisihan ataupun pertanyaan terkait quote atau ungkapan "berbukalah dengan yang manis" itu bagian dari hadis Rasulullah? Jawabannya adalah bukan! Tapi apakah termasuk bagian qiyas dari hadis Rasulullah, khususnya untuk kurma dengan ragam makanan/minuman manis? Jawabannya bisa iya, bisa tidak! Karena hanya tim kreatif pembuat iklan minuman dalam kemasan tersebut dan Allah SWT yang tahu jawabannya. 

Islam Itu Mudah

Islam adalah agama yang tidak sulit, mudah dan memudahkan, karena sesuai dengan fitrah manusia. Allah SWT menghendaki kemudahan dan tidak menghendaki kesulitan kepada umat manusia dan tidak menghendaki kesusahan kepada mereka. Allah SWT  mengutus Nabi Muhammad SAW sebagai rahmat.

Dan Kami tidak mengutus engkau (Muhammad), melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam." [Al-Anbiyaa': 107]

"...Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu..." [Al-Baqarah: 185]

Sebagai bukti bahwa Islam itu mudah dan memberi kemudahan, salah satunya adalah adanya alternatif yang bersifat substitutif pada setiap kewajiban yang diberikan kepada umatnya, contohnya jika kita tidak kuat untuk sholat dengan berdiri, boleh dengan duduk, kalau duduk tidak mampu, boleh dengan cara berbaring, bila berbaring juga tidak mampu, boleh hanya dengan isyarat mata dan kalau dengan isyarat mata tidak mampu juga, kemungkinan sudah waktunya kita yang di sholat kan.

Terkait dengan tematik buka puasa sesuai Sunnah Rasulullah yang dikisahkan oleh sahabat Anas bin Malik dalam hadis diatas, secara tersurat kita juga melihat "bijaksananya" Islam. Ketika kita dianjurkan oleh Rasulullah untuk berbuka dengan kurma, kita juga diberi pilihan yaitu ruthab, bila tidak tamr  dan bila tidak ada juga, maka Rasulullah berbuka dengan air.

Hikmahnya, umat Islam di Indonesia dan di seluruh dunia yang tidak terbiasa mengkonsumsi buah kurma karena berbagai alasan, masih tetap bisa mengikuti Sunnah Rasulullah ketika hendak berbuka puasa, yaitu dengan minum air.

Air (JPNN.com)
Air (JPNN.com)

Bagaimana dengan buka puasa yang manis? 

Sekali lagi, Islam itu mudah dan memudahkan! Kalau mau mengikuti Sunnah Rasulullah sekaligus menjadikan beliau sebagai tuntunan itu merupakan sebuah keutamaan bagi seorang muslim dan terkait  buka puasa, tuntunan dari hadis Rasulullah diatas sudah jelas dan tidak ada keraguan sedikitpun.

Kalaupun masih mau berbuka puasa dengan yang manis, kita kembalikan hukumnya pada hukum makan dan minum yang hukum asalnya adalah mubah atau boleh sampai ada ketentuan lain yang menyebabkan munculnya hukum baru yang mengharamkan atau mensyubatkannya. Tapi, kalaupun boleh jangan kebablasan ya...!!! Wallahu a'lam bish-shawabi.

Semoga bermanfaat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Segar Selengkapnya
Lihat Segar Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun