Mohon tunggu...
Kartika E.H.
Kartika E.H. Mohon Tunggu... Wiraswasta - 2020 Best in Citizen Journalism

... penikmat budaya nusantara, buku cerita, kopi nashittel (panas pahit kentel) serta kuliner berkuah kaldu ... ingin sekali keliling Indonesia! Email : kaekaha.4277@yahoo.co.id

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Meneladani Sosok Haji Leman, Putra Dayak Pendiri Barito Putera

11 Agustus 2018   00:22 Diperbarui: 12 Agustus 2018   00:45 3991
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Haji Leman dan Komitmen untuk Banua (Foto/Grafis : FB Barito Putera)

Sejak tahun 1963, Kala H Basirun semakin tua dan sakit-sakitan, Leman remaja memutuskan melanjutkan usaha angkutan sungai ayahnya dengan modal utama berupa petuah sang abah, “Kalau mau memulai usaha, harus punya keyakinan. Yakni yakin berhasil, yakin kepada Allah yang Maha Pemurah. Harus tabah dan ulet. Jangan berpikir sulit, jangan berpikir kalau ini kalau itu. Jangan takut rugi. Kerjakan dulu!”  plus aset riil berupa 2 buah kapal kecil dan 5 buah tongkang.

Hakkul yakin, Bismillah…! Diusia Leman yang masih teramat muda, usaha angkutan sungainya dengan bendera CV. Sari Bungas berkembang, bahkan akhirnya merambah angkutan barang antarpulau rute Banjarmasin-Semarang dan tahun 1966 menambah rute Banjarmasin-Surabaya.

Hutan pohon galam (Melaleuca leucadendron) (Foto : kalimantanberita.com)
Hutan pohon galam (Melaleuca leucadendron) (Foto : kalimantanberita.com)
Dari sini, naluri bisnisnya mulai terasah, di Surabaya Leman membuka pangkalan kayu galam (Melaleuca leucadendron) yaitu kayu/pohon endemic rawa-rawa yang biasanya dipakai untuk scaffolding  untuk membangun bangunan bertingkat. Ini jelas terobosan baru, sebab saat itu tak ada orang yang berdagang kayu galam sampai keluar dari Kalimantan.

Sejak itu, Leman memulai usaha sendiri, lepas dari usaha ayahnya. Dari ayah angkatnya, Mahar Mahir, Kepala Bank Kalteng yang berkantor di Banjarmasin. Mantan pejuang kemerdekaan ini menyuruh Leman untuk menemui Hopman, pemegang hak operasional 4 buah kapal milik Gereja Kalteng Evangelis.

Dari pertemuan ini, Hopman setuju Leman mengoperasikan kapal-kapal kayu yang sudah lama tambat di dermaga depan gereja di Jl Jenderal Sudirman Banjarmasin itu. Sayang 2 kapal dari total 4 kapal yang ada sudah tidak bisa lagi digunakan.

Akhirnya dengan dua kapal yang ada, usaha mulai dijalankan. Dua kapal itu digunakan untuk menarik kapal layar dari Pelabuhan Trisakti ke muara Sungai Barito, atau sebaliknya. “Kala itu kapal layar jenis phinisi (Bugis) atau perahu Golek (Madura) belum menggunakan mesin. Jadi usaha ini hasilnya lumayan,” kenang Haji Leman.

Haji Leman dan Isteri (Foto: hasnurgroup.com)
Haji Leman dan Isteri (Foto: hasnurgroup.com)
Sejak itulah, Leman remaja yang kelak dikenal sebagai pengusaha besar banua dengan panggilan akrab Haji Leman, mendirikan CV. Hasnur pada 1968 sebuah brand usaha yang diambil dari akronim namanya sendiri Haji Abdussamad Sulaiman (HAS) dan istri tercintanya Hj Nurhayati (NUR).

Brand nama Hasnur sejatinya bukan semata penggabungan dua akronim nama pemiliknya, tapi lebih dari itu! Nama Hasnur merupakan sebuah kristalisasi dari cinta. Cinta sepasang anak manusia yang kelak akan dikenal orang mengejawantah dalam bentuk yang lebih universal.

Salah satu buktinya, nama Hasnur juga disematkan kepada dua dari tujuh buah hati beliau, yaitu H. Hasnuryadi Sulaiman, SE  CEO Barito Putera yang juga salah satu pengurus PSSI pusat dan Hj Hasnuryani Sulaiman, Direktur Keuangan Hasnur Group,

Logo Barito Putera (Grafis : Bola.com)
Logo Barito Putera (Grafis : Bola.com)
Hasnur Grup Membangun Banua

Saat ini PT. Hasnur telah berkembang pesat, Hasnur Grup telah menjelma menjadi sebuah Holding Company yang membawahi sekitar 57 anak perusahaan yang beroperasi dibawah naungan 5 stretegic Bussines Unit yang saling terintegrasi yaitu Agrobusiness, Forestry, Mining, Services dan Media dengan total karyawan lebih dari 3.500 orang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun