Mohon tunggu...
Kartika E.H.
Kartika E.H. Mohon Tunggu... Wiraswasta - 2020 Best in Citizen Journalism

... penikmat budaya nusantara, buku cerita, kopi nashittel (panas pahit kentel) serta kuliner berkuah kaldu ... ingin sekali keliling Indonesia! Email : kaekaha.4277@yahoo.co.id

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Mengenal Belungka Batu, "Buah Ramadhan" Masyarakat Banjar

10 Juni 2016   00:14 Diperbarui: 24 April 2020   08:31 825
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bilungka Batu Banjar | @kaekaha

Belungka Batu si Buah Ramadhan

Nama buah "Belungka Batu", sebagian masyarakat Banjar menyebutnya dengan "Belungka Masak" atau "Belungka Rakah", mungkin tidak familiar alias tidak dikenal oleh masyarakat Indonesia di luar lingkungan masyarakat Banjar, di Kalimantan Selatan, sebagian Kalimantan Tengah dan Kalimantan Timur. 

Buah yang termasuk dalam keluarga Cucurbitaceae/ Cucumber Family ini lebih populer dan dikenal oleh masyarakat khususnya di Pulau Jawa bagian barat dengan nama Timun Suri. 

Secara umum masyarakat Banjar menyebut belungka untuk jenis tanaman timun, ketimun atau mentimun (Cucumis sativus L), mungkin dasar penyebutan Belungka Batu untuk jenis buah ini lebih merujuk pada bentuk umum dan dominan dari jenis buah ini yang relatif mirip dengan buah mentimun, lonjong dan memanjang meskipun ukurannya jauh lebih besar. 

Menurut keterangan dari wikipedia, meskipun masih satu suku belungka batu berbeda dengan jenis mentimun walaupun bentuk buahnya menyerupai mentimun. Secara morfologi dan sitologi ia tidak sama dengan mentimun. Bentuk daun dan ukuran bijinya lebih mendekati blewah atau melon. 

Selain itu, banyak kromosom inti selnya 2x= 2n = 24 yang sama dengan semua anggota Cucumis lainnya, kecuali mentimun (2x = 2n = 14). Nah...lho! Berikut, klasifikasi/taksonomi dari buah belungka batu :

Bilungka Batu Banjar | @kaekaha
Bilungka Batu Banjar | @kaekaha
  • Kingdom/Kerajaan : Plantae/ Plants
  • Sub kingdom/Sub kerajaan : Tracheobionta/ Vascular Plants
  • Super division/Super divisi : Spermatophyta/ Seed Plants
  • Division/Divisi : Magnoliophyta/ Flowering Plants
  • Classis/Kelas : Magnoliopsida/ Dicotyledons
  • Sub classis/Sub Kelas : Dilleniidae
  • Ordo/Bangsa : Violales
  • Familia/Suku : Cucurbitaceae/ Cucumber Family
  • Genus/Marga : Cucumis L./ Melon
  • Species (Jenis/ spesies) : Cucumis melo L. var reticulatus Naudin
  • Binomial Name/Nama Latin : Cucumis melo L. var reticulatus Naudin
  • Common Nama/Nama Umum : Chinese Hami Melon

Berbeda dengan di Pulau Jawa bagian barat, di Pulau Jawa bagian timur (daerah Jawa Timur), buah belungka batu atau timun suri ini kurang begitu populer, masih kalah pamor dari buah blewah atau buah timun mas yang mempunyai kandungan air dan rasa manis lebih tinggi.

Sehingga, selain sebagai campuran membuat es buah, Buah blewah dan Timun Mas bisa dikonsumsi secara langsung sebagai asupan buah-buahan, tidak seperti buah belungka batu atau timun suri meskipun sama-sama mengandung unsur kalium tinggi yang bermanfaat untuk menjaga kesegaran tubuh, tapi rasanya yang agak hambar tidak cocok untuk dikonsumsi langsung sebagai asupan buah-buahan. 

Belungka batu lebih cocok untuk campuran es buah saja, bahkan masyarakat Banjar lebih sering menjadikan es buah tanpa campuran buah yang lain, hanya dengan menambahkan sirup, susu dan es batu secukupnya.

Es buah Belungka Batu (Foto : Koleksi Pribadi)
Es buah Belungka Batu (Foto : Koleksi Pribadi)
Meskipun termasuk tanaman semusim (sekali panen) yang bisa ditanam sepanjang musim, di Kalimantan Selatan, seperti halnya di daerah Pulau Jawa bagian barat, buah Belungka batu memang hanya bisa di temukan di sekitar bulan Ramadhan saja, sehingga wajar jika masyarakat Banjar juga menyebutnya dengan "Buah Ramadhan", karena diluar bulan Ramadhan memang sulit sekali menemukan buah yang masih satu keluarga dengan buah melon itu.  Hal ini tidak terlepas dari fungsi buah Belungka Batu itu sendiri, yang relatif hanya cocok untuk campuran es buah saja.

Sedangkan inovasi diversifikasi produk untuk olahan yang lain masih belum ada, sehingga sebagian besar petani lebih memilih untuk bersikap pragmatis dengan hanya menanam buah Belungka batu ketika permintaan sedang memuncak di seputar bulan Ramadhan saja.

Belungka Batu di Kalimantan Selatan

Buah Belungka Batu di Kalimantan Selatan, hampir semuanya dipasok dari daerah Kabupaten Tapin, khususnya dari desa Batang Lantik, yang sebagian besar warganya memang berprofesi sebagai petani kebun. Sekedar informasi, Daerah kabupaten Tapin memang dikenal sebagai salah satu penghasil produk pertanian di Kalimantan Selatan. 

Selain di plot sebagai sentra bawang merah dan kentang, daerah ini juga dikenal sebagai penghasil cabai yang konon mempunyai indeks rasa pedas tertinggi di dunia, yaitu cabai Hiyung.  Bahkan sebagai pengakuan, pada tahun 2012 Kementerian Pertanian, melalui Pusat Perlindungan Varietas Tanaman dan Perizinan Pertanian telah menerbitkan sertifikat varietas lokal Cabai Hiyung sebagai cabai yang posisinya masih terpedas di Indonesia. Woooow!

Cabai Hiyung (Foto : inkypan.blogspot.co.id)
Cabai Hiyung (Foto : inkypan.blogspot.co.id)
Di seputar bulan Ramadhan seperti sekarang, tidak hanya penjual buah reguler saja yang menjajakan buah belungka batu, tapi juga banyak pedagang buah dadakan yang biasanya datang langsung dari daerah Tapin yang menjajakan si buah Ramadhan di pinggir-pinggir jalan protokol di Kota Banjarmasin dan sekitarnya dengan menggunakan mobil pick-up atau gerobak-gerobak buah yang bisa dipindah setiap saat.

 Di sepanjang jalan Ahmad Yani yang merupakan jalan lintas/poros Kalimantan yang menghubungkan berbagai propinsi di Kalimantan sekaligus etalase Kota Banjarmasin tersebut, juga tidak luput dari membanjirnya pedagang buah belungka batu. Biasanya para pedagang mengkombinasikannya dengan berdagang buah lainnya seperti semangka, melon, juga blewah. 

Buah-buahan yang dijual di pick-up pedagang (Foto : Koleksi Pribadi)
Buah-buahan yang dijual di pick-up pedagang (Foto : Koleksi Pribadi)
Seperti blewah, semangka dan melon, para pedagang disini biasa menjual belungka batu  dengan harga satuan per-kg bukan per-buah, tapi uniknya harga per-kg ini juga dipengaruhi besar nya buah, maksudnya semakin besar buah harga per-kg-nya lebih mahal.

 Sayang, bila dibandingkan dengan keluarganya yang lain, harga per-kg buah belungka batu dipasaran pedagang di sepanjang Jl. Ahmad Yani relatif tergolong murah, yaitu Rp. 6000/kg. Coba bandingkan dengan blewah yang datang dari Surabaya, harga per-kg-nya mencapai Rp.15.000-20.000,-

Bagi masyarakat Banjar, Belungka batu bukan hanya sekedar buah semusim yang hadir setahun sekali saja, tapi sudah menjadi bagian dari budaya masyarakat untuk meramaikan pernik kuliner dan asupan bergizi yang menyegarkan selama bulan Ramadhan.

 Sebagai buah "Ramadhan", tentu kehadiran si Timun Batu akan selalu dirindukan ketika bedug mulai bertalu-talu sepanjang petang di Bulan Suci yang penuh dengan berkah ini. Mau merasakan sensasinya? Yuk jalan-jalan Ramadhan ke Banjarmasin.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun