Mohon tunggu...
Kartika E.H.
Kartika E.H. Mohon Tunggu... Wiraswasta - 2020 Best in Citizen Journalism

... penikmat budaya nusantara, buku cerita, kopi nashittel (panas pahit kentel) serta kuliner berkuah kaldu ... ingin sekali keliling Indonesia! Email : kaekaha.4277@yahoo.co.id

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Mengenal Belungka Batu, "Buah Ramadhan" Masyarakat Banjar

10 Juni 2016   00:14 Diperbarui: 24 April 2020   08:31 825
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bilungka Batu Banjar | @kaekaha

Es buah Belungka Batu (Foto : Koleksi Pribadi)
Es buah Belungka Batu (Foto : Koleksi Pribadi)
Meskipun termasuk tanaman semusim (sekali panen) yang bisa ditanam sepanjang musim, di Kalimantan Selatan, seperti halnya di daerah Pulau Jawa bagian barat, buah Belungka batu memang hanya bisa di temukan di sekitar bulan Ramadhan saja, sehingga wajar jika masyarakat Banjar juga menyebutnya dengan "Buah Ramadhan", karena diluar bulan Ramadhan memang sulit sekali menemukan buah yang masih satu keluarga dengan buah melon itu.  Hal ini tidak terlepas dari fungsi buah Belungka Batu itu sendiri, yang relatif hanya cocok untuk campuran es buah saja.

Sedangkan inovasi diversifikasi produk untuk olahan yang lain masih belum ada, sehingga sebagian besar petani lebih memilih untuk bersikap pragmatis dengan hanya menanam buah Belungka batu ketika permintaan sedang memuncak di seputar bulan Ramadhan saja.

Belungka Batu di Kalimantan Selatan

Buah Belungka Batu di Kalimantan Selatan, hampir semuanya dipasok dari daerah Kabupaten Tapin, khususnya dari desa Batang Lantik, yang sebagian besar warganya memang berprofesi sebagai petani kebun. Sekedar informasi, Daerah kabupaten Tapin memang dikenal sebagai salah satu penghasil produk pertanian di Kalimantan Selatan. 

Selain di plot sebagai sentra bawang merah dan kentang, daerah ini juga dikenal sebagai penghasil cabai yang konon mempunyai indeks rasa pedas tertinggi di dunia, yaitu cabai Hiyung.  Bahkan sebagai pengakuan, pada tahun 2012 Kementerian Pertanian, melalui Pusat Perlindungan Varietas Tanaman dan Perizinan Pertanian telah menerbitkan sertifikat varietas lokal Cabai Hiyung sebagai cabai yang posisinya masih terpedas di Indonesia. Woooow!

Cabai Hiyung (Foto : inkypan.blogspot.co.id)
Cabai Hiyung (Foto : inkypan.blogspot.co.id)
Di seputar bulan Ramadhan seperti sekarang, tidak hanya penjual buah reguler saja yang menjajakan buah belungka batu, tapi juga banyak pedagang buah dadakan yang biasanya datang langsung dari daerah Tapin yang menjajakan si buah Ramadhan di pinggir-pinggir jalan protokol di Kota Banjarmasin dan sekitarnya dengan menggunakan mobil pick-up atau gerobak-gerobak buah yang bisa dipindah setiap saat.

 Di sepanjang jalan Ahmad Yani yang merupakan jalan lintas/poros Kalimantan yang menghubungkan berbagai propinsi di Kalimantan sekaligus etalase Kota Banjarmasin tersebut, juga tidak luput dari membanjirnya pedagang buah belungka batu. Biasanya para pedagang mengkombinasikannya dengan berdagang buah lainnya seperti semangka, melon, juga blewah. 

Buah-buahan yang dijual di pick-up pedagang (Foto : Koleksi Pribadi)
Buah-buahan yang dijual di pick-up pedagang (Foto : Koleksi Pribadi)
Seperti blewah, semangka dan melon, para pedagang disini biasa menjual belungka batu  dengan harga satuan per-kg bukan per-buah, tapi uniknya harga per-kg ini juga dipengaruhi besar nya buah, maksudnya semakin besar buah harga per-kg-nya lebih mahal.

 Sayang, bila dibandingkan dengan keluarganya yang lain, harga per-kg buah belungka batu dipasaran pedagang di sepanjang Jl. Ahmad Yani relatif tergolong murah, yaitu Rp. 6000/kg. Coba bandingkan dengan blewah yang datang dari Surabaya, harga per-kg-nya mencapai Rp.15.000-20.000,-

Bagi masyarakat Banjar, Belungka batu bukan hanya sekedar buah semusim yang hadir setahun sekali saja, tapi sudah menjadi bagian dari budaya masyarakat untuk meramaikan pernik kuliner dan asupan bergizi yang menyegarkan selama bulan Ramadhan.

 Sebagai buah "Ramadhan", tentu kehadiran si Timun Batu akan selalu dirindukan ketika bedug mulai bertalu-talu sepanjang petang di Bulan Suci yang penuh dengan berkah ini. Mau merasakan sensasinya? Yuk jalan-jalan Ramadhan ke Banjarmasin.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun