Mohon tunggu...
Kartini Dwi Sartika
Kartini Dwi Sartika Mohon Tunggu... Dosen - Lecturer, Public Relations, Amateur Singer-Songwriter

Lecturer, Public Relations, Amateur Singer-Songwriter

Selanjutnya

Tutup

Life Hack Pilihan

Menjadi Produktif dengan Tidak Produktif, Emang Bisa?

11 Juli 2021   18:07 Diperbarui: 12 Juli 2021   00:11 333
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mengukur produktivitas tidak semudah yang kita bayangkan. Seringkali kita terlena dengan seorang yang berambisi, sibuk dengan agendanya hingga lupa memperhatikan manajemen waktu yang baik. Lantas, overtime saat kerja apakah indikasi dari produktivitas? Jangan salah, sibuk dan produktif itu beda ya. 

Mengutip Manoush Zomorodi, seorang Jurnalis, Podcaster sekaligus Media Entrepreneur, menyampaikan tentang bagaimana kondisi 'bosan' dapat membawa kita kepada produktivitas. Terdengar kontradiktif bukan? 

Jika ditelusuri, tidak jarang sebuah ide brilian datang justru ketika kita tidak sedang dalam mode 'bekerja'. Entah sedang membersihkan rumah, membaca buku, santai mendengarkan musik, saat menghirup udara segar di pagi hari setelah bangun pagi atau bahkan disaat kita sedang melamun. 

"Karena ketika tubuh kita sudah terbiasa melakukan hal yang autopilot, otak kita akan sibuk membentuk koneksi saraf baru yang menghubungkan ide dan pemecahan masalah. Cobalah belajar mencintai kebosanan," ujar Manoush saat sesi Ted Talk-nya.

Mencintai kebosanan yang dimaksud adalah, meluangkan waktu untuk rileks sejenak tanpa harus memikirkan deadline pekerjaan atau distraksi lainnya. Tentunya akan terdapat titik jenuh dalam hal yang sudah biasa sering dilakukan. 

Disini adalah kesempatan kita untuk memaksimalkan waktu bosan kita. Let it be. Ketika bosan, biarkanlah otak dan pikiran mulai menyesuaikan. Mendapatkan waktu untuk rileks sejenak dan mulai mengeksplorasi kemungkinan-kemungkinan lainnya, sehingga dapat tersambung pada ide brilian baru hingga terwujudnya sebuah kreatifitas. 

Momentum eksplorasi itu yang harus dikembangkan. Ketika benak sudah mulai 'meminta lebih', maka lanjutkan. Dari yang tidak suka membaca, mungkin jadi tertarik membaca lebih banyak sehingga mendapatkan insight baru. Dari yang tidak suka menulis, ketika bosan dan akhirnya mencoba, siapa tau malah menjadi potensi lainnya yang baru ditemukan. 

Maka, tak salah jika memang harus belajar mencintai kebosanan. Karena, dengan bosan maka kamu akan menemukan jalan baru yang membawamu ke kreatifitas lainnya, dan dengan demikian dapat kita sebut bahwa kebosanan membawa kita kepada produktivitas. 

Tak heran seorang konseptor memiliki kecenderungan menghabiskan waktu untuk menyendiri dan berpikir, atau mungkin brainstorming ketimbang melakukan pekerjaan yang membutuhkan tingkat durability yang tinggi.

Simak beberapa hal yang dapat kamu lakukan ketika merasa bosan:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Life Hack Selengkapnya
Lihat Life Hack Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun