Mari kita simak penjelasan dibawah ini bersama-sama ya!!!
Menurut Dirjen Dukcapil Kemendagri, menunjukan bahwa total penduduk Indonesia mencapai 272 juta jiwa per Juni 2021. Adanya jumlah penduduk yang begitu banyak seharusnya menjadikan suatu Negara menjadi makmur dan maju. Namun kenyataannya menunjukkan sebaliknya, hal itu disebabkan oleh banyaknya jumlah penduduk tidak sebanding dengan lapangan pekerjaan yang tersedia. Menurut Data dari Badan Pusat Statistik menunjukan bahwa sebagaian pengangguran berasal dari lulusan perguruan tinggi atau jenjang diploma/akademisi (Wedayanti & Giantari, 2016). Hal tersebut sejalan dengan yang diungkap oleh (Ali, 2021) yang menunjukan bahwa sebagaian besar lulusan perguruan tinggi yang setengah mengganggur lebih besar daripada penggangguran terbuka. Selain itu, kondisi yang dihadapi saat ini ditambah dengan adanya persaingan global yakni adanya pemberlakukan Masyarakat Ekonomi Asean (Kholifah & Nurtanto, 2016). Adanya MEA dapat memicu persaingan secara bebas dengan lulusan perguruan tinggi asing dengan lulusan lokal, sehingga akan menyebabkan tingkat pengangguran akan semakin tinggi jika tidak disikapi dengan baik. Disisi lain menunjukkan bahwa tingkat kemampuan berwirausaha di Indonesia masih tergolong rendah bila dibandingkan dengan negara lainya yang berada di kawasan Asia Pasifik. Untuk mengurangi jumlah pengangguran yang ada, salah satunya dapat dilakukan dengan cara mengembangkan semangat entrepreneurship sedini mungkin. Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan oleh McClelland (dalam Frinces, 2010) yaitu suatu negara dapat dianggap maju apabila jumlah entrepreneurnya minimal 2% dari total jumlah penduduknya.
Pokok pembahasan diatas menekankan bahwa pentingnya profesi sebagai wirausaha. Kewirausahaan dipandang sangat penting dalam mensejahterakan masyarakat maupun dalam pembangun sebuah negara. Hal ini sesuai dengan intruksi yang dikeluarkan oleh pemerintah Nomor 4 tahun 1995 mengenai Gerakan Nasional Memasyarakatkan dan Membudayakan Kewirausahaan, mengamanatkan kepada seluruh masyarakat dan bangsa Indonesia untuk mengembangkan program-program kewirausahaan (Mulyani, 2011). Melalui gerakan ini diharapakan masyarakat dapat meningkatkan karakter kewirausahan agar mejadi bagian dari etos kerja masyarakat dan bagi bangsa. Oleh karenanya dapat melahirkan wirausahawan baru yang berkarakter tangguh, unggul dan mandiri.
Wirausaha selain berpengaruh pada bidang pendidikan, juga berpengaruh penting di dalam masyarakat. Menurut Frinces (2010) Menyatakan bahwa menjadi seorang wirausaha di kalangan masayarakat, harus mampu melakukan perubahan dan perbaikan dalam rangka meningkatkan kualitas hidup. Selain itu, wirausaha diharapkan dapat berperan signifikan dalam meningkatkan kualitas diri dalam masyarakat dan bagi bangsa.
. Â Â Â Â Â Oleh karena itu, pendidikan kewirausahaan sangat penting dalam mempersiapkan generasi yang baru agar memiliki jiwa kewirausahaan. Jiwa kewirausahaan yang dimaksud yakni, berani melakukan inovasi, berani mengambil risiko, pantang menyerah, jujur dan berkeinginan untuk berprestasi merupakan modal yang harus dijadikan sebagai kebiasaan yang baik. Hal ini tentunya akan berpengaruh terhadap kebermanfaatan setelah pendidikan formal ataupun non formal. Dalam berprofesi sebagai seorang wirausha dapat diyakini dengan fakta bahwa mempunyai peranan yang besar dalam meningkatkan kualitas hidup individu, masyarakat dan bangsa. Selain itu, wirausaha berperan besar dalam menjadikan masyarakat dan bangsa yang makmur serta maju dalam bidang ekonomi dan pembangunan.
