Mohon tunggu...
Kacja Fathia
Kacja Fathia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Negri Malang

Mahasiswa Universita Negri Malang

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Keunikan Festival Malang Tempo Doeloe sebagai Kearifan Lokal

7 Maret 2023   08:00 Diperbarui: 7 Maret 2023   08:09 669
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Kota Malang adalah salah satu kota di Provinsi Jawa Timur yang menyimpan begitu banyak sejarah, kebudayaan dan akademis yang beragam dan menjadikan daya tarik tersendiri untuk kota ini. Bahkan pada beberapa komunitas tertentu tertarik untuk melakukan studi lebih lanjut mengenai Kota Malang sampai menghasilkan beberapa karya ilmiah. Salah satu contohnya adalah buku karya Dukut Imam Widodo yang menulis buku Malang Tempo Doeloe dan terbit pada tahun 2006. Ada saja jejak-jejak sejarah dari zaman dahulu, kolonial, dan kontemporer memuat informasi sejarah tentang Malang. Banyaknya situs purbakala yang tersimpan apik di Kota Malang, seperti candi Badut, candi Songgoriti, candi Singosari, candi Jago, dan candi Kidal. Lalu ada Makam Gribik dan masjid Jamik sebagai peninggalan zaman Islam. Perencanaan Malang dan infrastrukturnya masih tercampur dengan era kolonial, sebagai contohnya adalah bangunan dengan gaya anak benua Indies. Sedangkan dari peninggalan zaman modern ada senjata, kendaraan dinas dan pribadi, monumen, dan makam pahlawan. Selain itu, terdapat berbagai tinggalan tertulis, termasuk arsip dan kakawin (literatur). surat kabar, majalah, dan sebagainya. Belum lagi peninggalan pada jejak-jejak budaya seperti bahasa, pencaharian, kesenian dan kerajinan.

Begitu banyak hal-hal berharga yang tersimpan di Kota Malang, akan disayangkan jika semua itu hanya tersimpan rapi tanpa dikenali oleh generasi muda. Maka, dari itu Festival Tempo Doeloe Malang hadir, memperkenalkan berbagai macam budaya dan sejarah yang ada di Kota Malang. Dwi Cahyo selaku Ketua Yayasan Inggil, serta orang yang berperan penting dalam Festival Tempo Doeloe Malang bekerja sama dengan Pemkot Kota Malang untuk merancang Festival ini. Festival yang biasanya diadakan setiap satu tahun sekali di Jalan Ijen ini memiiki sebuah tujuan untuk memperkenalkan sejarah terbentuknya Kota Malang ke berbagai lapisan masyarakat dan bisa menumbuhkan rasa kepedulian warga Malang terhadap kota tercinta. Pembukaan festival dilakukan oleh walikota Malang yang memakai pakaian elit tempo dulu yang biasanya dipakai oleh pejabat tempo dulu, adapun para panitia, tamu undangan dan masyarakat pengunjung menggunakan pakaian Jawa Malangan.

Para romboangan walikota akan bersinggah terlebih dahulu ke perpustakaan kota untuk pameran lukisan dari pelukis Cina dan Malaysia, lalu berjalan ke Pendopo Agung untuk memulai acara pembukaan. Pada Acara pembukaan menyajikan pertunjukan yang menggambarkan kehidupan Kota Malang dengan berbagai sisi kehidupan, contohnya adalah pertunjukan wayang topeng dan ludruk. Tidak hanya dari segi kebudayaan saja festival ini juga memerkan garbar bersejarah pada baliho yang bisa dilihat oleh semua pengunjung, seperti Gambar Bung Karno dan Sudirman di baliho gerbang Kawi I dan  Gambar Kajoetanganstraat dan Javasche Bank di Baliho gerbang Semeru I.

Beberapa tempat juga dibagi menurut Zonanya, ada Zona Perjoeangan Yang diperuntukan untuk para pengunjung belajar mengenai pertempuran Tentara Repiblik Indonesia Pelajar (TRIP). Zona Djoempa, tokoh yang terdapat banyak replika tokoh-tokoh yang hadir dalam rapat Komite Indonesia Pusat (KNIP). Lalu Zona Wayang,untuk para pengunjung yang ingin belajar lebih tentang wayang dan masih banyak zona lainnya. Untuk saat ini festival ini dihentikan sementara karena Covid 19 dan juga demi kesehatan bersama. Diharapkan pada tahun ini festival ini bisa diselenggarakan kembali.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun