Mohon tunggu...
Rudi Mulia
Rudi Mulia Mohon Tunggu... Konsultan - Konselor

salah satu Co-founder Komunitas Love Borneo yang mendirikan rumah baca di pedalaman Kalimantan Barat. saat ini sudah ada 16 rumah baca dan akan terus bertambah

Selanjutnya

Tutup

Edukasi

Membangun Karakter dan Sifat Anak di Usia Emas

14 Februari 2012   18:22 Diperbarui: 25 Juni 2015   19:38 2482
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Beauty. Sumber ilustrasi: Unsplash

Sudah banyak artikel yang mengatakan bahwa periode usia emas anak adalah dari usia 0-6 tahun. Dalam periode ini ditekankan pentingnya pembentukan karakter dan sifat dalam diri anak. Mengapa demikian? Karena dalam masa ini otak anak berkembang seperti spons yang mudah menyerap apa saja yang terlihat, terdengar atau tercium anak. Mereka adalah pengamat dan peniru yang baik.

Saya pernah mendapatkan penjelasan tentang perkembangan otak anak sewaktu mengikuti seminar tentang anak emas. Saya belajar mengenai mekanisme perkembangan otak manusia dimana perkembangan otak anak yang paling pesat terjadi pada 7 tahun pertama kehidupan manusia di mana otak berkembang sampai dengan 95 %. Luar biasa bukan. Setiap peristiwa yang terjadi selama 6 tahun pertama itu akan terekam oleh otak dan membentuk jalinan-jalinan yang permanen sehingga terbentuklah karakter dan kepribadian seseorang.

Saya berusaha mengingat apa yang saya alami di usia emas tersebut. Yang teringat oleh saya adalah bahwa orangtua sering berjudi dengan teman-teman di rumah. Inilah yang menjadi penyebab saya tumbuh besar menjadi seorang penjudi, baik judi kartu maupun judi bola. Syukurlah sifat judi itu hilang setelah saya masuk kuliah. Jadi bagi saya teori usia emas di atas benar, bahwa setiap peristiwa yang terjadi dan perlakuan yang diterima oleh seorang anak secara berulang-ulang akan menetap dalam memori otaknya dan akan membentuk kepribadiannya.

Ini bisa juga mengartikan bila ada seorang anak yang mengalami masa kecil yang penuh dengan kekerasan kemungkinan ia akan tumbuh menjadi seorang pribadi yang keras juga. Seorang anakyang dibesarkan dalam suasana penuh kasih sayang dan lingkungan yang positif akan tumbuh besar menjadi seorang dengan kepribadian yang baik.

Saat ini saya memiliki seorang putri yang baru saja berumur 2 bulan. Mempelajari tentang teori anak usia emas dan juga pengalaman yang saya serta istri alami selama usia 0-6 tahun membuat kami menyadari bahwa ini adalah hal yang amat sangat penting. Kami sebagai orang tua menyadari dan berusaha untuk senantiasa memberikan perlakuan yang baik, lingkungan yang positif, kata-kata yang membangun, serta dukungan bagi anak. Harapan kami ia akan tumbuh besar menjadi manusia yang positif dan optimis.

Akan tetapi saya sadar bahwa melakukan semuanya itu tidak semudah mengatakannya, walaupun itu adalah hal-hal yang saya inginkan sebagai orangtuanya. Pengalaman-pengalaman saya semasa kecil bisa menjadi salah satu penyebab saya sulit melakukannya, sulit untuk mengungkapkan kasih sayang baik dalam bentuk perkataan maupun perbuatan.

Yang saat ini saya bisa lakukan adalah saya menyadari bahwa saya tidak mungkin menghapus masa lalu saya dan menerima itu sebagai puzzle dalam kehidupan saya. Selain itu, saya banyak membaca buku tentang perkembangan anak dan kehidupan tentang pola asuh anak. Saya percaya ada harapan bagi perkembangan anak saya untuk menjadi anak yang baik, setidaknya tidak seperti saya hehe....

Sedikit masukan buat kita semua, selama kita terus berusaha untuk memberikan yang terbaik bagi anak-anak, terlepas dari apapun yang kita alami semasa kecil, ada harapan supaya mereka menjadi pribadi yang unggul dan optimis. Apabila kita telah terlanjur melakukan kesalahan terhadap anak-anak, baik dalamperkataan maupun tindakan, it is not the end of the world. Masih ada harapan untuk membangun karakter dan sifat mereka menjadi lebih baik. Selalu ada kesempatan asal kita mau terus mencoba.

Salam

Mohon tunggu...

Lihat Konten Edukasi Selengkapnya
Lihat Edukasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun