Mohon tunggu...
Rudi Mulia
Rudi Mulia Mohon Tunggu... Konsultan - Konselor

salah satu Co-founder Komunitas Love Borneo yang mendirikan rumah baca di pedalaman Kalimantan Barat. saat ini sudah ada 16 rumah baca dan akan terus bertambah

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Lebih Baik Saya Jual Diri, Koh!

29 Desember 2011   15:01 Diperbarui: 25 Juni 2015   21:36 2532
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Lebih baik saya jual diri aja deh koh daripada gak kuat hidup begini"  ucap Mawar (nama samaran) beberapa waktu yang lalu. "Habis mau gimana lagi, kerja udah capek malah duitnya dihabiskan orang lain. Sekalian aja jual diri biar ada duit banyak" lanjutnya seraya menitikan air mata.

Saya yang mendengar pernyataannya hanya diam dan tak mengeluarkan sepatah katapun untuk sementara. Yah kehidupan Mawar memang cukup berat. Sepengetahuan saya selama mengenal dia dan berbicang-bincang, dia adalah gadis rantau yang telah menetap di Jakarta selama 6 tahun. Dia bekerja dari satu tempat ke tempat yang lain sambil mencari penghasilan yang cukup untuk dirinya dan juga keluarga asalnya. Wajah Mawar cukup lumayan namun kurang supel dalam pergaulan sehingga dia hanya memiliki sedikit teman. Kerabat di Jakarta pun tidak terlalu banyak.

Pekerjaannya yang pertama adalah sebagai penjaga toko pakaian. Kemudian menjadi penjaga toko jam, penjaga gerai ponsel sampai akhirnya dia bisa menjadi seorang karyawan dalam sebuah perusahaan. Mawar sebenarnya cukup beruntung bisa mendapat tempat dalam perusahaan tersebut mengingat skill-nya yang tidak begitu baik. Pendidikannya pun hanya sampai SMP. Tapi perusahaan itu mau menerima dan mempekerjakan Mawar dengan baik.

Masalah utama Mawar adalah terletak pada pengeluaran bulanannya yang cukup besar. Gajinya tidak cukup besar dan dia harus membayar kost serta kebutuhan bulanannya untuk dirinya sendiri, kalau ada sisa uang tersebut dikirim ke orangtuanya (ibu)  yang tinggal sendirian di kampung halaman. Ibunya juga memiliki penyakit diabetes yang biaya bulanan untuk penyakitnya cukup besar. Ditambah Mawar memiliki penyakit asma yang sering hinggap dan butuh biaya untuk obat-obatannya. Jadi bisa dikatakan dia tidak memiliki uang simpanan di bank. Saudara-saudaranya sendiri di kampung halaman juga hidup dalam kesusahan dan terkadang meminta bantuan kepada Mawar.

Tahun ini adalah tahun pergumulan hidupnya. Saudara kandungnya meminta bantuan uang dari dirinya karena ia tertangkap polisi bermain judi ditambah lagi penyakit ibunya yang semakin akut dan kelalaian dirinya dalam pekerjaan membuat dia harus menanggung pengleuaran tambahan. Sudah jatuh tertimpa tangga dan kena gigit anjing pula. Habis sudah. Itulah sebabnya dia melontarkan pernyataan seperti yang ada di paragraf awal.

Mawar merasa sudah hancur hati dan lebih baik jadi rusak sekalian dengan menjual diri. Dia mendengar dari temannya yang hidup dalam dunia malam dengan menjadi wanita panggilan duitnya itu sangat banyak. Mawar menganggap toh keluarganya tidak ada yang tahu dia kerja apa selama ini, yang mereka tahu bahwa ada uang kiriman setiap bulannya. Dengan menjual dirinya, Mawar yakin akan mendapat penghasilan lebih dan bisa membantu perekonomian keluarga. Dia mengatakan rela melakukan itu asal ibunya tidak sakit-sakitan dan kebutuhannya tercukupi.

Mungkin bagi kita itu adalah alasan klise bila seorang wanita menjalani hidup dengan menjual dirinya untuk mencukupi kebutuhan ekonomi. Namun untuk kasus Mawar ini, dia beranggapan itu bukan alasan klasik, tapi itu adalah alasan yang tepat dan masuk akal. Tidak ada kerabat ataupun saudaranya yang bisa membantu kehidupan keluarganya. Semua menutup mata untuk dirinya. Dan ini menjadi alasan kuat dia mengambil keputusan untuk menjual diri

Setelah berdiam diri cukup lama, saya kemudian mencoba membawa dia untuk tenang dalam mengambil keputusan. Terkadang emosi bisa mempengaruhi orang untuk mengambil keputusan. Singkat cerita saya berjanji akan membantu dia untuk melewati lembah air matanya ini. Saya tidak memberikan uang kepadanya. Saya hanya mengajak dia doa bersama begitupun dalam beberapa pertemuan berikutnya. Ajaibnya tangan Tuhan bekerja dengan luarbiasa. Ada orang-orang yang kemudian mengulurkan bantuan kepada Mawar meskipun mereka tidak mengenalnya. Segala pergumulan Mawar bisa dilewati satu persatu walau butuh proses yang panjang dan airmata yang banyak

Sekarang Mawar sudah bisa menapaki harinya dengan baik dan tegar meskipun masih terseok-seok . Yang penting keinginannya untuk menjual diri sudah tidak pernah ada lagi. Dia berusaha untuk optimis dengan dirinya sendiri dan juga untuk masa depannya. Saya sudah pernah melihat ibu Mawar yang beberapa waktu lalu datang ke Jakarta. Kondisinya juga sudah baik. Doa saya semoga Mawar bisa menjadi gadis tegar yang mampu berdiri walau tantangan berat menghadang dan memiliki keluarga yang harmonis. Amin

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun