Mohon tunggu...
Rudi Mulia
Rudi Mulia Mohon Tunggu... Konsultan - Konselor

salah satu Co-founder Komunitas Love Borneo yang mendirikan rumah baca di pedalaman Kalimantan Barat. saat ini sudah ada 16 rumah baca dan akan terus bertambah

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Hidup Bukan Soal Usia, tetapi Karya

13 September 2011   16:30 Diperbarui: 26 Juni 2015   01:59 246
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya percaya setiap kali seseorang yang kita kenal berulang tahun, kita lazim mengucapkan: “Semoga panjang umur dan Sukses ya di umur barunya dan bla..bla..." bukan kata-kata sebaliknya.."Semoga umurmu pendek dan cepat dipanggil" alah.. itu namanya mengajak ribut. Saya percaya umur panjang adalah anugerah Tuhan karena DIA lah yang menentukan umur manusia. Namun, terkadadang kita salah kaprah. Mengapa salah kaprah? Karena memiliki umur panjang bukanlah yang terutama dalam hidup ini. Umur panjang tidak selalu menjadi keuntungan bagi semua orang. Umur panjang adalah kabar buruk bagi mereka yang mengalami kesulitan yang tak kunjung habis baik dalam masalah keuangan, penyakit yang lama (long term seperti kanker, HIV, dll) dan kesusahan yang luar biasa. Itu sebabnya bagi orang yang tidak tahan dengan keadaan seperti itu, mereka memilih jalan pintas. Ada yang bunuh diri, memilih euthanasia. Ada yang memilih minum baygon, gantung diri dan pilihan-pilihan mengakhiri hidup yang lain.  Mengakhiri hidup supaya berakhir pula segala nestapa dan kesusahan hidup. Lalu kalau umur panjang bukan yang terpenting dalam hidup ini, lantas apa yang menjadi fokus hidup? Salah satu bagian kitab suci yang saya baca menjelaskan bahwa hidup manusia itu untuk memberi buah. Perenungan saya adalah yang terpenting bukanlah umur, melainkan buah. Kebernilaian hidup seseorang tidak dilihat dari seberapa lamanya dia hidup di dunia, tetapi seberapa seriusnya, semangatnya, dan tekunnya dia dalam menghasilkan buah bagi sesama. Selama nafas masih dikandung badan, setiap kita mengemban tugas untuk menghasilkan buah. Mungkin anda bertanya, buah seperti apa? buah itu adalah karya kita terhadap orang-orang yang disayangi seperti kesetiaan kepada pasangan/keluarga, tanggung jawab dalam pekerjaan, menolong orang yang susah dan lain-lain. Para nabi yang hidup di jamannya sampai akhir hidupnya mereka memberi buah/karya. Dijaman sekarang ini juga banyak orang-orang yang bisa kita contoh. Ada Nelson Mandela, Mother Teresa sampai ke-dua prokklamator Indonesia Bung Karno-Bung Hatta memberi buah sampai akhir hidupnya. Di kompasiana ini juga ada begitu banyak orang yang mahir melahirkan karya master-piece yang orisinil, akurat dan aktual. Semoga karya-karya dalam situs ini seperti buah segar yang bisa dinikmati orang lain. Masing-masing manusia ada talentanya, ada ketrampilannya, ada bakat. Biar semua itu bisa menjadi bibit untuk menghasilkan buah. Umur panjang tanpa buah adalah seperti kanvas besar tapi kosong melompong. Tidak ada guna. Sia-sia. Umur pendek penuh dengan buah adalah seperti kupu-kupu. Kecil tapi indah bukan main. Istimewa. kiranya tulisan ini menolong kita semua

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun