Uang.. lagi-lagi uang. Mau sharing lagi mengenai cinta uang. Sharing ini saya tulis karena melihat kehidupan rekan hidup yang perangainya berubah 180 derajat setelah menjadi seorang pengusaha. Tidak ada lagi waktu untuk bertemu dengan rekan apalagi waktu untuk bertemu keluarga. Semuanya dia korbankan demi satu cinta: Cinta uang. Bahkan dia berani untuk bermain mata dengan oknum daerah untuk memperkaya pundi-pundi uangnya. Singkatnya sudah tidak takut lagi untuk berbuat dosa.
Seperti kutipan renungan yang saya baca beberapa waktu lalu, yang mengatakan bahwa akar segala kejahatan adalah cinta uang. Cinta uang berarti menjadikan uang lebih dari segalanya. Cinta uang berarti menandakan hatinya dipenuhi dengan lambang uang. Tidak ada yang lebih berarti bagi seorang yang cinta uang selain uangnya sendiri. Ketika tidak dapat mengontrol rasa cinta uang ini, maka ia yang akan mengontrol dan bila sudah dikontrol uang, maka tidak dapat lagi menikmati uang dan akibatnya hilanglah kebahagiaan.
Pada prinsipnya tulisan ini tidak melarang kita untuk menjadi kaya; dan juga tidak menganjurkan kita untuk hidup miskin. Tulisan ini hanya sekedar mengingatkan adalah bahaya dari sikap keserakahan untuk memperoleh kekayaan. Sikap serakah bukan sekedar sikap yang ingin memperoleh banyak seperti uang dan harta benda, tetapi sesungguhnyanya sikap serakah merupakan suatu hawa nafsu yang liar dan tidak pernah terpuaskan sehingga orientasi hidup dialihkan secara total kepada keinginan yang sementara. Beberapa contoh kasus karena cinta uang: -Karena cinta uang, suami rela meninggalkan keluarga. Bisnis bagustapi keluarga hancur jadi malapetaka -Karena cinta uang, seorang gadis rela menjual tubuhnya kepada pria hidung belang. Kegadisan menjadi tidak ada artinya lagi. -Karena cinta uang, seorang karyawan berani untuk menipu rekanannya. Contohnya bisa kita lihat dari Melinda dee. -Karena cinta uang, banyak oknum penegakhukum (Polisi, Jaksa dan Hakim) berani kongkalikong kasus dengan para penjahat. Siapa berani bayar lebih besar dia bebas. -Karena cinta uang, ada beberapa oknum PNS yang bekerja hanya untuk membuat proyek ‘aspal’. Buat proyek fiktif supaya uang turun. -Karena cinta uang, orang-orang yang mengaku wakil rakyat bisa memanipulasi anggaran Negara untuk kepentingan pribadi dan kelompok. -Karena cinta uang, orang bisa tidak mau peduli atau mengabaikan sesama yang miskin dan menderita. Tidak ada lagi rasa kemanusiaan. -Karena cinta uang, banyak manusia yang menutup pintu hati mereka terhadap kemurahan dan belas-kasihan. Mereka bisa dibayaruntuk melakukan kekerasan. -Karena cinta uang, banyak orang lebih cenderung menjadikan sesamanya sebagai obyek untuk dimanipulasi atau dieksploitasi. Sesamanya bisa berarti orangtuanya, saudaranya bahkan pasangannya sendiri. Intinya adalah karena cinta uang, orang berani menghalalkan segala macam cara untuk meperoleh kekayaan, dan hidup untuk memuaskan hawa nafsunya saja. Uang memiliki potensi menghancurkan hidup seseorang, sehingga kalau kita tidak waspada dan berjaga-jaga maka uang itu akan membuat kita mengabdi padanya.
Pernahkah kita mengevaluasi diri apakah kita termasuk dalam kategori orang yang cinta uang? . Biasanya,kita langsung beranggapan bahwa orang yang cinta uang itu adalah para penjahat yang mendapatkan uang secara tidak halal atau beranggapan bahwa orang-orang yang menghalalkan segala cara demi uang itulah yang masuk dalam golongan orang yang cinta uang. Orang merasa diri sudah “baik“ karena ia tidak melakukan seperti yang dilakukan para penjahat tersebut. Untuk tahu apakah kita cinta uang atau tidak tinggal lihat seberapa banyak kita biasa memberi. Orang cinta uang tidak terpikir untuk memberikan apa yang ia miliki pada orang lain meski ia hidup berkelimpahan. Nah jadi sekarang, apakah kita masuk golongan seorang yang cinta uang?
Saya masukan sedikit kalimat yang saya ambil dari renungan ini:
Renungkanlah : Uang dapat membeli teman, tetapi tidak dapat membeli kasih sayang. Uang dapat membeli sebuah tempat tidur, tetapi tidak dapat membeli “tidur”. Uang dapat membeli buku, tetapi tidak dapat membeli kepandaian. Uang dapat membeli obat, tetapi tidak dapat membeli kesehatan. Uang tidak dapat membeli rumah, tetapi tidak dapat membeli “home”. Uang dapat membeli agama, tetapi tidak dapat membeli surga. Uang dapat membeli kemewahan, tetapi tidak dapat membeli kebahagiaan.
Sumber gambar dari: blog.maisyafree.com
artikel sebelumnya tentang uang
Siapa Mencintai Uang Tidak Akan Puas dengan Uang