Mohon tunggu...
KAMIL ICHSAN
KAMIL ICHSAN Mohon Tunggu... Freelancer - Socio Hippies

T : @KMLICHSN Insta : @imajibanal

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Denny Sakrie & Upaya Merawat Ingatan

10 Maret 2015   22:22 Diperbarui: 8 November 2015   20:03 541
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber

Kemarin, 9 Maret 2015 adalah Hari Musik Nasional, ingatan saya pun pergi ke suatu siang pada bulan Januari. Saat itu saya sedang santai sambil berbalas mention dengan teman-teman di twitter, sampai ketika saya membaca tweet seorang teman yang mengatakan bahwa denny sakrie meninggal dunia.

Saya pun kaget dan kemudian tanya sana-sini untuk memastikan kebenaran isu tersebut. Sampai pada akhirnya benar bahwa kang Denny sakrie meninggal dunia pada tanggal 3 Januari 2015 pada pukul 12 siang karena serangan jantung. Indonesia telah kehilangan sosok pengamat/archivist musik paling konsisten.

Seperti yang kita tahu, bahwa Denny sakrie merupakan pengamat musik, penulis, (kontributor di Majalah Tempo, Kompas dan Rollingstones), Juri dan penyiar radio. Walaupun saya belum pernah bertemu, awal mula saya mengenal kang Denny sakrie adalah ketika saya SMA, saat itu saya melihat TV (lupa apa nama acaranya) dan beliau sedang membahas mengenai berbagai macam aspek dalam industri musik di Indonesia. Saya pun langsung tertarik dengan sosoknya yang santai dan paham betul mengenai seluk-beluk musik baik di Indonesia maupun manca negara.

Rasa penasaran pun semakin besar untuk mengenal sosok seorang Denny, saya kemudian berusaha mencari tahunya lewat internet dan kemudian menemukan tulisan-tulisan dalam blog pribadinya. Tanpa pikir panjang, Laman demi laman setiap postingan pada blog tersebut saya baca. Disana saya berjumpa dengan Dedy Stanzah dan The Rollies melalui tulisan “Deddy Stanzah (1949-2001) Manusia Rock n Roll!”, kelompok kampungan, the wailers dll. Maklum, Belum banyak pengetahuan tentang seniman/musisi zaman dahulu, usia saya baru 24 tahun, dan menurut saya era ke-emasan musik Indonesia adalah kisaran tahun 90-an sampai 2000-an awal.

Saking kegranjingannya kuping saya dengan musik era itu, saya sampai lupa untuk mendengarkan musik-musik jadul yang juga punya masa ke-emasan tentunya (1990 kebawah), Zaman-zaman dimana seniman Indonesia menjadi raja di Negerinya sendiri. Sebab jika hal tersebut tidak di Dokumentasikan, entah dengan cara apalagi kita dapat mempelajari/mengenal sosok seniman dalam sejarah panjang seni budaya Indonesia.

14259998511552901005
14259998511552901005

Sumber

Denny sakrie dan blog pribadinya. Terhitung mulai dari Agustus 2010 sampai dengan Januari 2015 dan 22 kategori yang terdapat dalam https://dennysakrie63.wordpress.com/. Terdapat ratusan? Artikel-artikel dalam blog tersebut yang berisi tulisan-tulisan bernas mengenai musik, industri, kritik, film atau hal-hal yang berkaitan dengannya (Seni budaya).

Hal ini menarik karena untuk saya pribadi yang mulai tertarik dengan band-band jadul/klasik agak sedikit kesulitan untuk mencari tempat bacaan yang lengkap, Khususnya mengenai musisi, seniman Indonesia. Tulisan-tulisan dalam blog Denny Sakrie adalah artefak industri musik Indonesia.

Tidak hanya dalam artikel-artikel pada media atau blog, Denny juga sering berbagi informasi atau kultwit melalui akun twitternya @dennysakrie, kicauannya pun berisi, tidak hanya candaan tetapi juga informasi/ilmu mengenai beragam aspek seni budaya khususnya musik, untuk tweet yang berkaitan dengan musik Indonesia, biasanya Denny menggunakan hastag #BanggaMusikIndonesia, #BanggaMusikIndonesia adalah salah satu caranya untuk mempromosikan/kampanye agar kita seharusnya dapat mengapresiasi lebih seni-budaya dalam negeri.

Dalam setiap gagasan yang dituangkan dalam tulisannya, Jurnalisme musik yang dianut oleh denny sakrie tidak hanya menyuguhkan sebuah reportase-reportase dangkal yang tidak memliki ideologi, akan tetapi juga terdapat kritik yang semata-mata untuk memicu timbulnya perubahan. Denny sakrie adalah sosok yang rela berkorban dalam perkembangan musik Indonesia. Ia berani berkorban tidak hanya finacial tetapi juga waktu untuk mengarsipkan/mendokumentasikan mengenai musik baik berupa fisik maupun analisisnya, salah satunya dalam blog pribadinya. segala macam artefak musik koleksinya menurut saya sangat layak untuk di masukan kedalam museum musik Indonesia.

14260000191163632374
14260000191163632374

Sumber

Sebelum meninggal dunia, Denny sakrie sempat merampungkan bukunya yang Berjudul “100 Tahun Musik Indonesia”, Ini adalah buku ke–enam (kalau tidak salah). 2 sebelumnya adalah Audio book Chrisye Masterpiece, Musisiku (yang diterbitkan bersama pecinta musik Indonesia) dan 3 buku yang masih dalam proses/belum selesai yaitu: Biografi Koes Plus, Buku Ensiklopop Indonesia 1950-2000. Ia juga pernah menjadi pengisi suara di beberapa iklan dan pernah menjadi juri ajang pencarian bakat.

Pada tanggal 10 tepat 1 hari setelah Hari Musik Nasional ini, sebagai penikmat musik saya ingin mengapresisasi kerja keras yang telah dilakukannya. Melalui tulisan sederhana ini saya berusaha mengenang kang Denny. Sebab berkat pandangan/informasi darinya selera menikmati musik saya setidaknya semakin beragamlah, tidak yang itu-itu aja.

Terimakasih Kang Denny.


---***---

 

 

Referensi:

https://dennysakrie63.wordpress.com/

http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Berkas:Denny_penyiar_radio.jpg&filetimestamp=20091108094056&

https://twitter.com/dennysakrie

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun