Mohon tunggu...
IMRON SUPRIYADI
IMRON SUPRIYADI Mohon Tunggu... Jurnalis - Jurnalis Tinggal di Palembang

Penulis adalah Guru Ngaji di Rumah Tahfidz Rahmat Palembang, dan Penulis Buku "Revolusi Hati untuk Negeri" bekerja sebagai Jurnalis di KabarSumatera.com Palembang. (www.kabarsumatera.com) dan mengelola situs sastra : www.dangausastra.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Ada Tuhan Dalam Minuman Keras

29 Maret 2013   21:25 Diperbarui: 9 September 2015   08:12 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Kalau kita menyimak sejumlah infromasi di berbagai media, Koran, televisi dan radio betapa kita kemudian sangat miris dan prihatin ketika terdengar, sebagian generasi kita terjebak dalam pergaulan bebas dan minum-minuman keras. Bahkan, diantara mereka ada yang kemudian harus terenggut nyawanya akibat menenggak minuman keras. Ya, mereka mati.

Bila kemudian kita melihat secara kasat mata, ada perasaan kasihan, sedih terutama bagi kedua orang tuanya yang harus kehilangan buah kasihnya. Ini sangat manusiawi. Tetapi ketika ini kita pahami dalam pandangan lain, sebenarnya dengan peristiwa meninggalnya sejumlah generasi bangsa ini akibat minuman keras, Tuhan tengah memberikan undangan kepada korban meninggal, agar segera kembali kepada-Nya.

Saya hanya ingin mengatakan, meninggalnya sebagian generasi bangsa ini yang menenggak minuman keras adalah pembatasan dosa yang mungkin akan terus dilakukan oleh korban, sehingga Tuhan harus menghentikan perilaku menyimpang ini dengan kematian. Tuhan masih cinta dan saying pada mereka, sehingga dengan segera Tuhan menarik mereka dari kolong langit ini. Mereka sedang dijemput kembali, karena di bumi mereka tidak mempan lagi dengan bermacam teguran, sapaan atau dalam bentuk apapun. Seolah, Tuhan berkata; dari pada kalian akan terus terjerumus dalam kubangan dosa, lebih baik kau aku batasi dosamu sampai disini. Maka meninggalah sebagian anak-anak kita.

Kedua, bagi yang tidak meninggal, minuman keras menjadi mediator Tuhan untuk mengundang mereka, agar mereka cepat kembai meng-Agungkan dan menyebut nama-Nya. Sebab, kenyataannya, sebagian teman, kerabat atau siapa saja yang sudah merasa tersiksa oleh minuman keras, lantas hamper saja mati oleh minuman keras atau obat terlarang, kalimat yang terucap dari bibirnya ; Ya, Tuhan kalau sekiranya Engkau masih memberi waktu aku hidup, maka aku berjanji besok aku tidak akan lagi minum barang haram ini.

Ada satu kesadaran yang seketika muncul dalam setiap diri yang tengah sekarat. Napasnya masih ditenggorakan. Tetapi kemudian masih punya waktu menyebut nama Tuhan. Disitulah, sebenarnya Tuhan sedang memberi undangan kepada korban agar cepat kembali, atau paling tidak agar korban menyebut dan ingat pada Sang Pencipta.

Bahasa dan simbol Tuhan untuk mengundang kita, bisa dengan berbagai berbentuk jika memang Tuhan berkehendak. Tetapi meski begitu, kiranya kita tidak mesti lebih dulu minuman keras untuk minta undangan dari Tuhan untuk kita.

Palembang, 2008

 

 

 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun