Mohon tunggu...
Kafka
Kafka Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Shifthing Konsumsi Komunikasi Visual

3 Oktober 2018   11:42 Diperbarui: 3 Oktober 2018   12:36 287
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Komunikasi satu arah telah menemui batas usia ekonomisnya. www.gluseum.com

Peran dan fungsi komunikasi visual pada saat ini, kembali mengalami perubahan yang cukup besar.

Komunikasi visual, dalam hal ini adalah video komersial bergeser dengan signifikan baik dalam channel yang digunakan, konten dan angle yang diusung.

Perubahan ini tidak lain tidak bukan disebabkan oleh berubahnya teknologi, preferensi dan attidude para viewer dalam mengkonsumsi asupan video komresial yang ada.

Khsusus dengan implementasi di Indonesia, disaat Pemerintah Indonesia mulai menerapkan regulasi izin penggunaan tv swasta pada awal 90 an, maka industri televisi dan perangkat pendukungnya, tumbuh dengan kuat dan pesat. Kurang lebih sepuluh tahun kemudian, tidak hanya mendukung peran TV nasional swasta, maka regulasi Pemerintahpun mengembangkan pendirian TV lokal. Atas kebijakan ini, maka dapat dipastikan jumlah Stasiun TV Swasta Nasional dan Swasta Daerah serta bentuk lainnya, tumbuh besar dan sangat pesat. Mimpi saat itu sangat gambling diperlihatkan, dengan bertambah besarnya jumlah stasiun TV, maka besar kue iklanpun akan semakin besar.

Untuk dapat menunjang pertumbuhan industri TV ini, secara sederhana, kitapun dapat memahami dengan sederhana. Setiap TV perlu menyusun program TV yang menarik, sehingga dapat memperoleh jumlah penonton yang besar dan konsisten dan mendapatkan rating yang tinggi. Imbalan dari rating yang tinggi tersebut adalah jumlah pemasukan iklan yang besar dan datang bertubi-tubi.

Formula sederhananya adalah acara bagus, jumlah penonton besar dan pemasukan iklanpun semakin besar.

Pada saat itu, Brand besar tidak memiliki keleluasan dalam memilih channel komunikasi dalam mempromosikan dan membangun hubungan persepsi yang baik dengan publik, terkecuali melalui Televisi. Apa yang ditampilkan di Televisi adalah hal yang terbaik dan harus segera di konsumsi, atas nama update pergaulan sosial.

Bulan madu tersebut telah usai. Baca dengan tenang....dan kita kitapun semakin yakin bahwa kue industri visual komersial telah mengikuti alur kehancuran industri musik global.

Marilah kita cermati dengan data yang disampaikan oleh https://www.omnicoreagency.com/youtube-statistics/ pada tahun 2017 mengenai youtube. Pada tahun 2017 jumlah video dishare mencapai 5 juta buah, para youtubers aktif mencapai 1,9 Milyar orang dan video you tube dilihat sebanyak 500 jt orang melalui ponsel. Selain youtube, hal ini juga diperkuat dengan jaringan streaming on line seperti Netflix dan lainnya. Perkembangan dunia digital tidak hanya melibas channel komunikasi visual yang telah berusia 50 tahun, namun mampu memberikan aturan baru dalam proses asupan komunikasi visual, channel yang digunakan, konten yang disukai atau tidak serta aturan bisnis yang baru.

Selama puluhan tahun, industri komunikasi visual, mampu menerapkan aturan agar masyarakat mengikuti asupan yang disampaikan melalui channel komunikasi visual serta membentuk budaya konsumtif global, pada saat narasi ini disampaikan, industri tersebut mungkin saja masih ada, namun yang jelas, usia masa produktifnya semakin pendek dan penuh kebingunan dalam mengikuti preferensi audience.

Mencerdaskan dan memberikan makna adalah tantangan praktisi visual saat ini. pro.magnumphotos.com/
Mencerdaskan dan memberikan makna adalah tantangan praktisi visual saat ini. pro.magnumphotos.com/
Secara lebih spesifik, jika ingin sedikit mendalami apa yang terjadi dalam proses konsumsi komunikasi visual, maka paling tidak terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan. Hal pertama, apapun itu bentuknya, bahwa metode hard selling tidak akan efektif untuk dijalankan dalam strategy marketing communication. Audience telah memiliki akses yang lebih kuat dalam menganalisa informasi yang disampaikan, mencari nara sumber yang dapat dijadikan acuan dan bahkan untuk memastikan informasi yang disampaikan, audience menanyakan langsung kepada brand.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun