Mohon tunggu...
Juni Wati Sri Rizki
Juni Wati Sri Rizki Mohon Tunggu... Dosen - Pembina Gerakan MULIA (Muslimah Peduli Alam)

Ibu rumah tangga yang gemar berimajinasi, berdiksi, dan menginspirasi; pencinta seni yang selalu merindukan harmoni dan senantiasa mengharapkan rida Ilahi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Mengenang Sosok Prof BJ Habibie, Mutiara Hikmah di Tengah Duka

12 September 2019   13:44 Diperbarui: 12 September 2019   14:06 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Setelah berjuang melawan penyakit jantung dan kondisi fisik yang mulai melemah dimakan usia, Prof. B.J. Habibie akhirnya kembali ke pangkuan Allah Swt. 83 tahun kehidupan dunia telah beliau jalani dengan sederet karya dan prestasi yang sangat menginspirasi dan sungguh berarti. 

Kabar kepergian beliau memang tidak begitu mengejutkan, mengingat kondisi kesehatan beliau yang belakangan ini sungguh mengkawatirkan. Namun demikian, kepergian beliau menyisakan duka yang teramat dalam, sekaligus memberikan begitu banyak pelajaran.

Beragam apresiasi dan testimoni deras mengalir. Mulai dari asisten pribadi, sahabat, kolega dan sanak famili, hingga para tokoh bangsa maupun pejabat negara dari dalam dan luar negeri. Ini menandakan betapa besarnya arti dan jasa beliau selama ini. Begitu banyak kenangan dan keteladanan yang telah beliau tanamkan. 

Begitu banyak petuah dan pesan moral yang beliau sampaikan, juga begitu banyak kekayaan intelektual serta karya nyata yang beliau wariskan. Semuanya menjadi peninggalan berharga yang seyogianya dapat kita manfaatkan untuk membangun peradaban Indonesia yang berkemajuan dan sarat nilai-nilai kebertuhanan.

Habibie menjadi ikon di segala aspek kehidupan. Beliau pantas dijadikan sosok panutan tentang keimanan dan ketakwaan, tentang kecerdasan dan kejeniusan, tentang perjuangan dan kesungguhan, tentang nasionalisme dan kecintaan terhadap bangsa dan peradaban, juga tentang ketulusan dan kesetiaan terhadap pasangan. 

Di tengah suasana duka inilah semua rekam jejak kebaikan beliau terungkap. Tanpa rekayasa. Mengalir apa adanya. Sebagai bukti dan pengakuan bahwa beliau adalah sosok sempurna dalam ukuran manusia biasa. Sosok yang berjasa dan patut dikenang sepanjang masa. Sosok yang mumpuni dan patut diteladani. Juga sosok berprestasi yang selalu layak diapresiasi.

Beliau yang begitu sibuk dan lelah selalu menyempatkan shalat malam dan berpuasa sunnah Senin-Kamis. Bermunajat kepada Allah Swt agar senantiasa diridai dan diberkahi. Beliau yang sudah mendunia tak pernah lupa memikirkan nasib dan masa depan bangsa Indonesia. 

Bahkan, beliau yang sudah bolak-balik menjalani perawatan kesehatan masih terus menggelorakan semangat pengabdian dalam mengembangkan ilmu pengetahuan. Rasanya tak cukup kata untuk menggambarkan sosok beliau yang sangat langka sekaligus sempurna. Air mata duka pun tak cukup untuk menggambarkan besarnya rasa duka dan kehilangan atas kepergian beliau. 

Hanya doa tulus dan harapan-harapan beliau yang segera dijelmakan yang pantas dijadikan balasan, sebagai ungkapan terimakasih atas segala kebaikan yang telah beliau torehkan. 

Agar harapan-harapan itu tak ikut terkubur bersama jasad beliau di alam kematian, mari kita ikat mutiara-mutiara hikmah ini. IMTAK dan IPTEK. Kita jadikan modal pembangunan bangsa dan negara menuju Indonesia maju, unggul dan bermartabat. Selamat jalan, Prof. B.J. Habibi. Semoga tenang dan bahagia di sisi Allah Swt. Aamiin.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun