Mohon tunggu...
Juwinda Ningrum
Juwinda Ningrum Mohon Tunggu... Guru - Guru PAUD

Lulusan Managemen Dakwah, suka topik dan baca buku #SelfImprovement, (e): windelafi@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Ketika Optimis Menjadi Berbahaya

29 Juni 2022   11:35 Diperbarui: 29 Juni 2022   11:44 575
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi - Narsis. (Pixabay) 

Semua orang sepakat bahwa sikap optimis lebih baik daripada sikap pesimis. Karena dengan sikap optimis, kita memiliki pola berpikir positif dan menjadikan diri kita lebih tangguh dalam menghadapi tantangan apapun. Tak hanya itu, dengan sikap optimis memberi kita energi untuk mencapai tujuan kita. Tetapi, bagaimana jadinya ketika kita bersikap optimis justru memberikan dampak buruk bagi kehidupan kita?

Dalam kehidupan sehari-hari sering kita temui, seseorang tidak menggunakan helm saat mengendarai motor, karena dia optimis, percaya bahwa dia akan selamat sampai tujuan dan hanya orang lain yang mengalami kecelakaan. Contoh lainnya, di masa pandemic ini muncul kalimat : "orang yang kena covid-19 itu, orang yang imunnya rendah", "aku masih muda,imunku masih kuat, jadi gak bakal kena covid-19". Kalimat tersebut banyak di lontarkan oleh orang-orang yang optimis bahwa dirinya tidak akan tertular. 

Fenomena-fenomena tersebut yang di namakan dengan Optimisme Bias, Salah satu jenis bias kognitif yang banyak dialami oleh manusia.

Sekilas mungkin kita mengira bahwa sikap optimisme bias tidak berpengaruh besar dalam hidup seseorang tetapi jika optimisme bias dibiarkan terlalu lama, maka sebenarnya berbahaya. Dampak dari optimisme bias, dapat menurunkan kemampuan seseorang dalam berpikir analisa terhadap resiko-resiko dalam pengambilan keputusan. 

Apakah berarti kita tidak boleh optimis? Tentu saja sikap optimis itu boleh-boleh saja tetapi yang perlu kita sadari adalah bahwa kita punya bias tersebut. Agar kita tidak terjebak dengan sikap optimisme bias ini, maka perlu kita pelajari apa makna dari optimisme bias, seperti apa realitas konkrit sikap optimisme bias, dan bagaimana sikap optimis yang benar?

Apa itu Optimisme bias?

Optimisme bias salah satu dari  kognitif bias. Kognitif Bias yaitu kesalahan berpikir yang mempengaruhi dalam pengambilan keputusan dan penilaian yang di buat oleh seseorang, kognitif bias membuat pola pikir menyederhanakan atau menyepelekan proses pengambil keputusan.

Optimisme bias ini mengakibatkan seseorang berasumsi bahwa dirinya lebih kecil kemungkinannya mengalami kejadian buruk. Optimisme bias ini juga mengakibatkan seseorang gagal mengukur resiko-resiko dan potensi yang ada dalam dirinya sehingga menjadikan dirinya terlalu percaya diri bahwa dirinya akan mendapatkan kebaikan dan kesuksesan.

Dari optimisme bias ini, muncul orang-orang optimis yang tidak rasional. Orang optimis irasional cenderung percaya diri terhadap kemampuan mereka sendiri dan cepat menarik keputusan-keputusan yang sangat positif dari data-data yang terbatas. Nama lain dari optimisme bias adalah Unrealistic. 

Optimisme Bias muncil dalam tiga bentuk (zein,2020) yaitu:

1. Ilusi Superioritas

yaitu keyakinan bahwa individu memiliki kelebihan daripada orang kebanyakan. Dengan kata lain, Seorang Optimisme Bias ini beranggapan bahwa Peristiwa buruk atau kegagalan jarang terjadi pada dirinya, karena potensi dan kelebihan yang di milikinya.

contohnya: 

seorang pelajar kelas 3 SMA yang akan mengikuti ujian masuk perguruan tinggi negeri. pelajar ini sangat berprestasi di sekolahnya, selalu juara 1 dan tidak pernah mendapatkan nilai yang jelek. sehingga membuat dia optimis dirinya pasti akan bisa masuk PTN dengan potensi yang di milikinya. Dengen berkata "sudah pasti saya pasti lolos dan bisa masuk PTN impian saya, tidak ada yang perlu di ragukan dari potensi saya dan tidak perlu belajar sungguh-sungguh". 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun