Mohon tunggu...
Juwita Sari
Juwita Sari Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Tugas Individu 2, 6 Juwita Sari

17 Agustus 2018   20:10 Diperbarui: 17 Agustus 2018   20:24 177
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Mitos Kuku Jari dan Rambut Akan Tumbuh Setelah Kematian

Banyak informasi yang beredar di kalangan masyarakat awam bahwa kuku jari dan rambut akan tumbuh setelah kematian. Kabarnya,sel-sel di kuku jari dan rambut akan tumbuh walaupun sudah dikubur di dalam tanah. Bahkan, mitos ini sudah beredar di masyarakat cukup lama. Tidak sedikit masyarakat yang menghubungkan dengan hal gaib. Hal ini tentu akan membuat keresahan di masyarakat.

Faktanya, kuku jari dan rambut merupakan bagian tubuh yang selalu tumbuh pada saat manusia masih hidup. Setiap minggu,kita bisa melihat kuku jari dan rambut yang bertambah panjang. Pertambahan ukuran kuku jari dan rambut tidak bisa dirasakan namun, hanya bisa dilihat oleh mata secara jelas. Rambut dan kuku terbuat dari keratin, protein struktural yang ditemukan di kulit vertebrata. Keratin ini berasal dari sel-sel mati kulit sebagai efek dari metabolisme. Pada manusia, rata-rata pertumbuhan kuku per hari sekitar 0.18 mm. Pertumbuhan kuku jari tergantung oleh musim, umur, tingkat diet,dan tidak teragntung oleh jenis kelamin. 1

Salah satu perubahan terpenting setelah kematian adalah berubahnya jaringan tubuh. Agar metabolisme tubuh dapat berjalan dengan baik, diperlukan pemeliharaan suhu di dalam tubuh agar enzim dapat bekerja sesuai tugasnya.2

Setelah kematian, manusia akan mengalami penurunan suhu. Panas yang dimiliki tubuh lama-lama akan lenyap dari jaringan tubuh. Dengan menurunnya fungsi tubuh, aktivitas enzim juga akan menurun sebesar 1 Celcius dan belum termasuk satu jam pertama. Sedangkan untuk mencapai suhu kamar dibutuhkan waktu sebesar 18 hingga 24 jam setelah kematian tergantung dengan kondisi jenazah dan ambeien.2

Seorang antropolog forensik William R. Maples   melakukan penelitian  dengan ahli dermatologist lain untuk menumpas mitos yang beredar di masyarakat. Hasil penelitian membuktikan bahwa kuku dan jari rambut akan tumbuh setelah kematian itu tidak benar. Kulit akan mengalami dehidrasi setelah mengalami kematian. Dehidrasi adalah keadaan dimana tubuh kehilangan cairan tubuh atau dapat disebut juga sebagai proses membuang molekul air dari hablur, senyawa, atau reaksi kimia. Kekurangan air atau dehidrasi inilah yang menyebabkan kuku jari dan rambut menebal seolah-olah menonjol keluar dan seolah-olah bertambah panjang ukurannya. Pertambahan panjang tersebut hanyalah ilusi optik yang diciptakan oleh kontrasnya jaringan lunak yang mengendur di kuku atau kulit rambut. Saat menyiapkan pemakaman, direktur pemakan setempat akan menyarankan untuk melembabkan kuku jenazah terlebih dahulu.3

Ketika jantung sudah berhenti berdetak, berhenti juga fungsinya untuk memompa darah ke seluruh bagian tubuh manusia. Karena darah dari jantung membawa oksigen, maka aliran oksigen ke kulit akan berhenti. Otomatis kuku jari dan rambut akan berhenti pertumbuhannya. Namun, ketika jantung berhenti berdetak, dalam tubuh kita terdapat sisa oksigen yang sedikit dan cukup untuk membuat kuku dan jari rambut seolah-olah tumbuh. Lagipula, pertumbuhan kuku jari dan rambut membutuhkan enzim dan sistem yang kompleks dan tidak akan kembali saat pasien sudah dinyatakan meninggal. Selain oksigen, pertumbuhan kuku dan jari dipengaruhi oleh glukosa yang dibawa oleh darah. Itu tidak akan berjalan pada saat manusia sudah meninggal. 3

Dengan demikian, kuku jari serta rambut di tubuh kita akan tumbuh setelah kematian itu tidak benar. Ketika tidak ada energi yang masuk setelah meninggal, tidak mungkin bahwa bagian tubuh masih mengalami pertumbuhan. Kematian membuat pasokan glukosa dan oksigen yang menyebabkan pertumbuhan kuku jari dan rambut terhenti. Mitos yang beredar ini disebabkan oleh reaksi dalam tubuh akibat mengendurnya kulit. 3

REFERENSI

1  Gabriella S. Profil Pertumbuhan Kuku Jari-jari Tangan Manusia Ras Mongoloid pada Laki-laki dan Perempuan Dewasa: Kajian potensi pengukuran pertumbuhan kuku sebagai variabel / parameter baru perkiraan saat kematian [Skripsi]. Yogyakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada; 2014 [Cited 2018 Aug 3]. Available from http://etd.repository.ugm.ac.id/index.php?mod=penelitian_detail&sub=PenelitianDetail&act=view&typ=html&buku_id=75527&obyek_id=4

2 Wilson A, Tobin D. Hair After Death. University of Bradford, Bradford [ Internet ]. 2010 [cited 2018 Aug 13]. DOI: 10.1007/978-3-642-02636-2_24. Available from http://pawsoflife-org.k9handleracademy.com/Library/HRD/Wilson_Andrew_2010.pdf

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun