Mohon tunggu...
Jusuf Kalla
Jusuf Kalla Mohon Tunggu... Diplomat - Wakil Presiden Indonesia

Wakil Presiden RI (2004-2009) & (2014-2019) Ketua Umum Palang Merah Indonesia (PMI) Ketua Umum Dewan Masjid Indonesia (DMI) Website : www.jusufkalla.info

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Rajin Ibadah tapi Impor

1 Oktober 2013   19:04 Diperbarui: 1 November 2018   13:47 3502
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Shutterstock

Negara demokratis dan tidak demokratis juga sama-sama bisa maju. Amerika dengan demokrasinya maju. China yang tak demokratis juga bisa maju. Jadi satu faktor penting untuk kemajuan adalah semangat untuk maju yang bisa menjamin negara bisa maju. Karena itulah, kalau kita bicara perdagangan, kita harus bicara dulu apa yang bisa kita buat. 

Kita negara kaya banyak sumber alam, banyak batu bara, banyak emas, nikel, dan kita juga kaya akan hutan. Tapi, kekayaan atau rahmat yang paling besar diberikan ke kita adalah matahari. Di Eropa itu ada sinar matahari cuma tiga bulan. Di Timur Tengah berlebihan. Di sini panas nya pas. Tak panas dan tak dingin. 

Maka dari itu di Indonesia hijau sepanjang tahun. Karena itulah mengapa kita punya kekuatan di bidang pertanian misalnya di Pati Jawa Tengah yang kaya akan kacang dan gaplek. Kenapa kekayaan kita banyak, tapi kita tak makmur? Karena di sini kita hanya tanam, potong, keringkan dan lalu jual. Orang lain di luar negeri sana bikin tepung dijual, dan mereka lebih untung. 

Jadi mereka proses dulu lalu dijual. Ada added value di sana. Kita tanam kacang. Tapi yang jual perusahaan besar seperti Garuda dan Dua kelinci. Merekalah lebih beruntung. Petani daerah tak untung. Lalu apa yang bisa kita lakukan? Kita harus punya ilmu pengetahuan, pengalaman dan semangat. Kalau semua mahasiswa semangat, kita semua bisa sukses. Berusaha itu tak ada hubungannya dengan sekolah. 

Banyak orang kira makin tinggi sekolah makin sukses dia. Yang menjadikan orang sukses adalah kemauan dan semangat. Jika anda tahu Chairul Tanjung, dia memangnya belajar komunikasi? Tidak. Dia itu dokter gigi. Apa hubungannya dokter gigi dengan televisi? Anda juga perhatikan Dahlan Iskan. Dia itu sekolah IAIN tapi dia punya koran. 

Anda juga tahu Mark Zukerberg? Dia pendiri Facebook tapi tidak tamat. Bapak saya itu lulus kelas 3 SD. Tapi dia punya perusahaan besar. Tapi anda jangan tidak tamat. Tidak tamat saja hebat, apalagi tamat. Jadi semangat dan kemauan yang membuat anda hebat. Tapi sekolah akan mendukung anda lebih sukses. Kalau bersaing, anda harus pikirkan diri sendiri dulu. Anda harus semangat dulu untuk ingin maju. 

Bagaimana semangat itu ditumbuhkan? Yakni dengan kemauan kita melihat lingkungan kita lebih baik, keluarga kita lebih baik. Negeri ini apa kurangnya? Semua ada. Kalau anda naik haji, anda bisa lihat alam itu makin ke barat makin kering. India kering apalagi Timur Tengah. Tapi mereka semua juga bisa maju. 

Singapura punya apa? Mereka juga bisa maju. Rajin ibadah tapi impor Jadi jika anda belajar agama itu bukan hanya belajar dari kitab. Tapi juga dari contoh, tauladan. Sering saya katakan kalau kita doa panjang-panjang kesimpulannya cuma satu, robbana atina fiddunya hasanah wa fil akhirati hasanah waqina adzabannar. 

Jadi memang doa itu menunjukkan bahwa bukan akhirat saja yang harus maju, tapi dunia harus maju juga. Jangan anda bagus shalatnya, ibadahnya, tapi anda impor barang dari China. Bagaimana anda itu? Atau hanya jadi TKI atau TKW? Karena itu, begitu kayanya kita ini harus ditopang dengan pengetahuan. Kemajuan tanpa pengetahuan tak akan berjalan secepat yang kita inginkan. 

Saya yakin bahwa AFTA menjadi bagian perdagangan yang bebas tapi kita harus pahami bahwa tiap negara itu punya hubungan timbal balik. Tak ada negara satu pun negara yang bisa memenuhi kebutuhannya sendiri. Kita bisa kaya soal batu bara, tapi kita kalah soal elektronik dari Thailand. Jadi yang perlu diperhatikan adalah bagaimana masing-masing daerah punya kelebihan.

Sama saja kalau hari ini kita bicara rupiah turun. Ada orang yang senang dan susah. Orang di Pati pasti senang karena harga singkong dan kacang naik. Orang Makassar foya-foya karena udang naik drastis harganya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun