Mohon tunggu...
Justicia Estetika Maulida
Justicia Estetika Maulida Mohon Tunggu... Penulis - NGO Hoshizora Foundation's part-timer

Seorang pekerja paruh waktu di sebuah Organisasi Non-profit Hoshizora Foundation.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Realisasi SDGs Melalui Design Thinking dan Project Management

28 April 2022   13:15 Diperbarui: 28 April 2022   13:17 647
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Minggu, 24 April 2022 - Hoshizora Foundation menyelenggarakan Sustainable Development Goals (SDGs) Workshop untuk pertama kalinya. Kegiatan workshop diikuti oleh Adik-adik Bintang (anak-anak penerima Beasiswa Mimpi Anak Negeri Hoshizora dari keluarga pra-sejahtera) jenjang SMA/Sederajat dari berbagai daerah di Indonesia. Kegiatan yang telah berlangsung sejak awal Bulan April 2022 ini mengajak para peserta untuk menginisiasi project dengan tema SDGs.

Hoshizora SDGs Workshop adalah rangkaian kegiatan yang dilaksanakan untuk mendukung pengembangan salah satu kompetensi dari Adik Bintang yaitu care for others (peduli pada masyarakat di sekitarnya dan peduli pada lingkungan). 

Project Director Hoshizora SDGs Workshop, Wenda Gumulya, memaparkan ada tiga komponen pembelajaran utama dari kegiatan ini: [1] Pengetahuan tentang Sustainable Development Goals (SDGs), [2] Pembuatan solusi tepat sasaran menggunakan metode Design Thinking, dan [3] Implementasi solusi menggunakan metode Project Management dan Project-based learning sederhana. Adik Bintang diasah untuk membangun cara berpikir kreatif, solutif dan kolaboratif dalam memecahkan masalah. 

Khusus di Bulan April bersamaan dengan peringatan Hari Bumi, Hoshizora SDGs Workshop berfokus pada tema lingkungan. Dengan mengikuti kegiatan ini, Adik Bintang diharapkan dapat menumbuhkan rasa peduli dan kontribusi yang lebih besar terhadap pelestarian lingkungan di sekitarnya. 

Format Pelaksanaan Hoshizora SDGs Workshop

Hoshizora SDGs Workshop diselenggarakan selama tiga minggu berturut-turut di Bulan April. Ada lima SDGs yang difokuskan di sesi April ini, SDG 7 (Affordable and Clean Energy), SDG 12 (Responsible Consumption and Production), SDG 13 (Climate Change), SDG 14 (Life Below Water), dan SDG 15 (Life on Land). Adik-adik Bintang dibagi menjadi delapan kelompok kecil (3-4 orang setiap kelompok) untuk melakukan diskusi dan membuat solusi yang berkaitan dengan SDG yang ditargetkan. 

Di sesi pertama Adik Bintang mendapatkan pengetahuan tentang SDGs, Design Thinking dan Project Management, yang diikuti dengan diskusi kelompok singkat tentang masalah dan solusi yang ingin mereka kerjakan di dalam project. Sesi kedua memfokuskan pada kegiatan pembangunan project, dibantu dengan para fasilitator. Di sesi ketiga yang jatuh pada tanggal 23 April 2022, tiap kelompok Adik Bintang mempresentasikan ide solusi dan hasil project mereka. 

Adik Cahya, salah satu peserta dari Kulonprogo, Yogyakarta, mengungkapkan, "Seru kak! Selama kurang lebih tiga minggu kita bisa saling bertukar pikiran sesama rekan satu tim. Terus saat presentasi hari ini, bisa mengenal teman-teman dari berbagai daerah dan menambah pengetahuan tentang kondisi permasalahan lingkungan di daerah mereka."

Project Terpilih Mendapatkan Pendanaan

Setelah melalui proses presentasi dan penjurian, tiga project terpilih mendapatkan pendanaan untuk implementasi lebih lanjut: Penghijauan hutan dengan penanaman pohon kemiri asli Hutan Palidi di Bima (pemenang pertama), Family Trash Management melalui edukasi dan pemilahan sampah dari tingkat keluarga (pemenang kedua), Budidaya maggot dengan lalat sebagai salah satu solusi pengelolaan limbah organik (pemenang ketiga). 

Kelompok 10 yang terpilih sebagai pemenang pertama mengaku tidak menyangka bisa menang. "Kami bersyukur dengan adanya dukungan dari Hoshizora. Karena di wilayah kami di Parado, Bima, tanaman kemiri merupakan komoditas asli yang memiliki fungsi ganda sebagai pelindung lahan dan sumber pendapatan orang desa. Semoga bantuan pendanaan ini bisa membantu kami mengimplementasikan project ini." ungkap Adik  Khaerunas, perwakilan dari kelompok 10.

Representatif Dewan Juri, Dr. Andante Hadi dari Waseda University Jepang menyampaikan masukannya tentang pemenang pertama, di mana pemilihan solusi penghijauan hutan di Bima dengan tanaman kemiri memberi dampak yang berkesinambungan untuk kelestarian hutan, dapat dikerjakan secara konkrit oleh warga desa, juga memberi manfaat ekonomi dan sosial bagi masyarakat lokal. Juri lainnya, Andhika Mahardika (CEO PT Agradaya) juga menyampaikan apresiasinya tentang kerangka berpikir sistematis yang ditunjukkan oleh Adik-adik Bintang dalam membangun solusi dan project yang berkelanjutan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun