Mohon tunggu...
Jusman Dalle
Jusman Dalle Mohon Tunggu... Editor - Praktisi ekonomi digital

Praktisi Ekonomi Digital | Tulisan diterbitkan 38 media : Kompas, Jawa Pos, Tempo, Republika, Detik.com, dll | Sejak Tahun 2010 Menulis 5 Jam Setiap Hari | Sesekali Menulis Tema Sosial Politik | Tinggal di www.jusman-dalle.blogspot.com | Dapat ditemui dan berbincang di Twitter @JusDalle

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Agung Podomoro Land dan Ken Lawadinata Persengit Pertarungan E-commerce

5 November 2016   10:20 Diperbarui: 5 November 2016   16:36 204
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ken Dean L. Sumber gambar: techinasia.com

Belum lama ini para Kaskuser seantero planet bumi bersedih. Berita kepergian Ken Dean Lawadinata dari online forum kebanggaan Indonesia tersebut sangat mengejutkan. Tak lama setelah keluar dari KASKUS, sang IT Man sekaligus co-founder KASKUS kembali membuat kejutan dengan kemunculannya di media.

Kali ini Ken muncul membawa berita bersama pimpinan Agung Podomoro Land (APLN). Ken dipercaya membangun sebuah e-commerce untuk trade mallyang berada di bawah pengelolaan APLN. Intinya, APLN akan masuk ke bisnis online dengan Ken sebagai panglima perang.

Dengan kapasitasnya di bidang IT yang sangat mumpuni dan tak diragukan lagi setelah sukses membesarkan KASKUS, Ken tentu saja akan mengerahkan segala kemampuannya untuk membuktikan bahwa ia memang mumpuni di bidang IT yang bisa dikatakan sebagai denyut nadi dari bisnis ecommerce. Ken mempertaruhkan reputasi sekaligus membuktikan diri, bahwa bukan hanya KASKUS dengan member aktif tak kurang dari 2 juta orang yang mampu ia bangun menjadi raksasa digital di Indonesia. Kekuatan Ken akan sangat berlipat ganda karena sokongan APLN yang kita kenal sebagai perusahaan besar di negeri ini.

Kolaborasi Ken dan Agung Podomoro Land diyakini mempengaruhi lanskap e-commerce,teurtama iklim kompetisi akan menjadi semakin sengit. Sisi positifnya, bagi para konsumen, ragam pilihane-commerce ini memudahkan kita memperoleh barang yang diincar dengan harga kompetitif dan tentu saja pelayanan yang semakin baik.

Ide APLN masuk ke bisnis e-commercesendiri bisa dipastikan untuk semakin mengokohkan positioningkonglomerasi ini di ranah trade mall. Saat ini, APLN memiliki 10 trade mall. Kekuatan 10 trade mall tersebut akan berlipat ganda dengan kehadiran e-commerce yang meruntuhkan sekat batas wilayah.

Selain 10 trade mall yang dimiliki saat ini, bukan tidak mungkin APLN juga mendorong integrasi tenant-tenant yang ada di mall milik developer pelopor konsep real estate ini masuk ke ranah ecommerce. Sebab APLN memiliki sejumlah mall ternama tak hanya di Jakarta, namun juga di luar pulau Jawa. Terlebih, saat ini APLN terus melakukan ekspansi bisnis dengan membangun superblok di daerah-daerah seperti Orchard Park di Batam dan Borneo Bay di Balikpapan. Di setiap superblok tersebut, APLN membangun kawasan komersil berupa pertokoan dan juga mall.

Ini artinya, kita melihat babak baru dalam bisnis ecommerce. Tak lagi melulu bicara soal retailer sebagai ujung tombak pemasaran. Ecommerce telah bersenyawa dengan industri properti yang sebelumnya telah mapan. Kedua industri yang berbeda aliran ini saling menopang positioning. Sesuatu yang unik, dan belum pernah kita dengar terjadi di negara lain.

Peta Ecommerce

Bila skenario semi terbuka dengan memberikan kesempatan kepada para retailer di trade mall maupun pemilik tenant di mall yang diterapkan oleh APLN nanti, maka ini berarti APLN menciptakan arus baru dalam industri digital di tanah air. Yakni memadukan antara ecommerce dan marketplace. Dimana kedua sistem ini memiliki perbedaan pada siapa sellernya.

Di marketplace, siapapun bisa menjadi seller dengan aneka macam produk. Sementara seller di ecommerce hanya satu, yakni si pemilik ecommerce tersebut. Sejauh ini, APLN dikabarkan akan memfasilitasi para pedagang di trade mall miliknya untuk go online.

Soal peta persaingan ecommerce dan marketplace, saat ini sudah banyak nama-nama popula yang sudah eksis di pasar. Mulai dari pemain lokal yang terafiliasi dengan konglomerasi bisnis besar seperti mataharimall, bukalapak, tokopedia maupun jaringan internasional seperti Lazada, OLX, dan elevenia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun