Mohon tunggu...
Jusman Dalle
Jusman Dalle Mohon Tunggu... Editor - Praktisi ekonomi digital

Praktisi Ekonomi Digital | Tulisan diterbitkan 38 media : Kompas, Jawa Pos, Tempo, Republika, Detik.com, dll | Sejak Tahun 2010 Menulis 5 Jam Setiap Hari | Sesekali Menulis Tema Sosial Politik | Tinggal di www.jusman-dalle.blogspot.com | Dapat ditemui dan berbincang di Twitter @JusDalle

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Artikel Utama

Jenis Mobil Listrik yang Segera Mengaspal di Indonesia

21 Agustus 2019   13:32 Diperbarui: 29 Agustus 2019   13:39 1370
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi mobil listrik.(The Guardian) | kompas.com

Ilustrasi sederhana mekanisme kerja mobil listrik. (Sumber: wsj.com, dengan sedikit modifikasi)
Ilustrasi sederhana mekanisme kerja mobil listrik. (Sumber: wsj.com, dengan sedikit modifikasi)
Jenis Mobil Listrik
Masa peralihan merupakan ajang edukasi bagi masyarakat dalam mengenal teknologi mobil listrik. Teknologi yang sama sekali berbeda dengan era mobil mesin bakar. Termasuk bakal mengubah pola perilaku masyarakat selaku pengguna kendaraan. Kita mengenal empat jenis mobil listrik.

Pertama, Mild hybrid. Ini sistem paling sederhana dari adopsi mobil listrik. Beberapa pabrikan sudah menerapkan teknologi ini. Namun bahkan tidak mengklaim sebagai mobil listrik. Sebab memang hanya merekayasa aspek kelistrikan internal yang tak terkait langsung ke mesin penggerak. Misalnya di Mazda 3 terbaru yang mengusung mesin Skyactive G dan Skyactive X. Lineup Mercedes Benz pun sudah menerapkan teknologi mild hybrid.

Mild hybrid ditanam dan bekerja pada kendaraan berbahan bakar minyak. Ia menyimpan listrik dari energi yang terbuang seperti saat pengereman. Energi tersimpan tersebut akan digunakan ketika mobil butuh elektrifikasi ringan. Misalnya untuk menyalakan komponen kelistrikan seperti lampu, AC hingga menjaga mesin tetap on di lampu merah (idle). Atau saat jalan menurun dimana mobil tidak memerlukan tenaga dari mesin.

Kedua, hybrid. Yaitu sistem yang sebetulnya tidak sesederhana mobil elektrik penuh. Hybrid mengombinasikan mesin listrik yang ditenagai baterai dengan mesin bakar. Kelebihannya, mobil hybrid dapat beradaptasi di situasi lalu lintas beragam.

Di kemacetan, kendaraan hybrid mengandalkan mesin listrik. Ketika akselerasi, mesin bakar menyuplai tenaga paralel dengan mesin elektrik. Pengisian daya juga terjadi secara internal. Diregenerasi dari energi terbuang. Mesin bakar berfungsi sebagai generator pengisi daya.

Namun, kendaraan jenis ini tak luput dari kekurangan. Yaitu dari aspek komponen yang lebih kompleks daripada mobil yang murni mesin bakar atau elektrik penuh. Sebab mobil ini secara teknikal menggendong dua mesin : listrik dan bensin. Output dari mesin bakar umumnya jauh lebih besar dari mesin listrik.

Ketiga, plug in hybrid. Mobil listrik yang dapat dicharge. Namun tetap menggendong mesin bakar. Mobil jenis ini paling mendekati mobil full elektrik. Dapat melaju dengan hanya mengandalkan motor listrik. Mesin bakar di mobil plug in hybrid tak ubahnya sekadar cadangan. Sebab energi dari baterai punya jarak tempuh yang lebih jauh dari mobil hibrid biasa. Mesin bakar dapat digunakan ketika daya baterai habis.

Keempat, mobil full elektrik. Inilah mobil listrik murni. Mobil yang tak meminum BBM sama sekali. Mobil ini tak punya mesin bakar. Hanya mesin listrik yang sistem kerjanyan amat ringkas. Beda dengan mobil mesin bakar yang melibatkan ratusan komponen bergerak. Di mobil listrik, yang bergerak hanya rotor. Tanpa silinder, valve, alternator, cincin piston, dan lusinan elemen lainnya.

Meski terdengar paling menggoda, mobil ful elektrik tak lepas dari kekurangan. Terutama soal bobot yang lebih berat. Juga life cycle baterai yang belum terjawab. Wet Lithium Ion adalah grade tertinggi dari rechargeable battery. Saat ini digunakan di mobil-mobil listrik.

Menurut berbagai riset, siklus hidup baterai yang dikembangkan dari bahan dasar kobal/nikel ini 300-500 kali isi ulang. Setelah itu, daya penyimpanannya merosot. Hingga hanya dapat menyimpan daya maksimum 70%.

Jika setiap mobil listrik diisi ulang sebanyak dua kali seminggu, artinya setelah 10 tahun, baterai mobil listrik siap diganti.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun