Mohon tunggu...
Jusman Dalle
Jusman Dalle Mohon Tunggu... Editor - Praktisi ekonomi digital

Praktisi Ekonomi Digital | Tulisan diterbitkan 38 media : Kompas, Jawa Pos, Tempo, Republika, Detik.com, dll | Sejak Tahun 2010 Menulis 5 Jam Setiap Hari | Sesekali Menulis Tema Sosial Politik | Tinggal di www.jusman-dalle.blogspot.com | Dapat ditemui dan berbincang di Twitter @JusDalle

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Di Balik Pengangguran yang Berkurang

8 November 2018   16:22 Diperbarui: 8 November 2018   16:24 1288
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber ilustrasi (hbr.org)

Kelompok pekerja yang tentu tidak mudah terserap industri kerja bila harus bersaing di industri yang kompetitif dengan berbagai instrumen yang sulit dicapai. Faktanya, keberadaan layanan ride hailing menciptakan lapangan kerja bagi mereka.

Titik Terang

Kontribusi sektor industri berbasis digital tentu menjadi titik terang dalam berbagai agenda sosial ekonomi ke depan. Apalagi, pemerintah telah meletakkan dasar-dasar bagi industri digital agar dihela lebih kencang. 

Misalnya dengan adanya peta jalan perdagangan daring, dukungan anggaran untuk melahirkan usaha-usaha rintisan, hingga mendorong industri eksisting untuk bertransformasi ke arah digital.

Derap laju digitalisasi di Indonesia yang dibuktikan dengan mulai besarnya peranan sektor digital di dalam percaturan ekonomi nasional, seiring seirama dengan pergeseran ekonomi global ke kancah digital. 

The Economist pernah mengangkat tajuk menarik tentang era revolusi industri 4.0 yang menciptakan shifting sumber daya paling berharga yang bukan lagi disematkan kepada minyak. "The world's most valuable resource is no longer oil, but data", sebut The Economist. 

Penobatan data sebagai sumber daya paling berharga sebetulnya mengintroduksi pergeseran lanskap ekonomi ke sektor ekonomi digital. Data yang melimpah memenuhi ruang-ruang virtual, menjadi komoditas bisnis baru berbasis industri digital.

Data yang disebut-sebut sebagai sumber daya paling berharga, adalah satu elemen di antara berbagai komponen yang menciptakangemuruh digitalisasi di era industri baru. 

Kini setiap orang dapat menambang sumber daya paling berharga tersebut, dan komoditas turunannya. Melakukan mobilitas vertikal secara sosial dan ekonomi dengan mengoptimalkan berbagai potensi yang tersaji, bahkan secara cuma-cuma di sektor ekonomi digital. 

Tak berlebihan rasanya bila ekonomi digital didaulat sebagai lokomotif baru dalam menciptakan kesejahteraan dan pemerataan. Titik terang dalam agenda sosial ekonomi. 

Terlebih, sektor ekonomi ini punya aneka varian bahan baku. Bukan data semata. Yang juga tak kalah berharganya dari data adalah jumlah populasi aktif yang telah terkoneksi ke benua digital yang amat besar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun