Mohon tunggu...
Jusman Dalle
Jusman Dalle Mohon Tunggu... Editor - Praktisi ekonomi digital

Praktisi Ekonomi Digital | Tulisan diterbitkan 38 media : Kompas, Jawa Pos, Tempo, Republika, Detik.com, dll | Sejak Tahun 2010 Menulis 5 Jam Setiap Hari | Sesekali Menulis Tema Sosial Politik | Tinggal di www.jusman-dalle.blogspot.com | Dapat ditemui dan berbincang di Twitter @JusDalle

Selanjutnya

Tutup

Financial Artikel Utama

Ketika Jokowi Mewanti-wanti "Tsunami" Fintech

19 Oktober 2018   16:12 Diperbarui: 22 Oktober 2018   14:52 1649
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Promo yang ditawarkan menjadi magnet yang mendorong fintech berlari lebih kecang melampaui pertumbuhan industri keuangan konvensional (sumber :dok.pribadi)

Teknologi keuangan atau familiar dengan sebutan fintech, jadi tema penting di ajang Annual Meeting IMF-WB yang belum lama ini usia digelar di Bali. Tak kurang, Presiden Jokowi, Direktur IMF hingga Presiden Group Bank Dunia turut menyoroti fintech. Puncaknya, forum tahunan itu mencanangkan Bali Fintech Agenda. Persitiwa sakral yang bakal semakin memacu industri fintech.

Gelombang fintech memang sedang mewabah. Industri ini sedang tumbuh mempesona. Amat digandrungi. Dua tahun terakhir, fintech bahkan disebut-sebut menyalip pertumbuhan online retail (ecommerce). Padahal, ecommerce adalah garda terdepan yang mengintriduksi gelombang ekonomi digital di Indonesia.

Dalam kesempatan pidatonya di panggung Annual Meeting IMF-WB, Presiden Jokowi menyampaikan pesan, mewanti-wanti agar perkembangan fintech di Indonesia diberi ruang. “Jadi kita harus sikapi gelombang inovasi dengan regulasi yang lembut dan ruang yang aman bagi inovasi."

Artikulasi sikap pemerintah terhadap demam fintech yang mewabah di jagat industri digital Indonesia memang sudah lama ditunggu-tunggu. Pasalnya, di satu sisi pertumbuhan fintech bisa jadi mengancam eksistensi industri perbankan. 

Namun pada saat bersamaan, fintech berkontribusi besar memacu perekonomian, dan bahkan punya dampak sosial yang masif. Termasuk menciptakan inklusi keuangan.

Dari pidato Pak Jokowi, jelas tersurat pesan bahwa pemerintah tampak berhati-hati merespons fintech. Pemerintah memberi ruang bagi fintech untuk berkembang dan menguatkan ekosistem industri keuangan. Apalagi demam fintech semakin tak terbendung.

Demam fintech bahkan memunculkan pameo ‘semua akan fintech pada waktunya’. Itu menunjukkan saking kuatnya godaan fintech. Berbagai perusahaan melabuhkan sauh bisnisnya ke fintech. Termasuk startup yang telah eksis dan sebelumnya menggarap ecommerce, ride hailing hingga online travel agent.

Investor Global

Pesona fintech bahkan jadi magnet yang menarik investor-investor kakap untuk bertaruh peruntungan di Indonesia. Mulai dari Alibaba, Tencent, Goldman Sachs hingga International Finance Corporation (IFC) yang merupakan anak usaha Bank Dunia yang bergerak dalam pembiayaan strategis. 

Raksasa ekonomi digital dan investor tersebut telah menggelontorkan dana yang besar untuk industri fintech di Indonesia. Harus diakui, investor-investor global berkontribusi mendorong akselerasi fintech di Indonesiadan tentunya industri ekonomi digital.

Baru-baru ini saya mendapat undangan hadir dalam acara SCG Investment Forum. Sebuah forum tahunan yang digagas oleh Siam Cement Group (SCG), konglomerasi bisnis asal Thailand. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun