Mohon tunggu...
Jurry Hatammimi
Jurry Hatammimi Mohon Tunggu... karyawan swasta -

meminati entrepreneurship dan marketing khususnya marketing communication

Selanjutnya

Tutup

Money

Menyiasati Rendahnya Jumlah SDM dan Ketersediaan Bahan Baku Industri Kreatif Indonesia

6 Desember 2015   09:36 Diperbarui: 6 Desember 2015   11:57 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pencarian bahan untuk thesis membawa saya pada beberapa data yang menarik tentang industri kreatif di Indonesia. Disebutkan bahwa salah satu pendukung industri kreatif adalah ketersediaan sumber daya manusia kreatif. Hal ini tentulah yang utama, karena driver dari industri yang berfokus pada penciptaan kekayaan intelektual ini terletak pada manusianya. Data menunjukkan bahwa sampai tahun 2014 SDM kreatif Indonesia jumlahnya kurang dari 20% total populasi. Menurut survey yang dilakukan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (saat itu belum menjadi Badan Ekonomi Kreatif) nilainya baru 4,5 dalam skala 10. Di sisi lain diketahui juga bahwa 70% penduduk Indonesia berada pada golongan usia produktif. Bisakah dikatakan jika anak muda (golongan usia produktif) Indonesia kurang kreatif??

Dalam survey yang sama ditemukan pula bahwa ketersediaan bahan baku memiliki nilai 4,5 dan industri dengan nilai 5,3. Ketersediaan bahan baku bernilai rendah disebutkan karena masih banyak bergantung kepada produk impor. Sedangkan industri nilainya paling tinggi dari seluruh alat pendukung adalah karena pertumbuhannya yang cukup signifikan. Jumlah industri kreatif tumbuh 10% setiap tahun dengan nilai kontribusi terhadap devisa yang tumbuh 7,27% dibanding tahun 2013. Apa yang bisa dilakukan dengan data dari 3 alat pendukung industri kreatif tersebut?

Merujuk data tentang ketersediaan SDM kreatif, saya masih kesulitan untuk menemukan angka berdasarkan area misalnya per propinsi. Saya khawatir rendahnya jumlah SDM kreatif adalah karena anak muda yang bergerak di industri kreatif saat ini masih berada di kota-kota besar saja atau bahkan didominasi kota-kota di pulau Jawa. Jika demikian, anak-anak muda di luar Jawa harus diberi perhatian khusus dalam pengembangan industri kreatif nasional. Industri kreatif seperti apa yang harus di-encourage kepada anak-anak muda di luar Jawa?

Jika melihat data kedua (nilai ketersediaan bahan baku yang masih rendah), industri kreatif yang cocok untuk anak-anak muda di luar Jawa adalah sub sektor yang tidak membutuhkan atau tidak memiliki ketergantungan tinggi kepada bahan baku impor. Sub sektor seperti pasar seni dan barang antik, kerajinan, dan seni pertunjukan mungkin lebih cocok untuk dikembangkan. Dengan kata lain, tidak perlu setiap daerah memaksakan diri mengembangkan semua sub sektor industri kreatif.

Melihat unsur industri sebagai pendukung dengan nilai terbesar (5,3), saya sangat optimis industri kreatif Indonesia akan berkembang pesat. Jumlah penduduk Indonesia yang besar dengan 70%-nya merupakan usia produktif dan budaya yang sangat beragam merupakan modal besar. Syaratnya ya itu tadi, harus berorientasi nasional bukan hanya kota besar saja atau pulau Jawa saja. Atau mau menunggu investor asing yang mengolah bahan baku industri kreatif kita seperti sektor industri yang lain?                   

 

Sumber:

http://www.varia.id/2014/12/12/dimensi-pendukung-ekonomi-kreatif-belum-siap/

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun