Mohon tunggu...
Joen YH
Joen YH Mohon Tunggu... Lainnya - Hidup hanya sekali. Maka bermanfaatlah!

Pulang setelah berkelana. Lulusan Biologi, suka alam dan hutan belantara, pecinta kucing dan suka memotret.

Selanjutnya

Tutup

Diary

Apakah Kami Wanita Petarung di Masa Pandemi?

25 Juli 2021   14:30 Diperbarui: 25 Juli 2021   15:06 105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berada di posisi ambang dalam hierarki sosial, tidak ada pilihan apapun bagi mereka (termasuk saya). Menaikkan income dengan kerja tambahan tidak mungkin karena waktu telah tersita oleh pekerjaan utama.

Salah satu kawan saya, sales sebuah perusahaan menengah, mengandalkan gaji bulanan untuk bertahan hidup. Sejak awal pandemi gaji  dari kantornya  mulai diberikan tidak penuh. Hingga sekarang pekerjaannya menyita waktu. Terlebih jika ia harus berkeliling dan  keluar kota untuk bertemu konsumen ataupun mengantarkan barang konsumen. 

Beban kerja yang diberikan semakin banyak karena dampak dari pengurangan karyawan di perusahaannya. Namun berbanding terbalik dengan gaji yang diberikan kepadanya. Ia belum berkeluarga sehingga masih bisa bertahan dalam pemenuhan kebutuhan hidup, meski benar-benar mendekati limit.

Lalu kawan saya lainnya, penyuplai jus buah buatan sendiri di sebuah pesantren yang cukup besar, pada akhirnya harus berhenti total. Ia pun tidak punya pemasukan sama sekali!. Sementara anak satu-satunya membutuhan uang yang tidak sedikit untuk biaya sekolah. Kawan saya yang ini adalah orang tua tunggal. 

Ia adalah ibu dan sekaligus ayah bagi anaknya.  Kemudian ia mulai berjualan  keripik pisang yang diproduksi oleh kerabatnya di kota lain. Ia  keliling toko di seluruh kota tempatnya tinggal mulai dari pagi hingga sore. Sendiri?Iya! Kawan saya ini berkeliling kota sendiri dengan motornya yang mulai usang. Ia harus mengumpulkan uang untuk makan dan biaya sekolah anaknya.

Lantas apakah mereka tidak bisa mengajukan diri menjadi penerima bantuan sosial dari pemerintah selama pandemi? Tidak bisa (dan tidak mau sebenarnya). Mereka tidak termasuk dalam kategori penerima bantuan. Dan ketika saya bertanya apakah tidak mau mencari jalan baru untuk menambah income, jawaban mereka sama. "Ah, ribet. Nggak sempat. Fokus saja ke yang dijalani sekarang. Lagipula, rejeki sudah diatur oleh-Nya ".

Lalu saya ditanya balik oleh mereka. Jawaban saya, sama!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun