Mohon tunggu...
irvan sjafari
irvan sjafari Mohon Tunggu... Jurnalis - penjelajah

Saat ini bekerja di beberapa majalah dan pernah bekerja di sejumlah media sejak 1994. Berminat pada sejarah lokal, lingkungan hidup, film dan kebudayaan populer.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

[Review] “Ada Apa dengan Cinta 2”: Harusnya Dibalik, Ada Apa dengan Rangga?

30 April 2016   14:56 Diperbarui: 30 April 2016   15:05 1429
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ilustras Adegan i Ada Apa Dengan Cinta 2 (kredit fotoKredit Foto:Sinopsis Film)

Kau yang panas di kening/ kau yang dingin di kening..(petikan puisi Rangga untuk Cinta)

Ketika dirilis pada 2002 Ada Apa dengan Cinta? Bukan saja menjadi ikon kebangkitan film Indonesia, tetapi dengan cepat menjadi sebuah popular culture di kalangan remaja, tetapi juga orang muda pasca remaja, persis seperti fenomena Tiga Dara pada 1950-an atau Gita Cinta dari SMA 1970-an akhir. Tiba-tiba remaja di berbagai kota di Indonesia mengidap kegandrungan terhadap hal-hal berkaitan dengan Ada Apa dengan Cinta? Bukan saja Rangga dan Cinta menjadi ikon remaja pada masa itu, jadi parodi di berbagai cara televisi, mereka yang jadian jadi olok-olok, tetapi mendadak remaja masa itu suka membuat dan membaca puisi.

Padahal ceritanya sederhana Cinta (Dian Sastrowardoyo) jatuh hati pada kawan sekolahnya Rangga yang digambarkan anti sosial, cool terhadap perempuan, karena keunikan. Cinta digambarkan berlatarbelakang keluarga mapan, pengelola majalah dinding bersama gengnya, Karmen (Adinia Wirasti), Maura (Titi Kamal), Milly (Sissy Priscilia), serta Alya (Ladya Cheryl). Rangga ternyata broken home, ibunya meninggalkan ayahnya karena latar belakang politik dan sikap konsisten sang ayah terhadap ideologinya. Rangga menggemari puisi dan suka sastra. Hubungan mereka terpisah karena Rangga harus mengikuti ayahnya ke New York. Perpisahan terjadi di bandara menjadi adegan yang legendaris dan karena kurang kreatifnya sineas kita, berapa kali ditiru film dan sinetron Indonesia. Nah, dalam sekuel pertama yang punya dilema dengan asmara adalah Cinta, tokoh utama perempuan menjadi galau bertemu pria unik seperti Rangga.

Empat belas tahun kemudian dengan perubahan para pelaku utamanya yang sudah berusia di atas 30 tahun, kisah dalam sekuel pertamanya digambarkan dalam animasi yang cerdas dan opening scene yang menarik. Kemudian adegan berpindah ke reuni Geng Cinta. Dalam dialog diceritakan Alya meninggal dalam kecelakaan, Karmen bermasalah dengan narkoba baru saja keluar dari rehabilitasi, Maura sudah menikah dan punya anak (suaminya diperankan Christian Sugiono), Milly sudah menikah dengan Memed (Dennis Adihswara) juga tokoh sekuel pertamanya. Bagaimana dengan Cinta? Pada adegan awal Cinta bertunangandengan Trian (Ariyo Bayu). Cerita bergulir bahwa Geng Cinta berlibur bersama ke Yogyakarta. Kebetulan Cinta yang mengelola galeri seni punya hajatan dengan seorang seniman di sana.

Di belahan dunia lain, di New York Rangga ternyata masih menaruh hati dengan Cinta. Walau pun dia sendiri yang memutuskan hubungan asmara melalui cara yang tidak etis melalui surat. Rangga diceritakan seorang penulis dengan reputasi internasional dan mencari uang dengan mengelola sebuah kedai kopi berpartner dengan bule di sana dan punya karyawati. Rangga diceritakan dua kali putus cinta. Dunia Rangga semula datar dengan segala kegalauannya, tiba-tiba terguncang ketika seorang gadis muda bernama Sukma (Dimi Cindyastira) datang ke kedai dan menggambarkan ibu kandungnya ingin bertemu. Dalam film diceritakan ayah Rangga sudah meninggal.

Rangga kemudian terbang ke Jakarta, begitu absurd dia lebih dahulu mendatangi rumah Cinta mengharap bertemu. Masalahnya Cinta sudah pindah entah ke mana. Di sini saya berpikir mengapa Rangga tidak menggunakan media sosial melacak Cinta dan tiba-tiba ingin beri surprise sambil menjelaskan mengapa ia ambil keputusan drastis? Bukankah Rangga dan Cinta sempat berhubungan lewat email? Akhirnya Rangga ke Yogyakarta untuk menemui ibunya dan pertemuan dengan Cinta pun terjadi. Pertemuan ini tidak saja menganggu Cinta yang hendak menikah dan juga sempat menggangu hubungan kawan-kawannya.

Ada apa dengan Cinta2 menurut saya separuh “road movie”, di mana sebuah perjalanan menimbulkan keguncangan dan perubahan bagi tokoh utamanya, separuh drama percintaan. Dari segi karakter pada sekuel pertama yang galau dan rapuh adalah Cinta, maka dalam sekuel kedua, sebaliknya Rangga adalah pria yang gamang dan ambivalen. Sebaliknya tokoh Cinta di mata saya seorang perempuan yang matang, mandiri dalam memutuskan tujuan hidupnya. Dalam berapa dialog Rangga digambarkan mempertanyakan hal-hal yang sebangun sewaktu SMA seperti apakah Trian keluarga kaya? Padahal ia tahu Cinta dari keluarga berada tidak pernah mempertanyakan apakah Rangga anak orang kaya atau bukan. Harusnya film ini bertajuk Ada Apa dengan Rangga. Karena Rangga membutuhkan Cinta.

Tokoh lain saya kembali jatuh hati ialah Karmen. Sekalipun dia mantan pecandu, patah hati ditinggal suaminya, tetapi orangnya tegar dan menunjukkan sikap siap melindungi teman-temannya. Karmen juga orang yang nekad menagmbil keputusan yang nyaris bisa berakibat bagi kawannya. Bagi saya Adinia Wirasti bermain paling bagus dalam film ini.

Catatan lain sinematografi bagus. Riri Reza sang sutradara memang jago membuat dokumenter dalam bentuk cerita mengangkat budaya pop art kota Yogyakarta, hibrida musik Barat dengan musik Jawa, kedai kopi, seniman Yogyakarta, sandiwara boneka pengaruh Barat tetapi ruh-nya Jawa sekali, hingga tempat tongkrongan yang tidak banyak diliput media. Meskipun ada satu adegan yang mirip adegan klise film India, yaitu kejar-kejaran di sebuah candi. Kelebihan lain ialah lagu-lagu dan puisi yang bertebaran pada momen yang pas.

Secara keseluruhan saya kira film ini menarik. Penonton di sebuah bioskop di kota Depok separuh orang pasca remaja seperti saya dan separuh anak SMA yang penasaran terhadap film itu. Melihat jumlah penonton mencapai separuh pada pertunjukkan pertamadan dua layar dalam satu bioskop sama dengan Captain America: Civil War, saya memprediksi Ada apa dengan Cinta2 sedikitnya mencapai 700 ribu penonton bahkan bukan tidak mungkin menembus angka 2 juta.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun