Keputusan Pemerintah Indonesia membatalkan izin empat  dari lima perusahaan tambang nikel di kawasan Raja Ampat merupakan bukti bahwa para pegiat dan publik yang peduli apada  lingkungan hidup sebetulnya mempunyai suara kuat yang bisa mengubah kebijakan pemerintah yang berpotensi merusak alam.
Hanya saja Menteri ESDM Bahlil Lahadalia mengatakan bahwa pencabutan izin dari empat perusahaan tambang di pulau-pulau kecil itu bukan karena tekanan dari berbagai pihak, tetapi karena setelah dilakukan evaluasi ternyata melakukan pelanggaran lingkungan. Kebijakan ini juga bertujuan melindungi  biota laut dan kawasan konservasi yang telah ditetapkan menjadi geopark.
Baca: Kompas Â
Namun tidak ditampik bahwa kasus tambang nikel di Raja Ampat ini bukan hanya disuarakan oleh organisasi lingkungan hidup seperti Greenpeace, Walhi, Jatam, hingga masyarakat adat, tetapi juga para selebritis mulai dari Prilly Latuconsina, Denny Sumargo, Amanda Rawless hingga founder dari SeaSoldier Nadine Candrawinata. Mereka mempunyai kekuatan lewat media sosial mendukung tagar #saverajampat. Petisinya menurut situs Greenpeace tembus 60 ribu penandatangan.
Sebagai catatan bahwa perairan di Raja Ampat menjadi rumah bagi 75 persen spesies coral dunia dan punya lebih dari 2.500 spesies ikan. Para penggemar diving dan snorkeling jelas berkepentingan agar kawasan itu tetap alami dan asri. Di antara para selebritis atau tokoh publik yang melakukan protes kemungkinan pernah berkunjung ke Raja Ampat. Pastilah mereka ikut untuk menyuarakan penyelamatan kawasan itu.
Meskipun masih melakukan pengawasan terhadap satu tambang nikel yang masih beropersi di kawasan Raja Ampat, Juur Kampanye Hutan Greenpeace Indonesia Iqbal Damanik mengapresiasi keputusan pemerntah ini. Â Pihaknya tetap meminta perlindungan Raja Ampat secara keseluruhan dari aktivitas pertambangan.
Iqbal juga menyampaikan industriasliasi nikel juga berada di kawasan Sulawesi, Maluku dan Maluku Utara. Industrialisai nikel jangan sampai mengorbankan masyarakat yang ada di sekitar pertambangan.
Baca: MetroTVÂ
Greenpeace Indonesia memang termasuk yang paling gigih menyuarakan penyelamatan Raja Ampat yang disebut sebagai surga terakhir di Bumi. Pada 3 Juni 2025 Greenpeace Indonesia bersama empat anak muda Papua menggelar aksi damai di konferensi  nikel d Jakarta.
Iqbal Damanika apada waktu itu  menyampaikan meningkatnya permintaan nikel karena kebutuhan mobil listrik merusak hutan, sungai, tanah hingga lautan di berbagai daerah.