Mohon tunggu...
irvan sjafari
irvan sjafari Mohon Tunggu... penjelajah

Saat ini bekerja di beberapa majalah dan pernah bekerja di sejumlah media sejak 1994. Berminat pada sejarah lokal, lingkungan hidup, film dan kebudayaan populer.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Kenangan dari Belajar Bahasa Prancis di CCF (1994-1999)

30 Mei 2025   10:25 Diperbarui: 30 Mei 2025   10:25 181
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Emmanuele Macron dengan pelajar di UNJ-Kredit Foto: https://nasional.kompas.com/Dokumen: La Ode Muhammad Dhanurendra Pado

"Banyak orang Indonesia mencintai Prancis, sebaliknya banyak orang Prancis Mencintai Indonesia" demikian pernyataan Presiden Prancis  Emmanuele Macron di akun X-nya tertanggal 28 Mei 2025 ketika berpose dengan para pelajar di sela kunjungan kenegaraannya ke Indonesia.

Apa yang menarik dari Prancis? Pertanyaan itu ada di benak saya ketika memutuskan untuk kursus Bahasa Prancis di CCF Wijaya  pada 1991-1992 namun baru serius pada 1994-1999. Hasilnya nggak bagus-bagus benar, hanya dapat ijazah Delf A-1 dan A-2. Walau saya sudah belajar ke Buku NSF Jilid III-2 sebelum akhirnya berhenti kursus pertengahan 1999.

Namun  saya mendapatkan banyak hal  pertama berinteraksi dengan teman-teman kursus yang walaupun bukan fracophone (penutur Bahasa Prancis) benar, namun punya ikatan yang unik, karena pindah-pindah dari Wijaya ke Salemba, teman-temannya pun luas dari rentang usia  yang masih duduk di bangku SMP hingga orang berusia di atas 50 tahun.

Pada 1991-1994 saya punya geng kecil yang secara tidak resmi dipimpin fotografer (almarhum) Elano Gantiano, seingat saya ada  Manda yang kemudian sempat jadi dekat dengan saya karena kuliah di Sastra Prancis UI 1994, walau sudah lulus dari Sejarah UI tetapi kerap ke kampus.

Lalu ada Yanti (Sastra Prancis Unpad 1994), ada Fitri, Reza yang peduli pada kawan-kawannya, serta beberapa orang lain lupa namanya. Jumlah kami tidak sampai sepuluh orang.

Kami nongkrong tidak saja pada jam kursus, tetapi sering jalan bersama, makan bersama, hingga mengobrol soal Prancis.

Saya sempat mengenal seorang professeur native bernama Marc (Marko) Le Moullec  yang Menyusun buku map Kota Bandung secara luar biasa detail. Dia bahkan tahu soal lampu-lampu di Pasar Ciroyom yang temaram yang akhirnya saya singgahi karena penasaran.

Ada juga Ajie Yahuti, humasnya CCF yang begitu sabar meladeni media dan punya feeling yang tepat dengan mendekati reporter maka ketika dia menjadi redaktur akan jadi kerasan meliput kegiatan CCF.

Juga Ella Agustine, sekalipun tidak pernah satu kelas tetapi jadi sahabat baik saya mengobrol banyak hal soal kehidupan sosial. Dia mahasiswa Administrasi Niaga FISIP UI Angkatan 1990 dan kami berapa jalan bareng.

Pada perkembangannya CCF Salemba sering jadi tempat untuk janjian terutama di kantinnya kalau mau bertemu.  Pasalnya pasti kelihatan dari Perpustakaan yang berhadapan dengan Kantin dan CCF Salemba punya bioskop. CCF tempat enak buat nongkrong hingga pukul sembilan malam, terutama waktu pemutaran film.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun