Mohon tunggu...
irvan sjafari
irvan sjafari Mohon Tunggu... penjelajah

Saat ini bekerja di beberapa majalah dan pernah bekerja di sejumlah media sejak 1994. Berminat pada sejarah lokal, lingkungan hidup, film dan kebudayaan populer.

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Perlu Ikhtiar Kembali ke Jajanan Sehat Tanpa Sampah Plastik

26 Mei 2025   13:50 Diperbarui: 26 Mei 2025   13:50 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kampanye Jajanan Sehat Tanpa Sampah Plastik di Pantai Merapati, Bulukumba, Sumber Foto: Ecoton

Sejak 2023, Pantai Merpati di Kabupaten Bulukumba menjadi  destinasi wisata yang bukan hanya menawarkan panorama tepi laut, tetapi juga spot kuliner. Namun seperti halnya banyak destinasi wisata lainnya dihadapkan dengan masalah sampah plastik yang berserakan.

Untuk menanggulangi hal ini pada pertengahan Januari 205 Bupati Bulukumba telah mengeluarkan surat edaran ayang berisi larangan penggunaan plastik sekali pakai, penggunaan gelas minuman plastik hingga styrofoam.

Cara lain ialah menggelar kampanye untuk jajanan tanpa plastik. Pada 25 Mei 2025, Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Kabupaten Bulukumba  bekerja sama dengan organisasi kajian ekologi dan lahan basah (Ecoton)  dan Lopi Bulukumba menggelar Jajanan Sehat Bebas Plastik di Pantai Merpati sejak 0.30 hingga 09.30 WITA.

Kegiatan yang menggandeng komunitas ibu-ibu Desa Batukaropa, yang menamakan dirinya Komunitas Merdeka Sampah menjadi sarana untuk mengkampanyekan gaya hidup sehat dan berharap untuk mempunyai pengaruh untuk mengurangi penggunaan plastik sekali pakai.  

Di antara para pedagang terdapat Ibu Fatma yang menawarkan jananan Nasi Bakar, Barongko, bola-bola ubi cokelat, mengemasnya dengan menggunakan daun pisang.

"Sementara bagi konsumen yang ingin membawa pulang, mereka membawa task ain atau wadah plastik yang dibawa dari rumah masing-masing. Jadi kami tidak menyiapan wadah plastik keresek lagi," tutur Bu Fatma kepada saya, 26 Mei 2025.

Bu Fatma dalah salah satu 3 ibu-ibu dari Komunitas Merdeka Sampah bersyukur bahwa bahan kemasan dari daun pisang masih banyak tersedia di sekitar desa.

Mereka sudah lama mengetahui bahaya penggunaan plastik dari televisi. Hanya saja sosialisai DLHK dan Ecoton soal kampung ikli merdeka sampah memperkuat ikhtiar mereka.  

"Kini kami ikut melakukan penyuluhan dan pendampingan tentang pengelolaan sampah secara benar," imbuh Fatma yang kini menjadi penyuluh,

Fatma menyebut selain daun pisang secara tradisional masyarakat Sulawesi juga menggunakan daun lontar yang dianyam. Hanya saja persediaan daun lontar makin berkurang. Alternatif lain ialah menggunakan daun kelapa, namun memerlukan keterampilan sendiri untuk menganyam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun