Mohon tunggu...
irvan sjafari
irvan sjafari Mohon Tunggu... Jurnalis - penjelajah

Saat ini bekerja di beberapa majalah dan pernah bekerja di sejumlah media sejak 1994. Berminat pada sejarah lokal, lingkungan hidup, film dan kebudayaan populer.

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Penyelundupan Burung Ancam Keanekaragaman Hayati di Lombok

4 Februari 2025   22:24 Diperbarui: 4 Februari 2025   22:24 94
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Burung yang disita -Foto: KSDAE.KLHK

Penyelundupan burung menambah masalah degradasi keanekaragaman hayati di Lombok, yang juga mulai terusik dengan pembangunan pariwisata. 

Pulau Lombok adalah pulau yang kaya akan keanekaragaman hayati, terutama burung. Tidak mengherankan karena Lombok memiliki Taman Wisata Hutan Kerandangan, Hutan Mangrove Gerupuk, Lombok Tengah dan Gunung Rinjani sendiri yang menjadi ikon pulau itu. Rinjani misalnya, mempunyai Celepuk (Otus jolanodea), termasuk keluarga burung hantu terkecil di dunia.

Selain itu Pulau Lombok dianugerahi pulau-pulau kecil dalam bahasa lokal yang disebut gili yang sebagian menjadi habitat puluhan spesies burung. 

Fungsionaris Balai Konservasi Sumber Daya Alam Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) Endang Tri Wahyuni mengatakan burung-burung endemik Pulau Lombok, di antaranya adalah Kacamata laut (Zoosterops chloris), Isap-madu australia (Lichmera indistincta),  Bondol kepala- pucat (Lonchura pallida), Bondol jawa (Lonchura leucogatroides), Cinenen jawa (Orthotomus sepium)

"Tempat habitat mereka bukan hanya kawasan konservasi, kawasan hutan lain seperti hutan lindung bahkan di luar kawasan hutan seperti kebun dan ladang," ujar Endang ketika saya hubungi 4 Februari 2025.

Namun sayang seribu sayang, kekayaan pulau ini akan burung yang bisa jadi daya tarik wisata, rupanya menarik banyak pihak untuk meraup cuan dengan menyelundupkannya.

Pada awal Februari 2025 Tim Gabungan Balai Karantina Hewan, Ikan dan Tumbuhan (BKHIT) Jawa Timur dan Seksi KSDA V Banyuwangi menyergap sebuah truk fuso dari Lombok menuju Malang dan Pasuruan.  Truk ternyata memuat 6.860 ekor burung, di antaranya Manyar Jambul dan Pipit Zebra.

Kepala Balai Besar KSDA Jawa Timur, Nur Patria Kurniawan menyampaikan pengemasannya sembrono dalam 134 boks tanpa dukungan ventilasi yang layak yang berimbas pada kematian 579 ekor burung.  Tim gabungan kemudian mengkarantina burung itu sebelum dikembalikan ke habitatnya di Lombok.  

Penyelundupan dengan menggunakan truk ini menandakan modus operandi sudah berubah dari menggunakan bus antar provinsi agar bisa terhindar dari deteksi petugas.

Baca: Kominfo Banyuwangi Ribuan Burung Liar Diselematkan di Banyuwangi    dan  KSDAE Menlhk   Alarm Perdagangan Satwa    

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun