Mohon tunggu...
irvan sjafari
irvan sjafari Mohon Tunggu... Jurnalis - penjelajah

Saat ini bekerja di beberapa majalah dan pernah bekerja di sejumlah media sejak 1994. Berminat pada sejarah lokal, lingkungan hidup, film dan kebudayaan populer.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Petualangan Manuk Dadali: Prahara di Nusantara (4, Pertempuran Laut)

4 Mei 2022   09:41 Diperbarui: 4 Mei 2022   09:46 301
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi-Irvan Sjafari

Empat

Pertempuran Laut

Raya, Letnan Robin, Bagus, Purbaendah, Subarja, Kanaya, Yura, Zia memasuki Kapal Nusantara Macan Tutul. Mereka membawa sepeda jelajah karya Zia yang bisa dilipat selain pakaian dan senjata. Farid berlari cepat takut ditinggal, dia memeluk Zia yang akhirnya menggendongnya. Ikut juga satu robot Lutung Kasarung membawa perbekalan dengan entengnya.

Serda Reda, Pilot Made, Jumhana, Mak Eti dan Atep Firman tetap di Tanjung Jakarta bersama satu robot Lutung Kasarung. Mereka ikut mengantar di pelabuhan bersama Komodor Yasin dan Gubernur Benyamin Hamid.   Di antara mereka yang mengantar ada sejumlah anggota perwakilan Dewan Nusantara.  Di antara mereka adalah Teguh  Sumarto, wakil dari Mahameru di dewan itu.

Teguh Sumarto  komplit memakai baju surjan berwarna serba merah dengan strip hitam dengan blangkon merah.   Usianya sekitar 40 tahun  dan raut wajahnya selalu menunjukan senyum. Dia kerap mengacungkan jempol tandanya terutama pada para tamu dari Bumi mau singgah di daerahnya. 

"Selamat jalan Raya! Saya bangga padamu!" dia menyalami perempuan itu dengan genggaman hangat. "Saya ikut berduka  atas Greg."

"Terima kasih Pak Teguh!" ucap Raya. "Anda kenal baik dengan Greg?"

"Iya, Greg adalah adik kelas waktu di sekolah menengah," katanya. "Saya juga ikut berduka."

"Wah, saya tidak tahu Greg punya banyak sahabat dari berbagai kalangan," timpal Raya terharu.

 Raya kemudian naik kapal.  Dia membantu Zia mengangkut tasnya karena harus menggendong Farid yang agak berat.

"Anak itu hancur benar jiwanya," bisik Kapten Daud menyaksikan  mereka naik kapal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun