Mohon tunggu...
irvan sjafari
irvan sjafari Mohon Tunggu... Jurnalis - penjelajah

Saat ini bekerja di beberapa majalah dan pernah bekerja di sejumlah media sejak 1994. Berminat pada sejarah lokal, lingkungan hidup, film dan kebudayaan populer.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Perang Padri: Adu Benteng di Ranah Minang (3)

16 Mei 2021   00:25 Diperbarui: 16 Mei 2021   00:38 1130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Benteng Dalu-dalu---Foto: gapuranews.com

Pada Desember 1836  tewas J.D. van Holy jr., letnan dua infanteri J.D van Holy Jr di  Kampung Rumbai, pantai Barat Sumatera  dan Kapten Infantri W.H.F Vogel tewas di suatu tempat yanb bernama Koempolang (?) menurut sumber Balanda  dalam pertempuran dengan pasukan Padri.

1837: Jatuhnya Benteng Bonjol

Kegagalan menguasai Benteng Bonjol membuat Menteri Jajahan menyampaikan khawatir mendorong lebih banyak masyarakat ranah Minang melawan Belanda.  Kalau terlalu berlarut merusak prestise Belanda di mata negara-negara Eropa lainnya.

Panglima tentara Hindia Belanda datang ke Sumatera Barat untuk mengamati langsung situasi Perang Bonjol pada 19 Maret-12 April 1837.   Hasilnya pada 28 Juni 1837  tentara Belanda menguasai Padang Bubus dan Tanjung Bunga. 

Pada 3 Juli pertempuran terjadi di bukit selatan Bonjol. Tentara Belanda kemudian menggali parit untuk perlindungan. Pasukan Padri menyalurkan air dan menggenangi parit tersebut.  Meskipun demikian Belanda mampu membuat kubu dengan jarak 25 meter jauhnya dari Benteng Bonjol.

Selanjutnya, Belanda secara intensif mengepung Bonjol dari segala jurusan selama kurang lebih enam bulan (16 Maret-17 Agustus 1837) dipimpin oleh para jenderal dan beberapa perwira. Pasukan gabungan ini terutama terdiri dari berbagai suku, seperti Jawa, Madura, Bugis dan Ambon. Ada 148 perwira Eropa, 36 perwira pribumi, 1.103 pasukan Eropa, 4.130 pasukan pribumi, termasuk Sumenapsche hulptroepen hieronder begrepen (pasukan pembantu Sumenap alias Madura).

Dalam daftar perwira pasukan Belanda termasuk Mayor Jenderal Cochius, Letnan Kolonel Bauer, Mayor Sous, Mayor Prager, Kapten MacLean, Letnan Satu van der Tak, Letnan Satu Steinmetz, dan sebagainya. Kemudian terdapat nama orang "Indonesia" seperti Kapten Noto Prawiro, Letnan Prawiro di Logo, Karto Wongso Wiro Redjo, Prawiro Sentiko, Prawiro Brotto, Merto Poero dan lain-lain.

Selama minggu pertama Agustus 1837 meriam-meriam Belanda menembakan peluru-pelurunya hingga merusak benteng Bonjol.  Tentara Padri sempat membalas dengan tembakan meriam pada 15 Agustus 1837.

Namun akhirnya Benteng Bonjol berhasil direbut tentara Belanda dipimpin Jenderal Michael pada 16 Agustus 1837, walau tentara Padri sempat melawan dengan tembakan-tembakan. Dalam pertempuran di Bonjol, tentara Padri  dua opsir Belanda tewas.

Mereka masing-masing Kapten infanteri  J.J Peters pada 15 Agustus 1837 dan Letnan Satu Infantri J. Milet.  Seorang perwira lagi bernama Letnan Satu Insyinyur C.P Hartings tewas pada 31 Agustus 1837 setelah mendapatkan luka berat.

Benteng Terakhir Padri: Dalu-dalu

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun