Mohon tunggu...
irvan sjafari
irvan sjafari Mohon Tunggu... Jurnalis - penjelajah

Saat ini bekerja di beberapa majalah dan pernah bekerja di sejumlah media sejak 1994. Berminat pada sejarah lokal, lingkungan hidup, film dan kebudayaan populer.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Saung Angklung Udjo, Jangan Tinggal Sejarah

23 Januari 2021   21:25 Diperbarui: 18 Februari 2021   01:03 1062
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pementasan di Saung Angklung Udjo (SAU)| Dokumentasi pribadi

Pada 1958, Udjo mulanya memainkan angklung secara berkeliling, baru kemudian pada 1966 bersama istrinya Ny Uum Sumiati mendirikan Saung Angklung Udjo (SAU).

Kontribusi SAU ini sebetulnya menciptakan hibrida, musik Sunda dengan unsur musik luar bisa memesona di mancanegara. SAU menjadi pop culture bernilai tinggi

Namun saya baru wawancara Taufik Hidayat, Direktur SAU keesokan harinya di tempat yang sama. Dia menceritakan SAU itu pernah jatuh bangun. Waktu Krismon 1998 bertahan dengan cara memotong gaji para direkturnya yang notabene juga kakak-kakaknya sendiri dan termasuk dirinya sendiri agar karyawannya tidak di-PHK.

"Konsep wahana di Jawa Barat seharusnya melibatkan warga seperti di SAU ini. Warga juga dilibatkan sebagai pelaku UKM, termasuk kuliner," kata dia.

Saya sendiri menyaksikan pertunjukan live Babendjo Saung Angklung Udjo pada event Kampoeng Jazz, Universitas Padjadjaran di Jalan Dipati Ukur, pada 2 Mei 2015, yang menghibur audiens lewat aransemen musik angklung yang menarik. 

Salah satunya adalah aransemen jazz atas tembang Sunda "Manuk Dadali." Babendjo. Band bentukan SAU ini berapa kali memeriahkan berbagai event jazz.

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
Terancam Tutup

Kini SAU diuji kembali untuk kedua kalinya. Kali ini jauh lebih berat dibanding 1998. Pandemi Covid-19 yang melanda Indonesia sejak tahun lalu memberi dampak besar bagi perekonomian masyarakat. Pembatasan yang memaksa semua orang harus tinggal di rumah membuat sejumlah tempat usaha dan wisata sepi dari pengunjung. 

Sepinya pengunjung juga berimbas pada Saung Angklung Udjo telah melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap lebih dari 90 persen karyawannya. 

"Pengurangan pegawai bukan akan, tapi sudah sebagian bulan-bulan kemarin. Dari 600, sekarang cuma 40," kata Direktur Utama Saung Angklung Udjo Taufik Hidayat.

Selama pandemi berlangsung, 20 pegawai masih harus tetap disiagakan di SAU untuk menyambut tamu. Adapun kewajiban operasional yang masih harus dikeluarkan SAU selama pandemi mencapai Rp300 juta.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun