Mohon tunggu...
irvan sjafari
irvan sjafari Mohon Tunggu... Jurnalis - penjelajah

Saat ini bekerja di beberapa majalah dan pernah bekerja di sejumlah media sejak 1994. Berminat pada sejarah lokal, lingkungan hidup, film dan kebudayaan populer.

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Miles Film 25 Tahun: Inovator, Motivator, Kolaborator

27 Oktober 2020   20:45 Diperbarui: 27 Oktober 2020   20:54 340
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi-Foto:Instagram/Picuki Miles Film.

Sekuel ini tidak sedahsyat Laskar Pelangi, namun sarat menampilkan budaya Melayu, lewat orkes dengan tokoh Zaitun, serta puisi.   Ada kritik dalam sebuah dialog dari seorang tokoh bernama Pak Mustar bahwa orang Melayu pemalas, suka nongkrong di warung kopi dan tak berdaya ketika hasil buminya dirampok dan dikuras habis oleh pusat dan akibatnya orang Melayu sendiri menanggung akibatnya.

Sang Pemimpi menampilkan dunia orang dewasa yang menghadapi kerasnya hidup, sementara Laskar pelangi sekalipun ada tekanan ekonomi, tetapi anak-anak ceria. Baik Laskar Pelangi maupun Sang Pemimpi menampilkan aktor lokal, anak-anak asli Belitung yang mengingatkan saya pada konsep film neorealisme, walaupun tidak sepenuhnya.

Dalam Sang Pemimpi, Ikal menjadi kenek bus, kuli dan pekerjaan kasar lainnya.  Dalam adegan lain uang tabungannya habis agar Jimbron bisa naik kuda di kota.  Kelak Jimbron membalasnya dengan memberikan dua celengan kedua yang berisi uang sama banyaknya, ketika Aray dan Ikal merantau. Menyentuh.

Film ini penampilan Maudy Ayunda berikutnya setelah untuk Rena. Sekalipun perannya datar dan nyaris tidak ada dialog. Hanya ekspresi "jutek" ketika digoda Aray. Hanya sja  kemampuan akting artis 19 Desember 1994 di film berikutnya pelan-pelan meningkat. 

Itu terbukti penampilan Maudy pada Perahu Kertas 1 dan2, serta 2014: Siapa di Atas Presiden dan  Habibie dan Ainun sekuel ketiga. Naluri tim Miles memilih Maudy Ayunda tepat.

Kesan lain terkait Sang Pemimpi ialah zaman yang dilalui Ikal sebangun dengan saya. Terutama ketika kuliah di Universitas Indonesia dan wisuda di Balairung. Begitu juga dengan lagu Rhoma Irama.

Film Miles Sesudah 2011

Saya tidak banyak membahas film Miles sesudah 2010 dalam tulisan ini, karena rata-rata sudah saya buat reviewnya di Kompasiana.  Sokola Rimba saya tonton 24 November 2013 di Cinere 21,  terobosan lain yang dilakukan Miles  tinjauan filmnya sudah saya tulis di Kompasiana.  Saya hanya mencatat Miles berani menyuguhkan tema tentang relawan yang mendidik anak rimba di pedalaman Sumatera, sebetulnya juga punya nilai edukasi yang senafas dengan Laskar Pelangi dan Sang Pemimpi.

Pendekar Tongkat Emas rilis 18 Desember 2014. Saya baru menontonnya 27 Desember 2014  inovasi lagi dari Miles mengangkat tema silat ke layar lebar dengan latar belakang Sumba. Bagi saya film itu tidak terlalu istimewa dan hanya terselamatkan lewat panorama Sumba Timur yang ciamik, lautan jenrih hingga  padang savana.

Adegan perkelahiannya bolehlah, walau lebih mirip film kung fu dari pada film silat. Tidak apa, pencak silat juga ada pengaruh kung fu pada walnya.  Plot ceritanya juga klasik, Cempaka (Christine Hakim) mewariskan tongkat emasnya pada Dara (Eva Celia), menimbulkan iri hati dua murid lainnya Biru (Reza Rahadian) dan Gerhana (Tara Basro).

Cempaka terbunuh. Dara kemudian mencari Timur (Nicholas Saputra) murid Cempaka lainnya  yang mengasingkan diri.  Ending cerita bisa ditebak sejak awal.  Pendekar Tongkat Emas satu-satunya film Miles yang saya tonton setelah saya punya blog di Kompasiana (sejak Juni 2011), tetapi saya malas menulisnya. Baru kali ini saya bahas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun