Mohon tunggu...
irvan sjafari
irvan sjafari Mohon Tunggu... Jurnalis - penjelajah

Saat ini bekerja di beberapa majalah dan pernah bekerja di sejumlah media sejak 1994. Berminat pada sejarah lokal, lingkungan hidup, film dan kebudayaan populer.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Shift Malam

5 Oktober 2020   12:56 Diperbarui: 5 Oktober 2020   23:36 406
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi-Foto: Nationalgeographicindonesia.com

Lalu merunduk ke kolong meja sambil mematikan lampu.  Aku kirim chat ke Sundari.

Jika mendengar suara-suara ini. Matikan lampu kamar dan ponsel. Segera bersembunyi di kolong meja tulis. 

Aku mengirim voice yang direkam Hendaru, Lukman  bersama suara sesuatu yang terbang berderet dari luar kepada Sundari.

Iya, Kang. Seperti Itu suaranya. 02.32.

Listrik  di luar juga padam. Mungkin pemadaman lokal. Siapa pun yang mematikan listrik bermaksud melindungi manusia dari mahluk-mahluk itu.  Aku mematikan notebook dan ponsel biar tidak ada cahaya, kemudian masuk di kolong meja. Di luar suara-suara itu berisik. Ada yang menempel di jendela lalu keluar lagi. Ada teriakan manusia yang begitu menakutkan.

Aku bersyukur melewatkan sepuluh menit menyeramkan itu. Listrik di luar menyala lagi.  Aku kemudian memberanikan diri  duduk di meja, meghidupkan notebook tanpa lampu meja, meneruskan tugas.

Mas, aku sudah di rumah. Ayah dan Bunda memeluku. Tapi aku tidak melihat Berti dan kawan-kawan, hanya motor mereka tergeletak. Seram. Terima kasih memberi saran. 04.59. Chat dari Lukman.

Hingga saat ini belum ada laporan dari Hendaru maupun Benny, mudah-mudahan mereka selamat.

Redaktur shift pertama sudah muncul jam 05.00. Mereka bekerja dari rumah. Aku jenak untuk salat subuh untuk bersyukur. Sejam lagi shiftku berakhir. Entah apa keterangan dari yang berwenang besok, terkait kejadian-kejadian aneh ini. Itu urusan shift berikutnya.

Irvan Sjafari

Cinere, Tengah Malam, 5 Oktober 2020, revisi dari naskah 2011 di kantor Ponsel, Pejaten, Jakarta.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun