Mohon tunggu...
irvan sjafari
irvan sjafari Mohon Tunggu... Jurnalis - penjelajah

Saat ini bekerja di beberapa majalah dan pernah bekerja di sejumlah media sejak 1994. Berminat pada sejarah lokal, lingkungan hidup, film dan kebudayaan populer.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Shift Malam

5 Oktober 2020   12:56 Diperbarui: 5 Oktober 2020   23:36 406
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi-Foto: Nationalgeographicindonesia.com

Baik, Mas. 00:47

Lukman mengirim voice. Sayup terdengar, tetapi seperti bunyi sedotan kuat dalam durasi lama.  Dengan bergidik aku kemudian mendengar voice yang dikirim Hendaru. Ternyata bunyinya serupa. Aku berpikir ada kemungkinan lain.

Jangan keluar Lukman. Ada sesuatu di luar. Berti tidak bohong-bohongan. Dia benar-benar berteriak. Matikan ponsel, cahayanya bisa menarik perhatian mahluk-mahluk  yang di luar. Mereka mahluk nyata, bukan setan.  Kamu beruntung dalam kegelapan. 00:51.

Baik. 00:51

Lukman percaya.

Reporter dari Malang,  Wulan Kemalasari masuk laporan soal listrik padam 10 menit.  Sudah empat titik.

Tiga tulisan Wayan muncul, rupanya diliputnya sendiri, kegelapan di Pantai Kuta karena bulan tidak ada. Para turis diminta tidak ke pantai. Lalu ada turis hilang di sekitar Kintamani dari sumbernya di kepolisian. 

Satu berita lagi  dari luar negeri tentang barisan burung aneh bermigrasi yang terlihat oleh seorang fotografer dari Maladewa malam hari sekitar pukul 10 malam.

Bukankah pesawat itu hilang pukul 10 malam?

Dugaan aku terkonfirmasi ketika berita update pesawat hilang dari Sundari. Bandara di Maladewa mendapatkan permintaan tolong dari pilot pesawat itu ada kawanan burung di sekitar pesawat.

Aku mulai bergidik. Melirik jam di ponsel 02:30. Terdengar suara seperti ada sekawanan yang terbang di luar.  Aku mensenyapkan ponsel, setelah merekam suara-suara itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun