Mohon tunggu...
irvan sjafari
irvan sjafari Mohon Tunggu... Jurnalis - penjelajah

Saat ini bekerja di beberapa majalah dan pernah bekerja di sejumlah media sejak 1994. Berminat pada sejarah lokal, lingkungan hidup, film dan kebudayaan populer.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Guru Minda (8)

22 September 2020   21:08 Diperbarui: 22 September 2020   21:10 107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kawan-kawan di Titanium juga mengerahkan delapan dari dua belas robot anjing yang dibawa. Prajurit Purbasari terkesima, robot ini bekerja efektif dengan program iikut menembak sambil berlari dengan kecepatan tinggi. Prajurit Crassus tercerai berai dan ada yang diterjang dengan terkoyak, dirancang untuk melawan mahluk Bolo.

Tidak sampai satu jam pasukan Crassus disapu bersih.  Jumlahnya sekitar  120 orang.  Sementara Titanium kehilangan satu orang dan satu robot anjing. Aku jadi galau dibuatnya dan enam orang Purbasari juga gugur. Secara militer memang sedikit.  Tetapi membawa makna. Mereka mati secara tidak langsung karena aku.

"Mereka punya senjata laser, senjata terakhir yang pernah digunakan orang Bumi sebelum ekodus,"kata Samuel.

Dari mana mereka dapat senjata itu?

Prajurit itu bernama Dicky Hanggoro. Masih muda. Dia warga Preanger Dua, masih tetangga dengan teteh Mayang dan kerabat dengan teteh Ira. Dicky menyayangi mereka.   Itu sebabnya Ira dan Mayang ikut meggotong jenazahnya bersama aku dan Samuel. Sementara warga Cupu Mandalayu mengangkut prajuritnya yang gugur. 

Aku dan sejumlah orang mensalati Dicky dan langsung menguburkannya di lahan yang  kosong dekat huma bersama prajurit Purbasari, termasuk jenazah yang hagus.

Hujan berhenti penduduk menyediakan makan buat kami semua.  Sorenya kami mengadakan rapat.  Purbasari, Ambu, Samuel, Purbaleuwih, Gigin, Serma Malik, teteh ira, teteh Mayang dan seorang perwira Purbasari bernama Karna Subrata.

"Bagaimana dengan jenazah pihak lawan?" tanya aku.

"Mereka membakarnya di tempat, tadi aku menyusup ke ibu kota . Indrajaya menugaskan panglima lain bernama Brutus yang tinggi besar," ujar Dadung tiba-tiba masuk menyela.

Aku takjub akan keberaniannya. Mungkin dia tidak dicurigai.

"Purbaendah belum turun gelanggang pertempuran?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun