Mohon tunggu...
irvan sjafari
irvan sjafari Mohon Tunggu... Jurnalis - penjelajah

Saat ini bekerja di beberapa majalah dan pernah bekerja di sejumlah media sejak 1994. Berminat pada sejarah lokal, lingkungan hidup, film dan kebudayaan populer.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Guru Minda (3)

14 September 2020   18:14 Diperbarui: 14 September 2020   18:15 261
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: ceritaanakdunia.com

"Anjeun sendiri?"

Dadung mengangguk. "Apa anjeun Dewa dari Kahyangan?"

Aku tergelak.  "Abdi mah manusia seperti kamu barudak, sok panggil saja abdi Guru, mau dipanggil Lutung juga boleh."

Tetapi Dadung tetap mengikuti aku.

"Kamu nggak pulang, nggak punya rumah?"

"Punya, tetapi tak aya nasi."

Aku mulai paham. Negeri ini dipimpin seorang lalim.

"Saha Purbararang barudak?"

Matahari hendak tenggelam. Aku mengajaknya ke tepi sungai. Di sana aku melepas sepatu dan salat. Harusnya tadi dusun itu. Tapi suasana sudah tidak nyaman. Dadung memperhatikan dengan heran.

"Dewa lagi ngapain?"

Aku paham bahwa pada zaman ini pra Islam.  Tahun berapa ini menurut sejarah Bumi? Tadi peta virtual di pesawat tidak ada lagi danau besar yang diceritakan Teteh Mayang dan sempat direkam. Tempat itu sudah jadi daratan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun