Mohon tunggu...
irvan sjafari
irvan sjafari Mohon Tunggu... Jurnalis - penjelajah

Saat ini bekerja di beberapa majalah dan pernah bekerja di sejumlah media sejak 1994. Berminat pada sejarah lokal, lingkungan hidup, film dan kebudayaan populer.

Selanjutnya

Tutup

Film Artikel Utama

"Dua Garis Biru", Film Edukasi Seks yang Tidak Menghakimi

29 Juni 2019   15:30 Diperbarui: 29 Juni 2019   21:50 2472
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Zara JKT 48 dan Angga Yunanda dalam

Mengundang tawa sekaligus miris. Dialog itu ditutup dengan ucapan Yuni, Sang Ibu, "Harusnya kita sering bicara seperti ini, pasti tidak ada kejadian".

Pentingnya komunikasi orangtua dan anak mengundang tawa, tetapi juga getir. Sama dengan celetukan Dara, ketika ayahnya membatalkan keputusan, "Memangnya belanja online, gampang dibatalin." Anak sekarang lebih kritis walau mungkin lebih naif.

Bima dan Dara menghadapi persoalannya dengan gagah berani. Mereka menyadari berbuat khilaf. Masih lebih bagus dibanding banyak remaja lain pada era milenial ini, yang tergambar dari makian kakaknya Bima, Dewi (Rachel Amanda), "Kamu itu goblok! Mengapa tidak pakai kondom, tidak googling, hape dipakai buat main game!"

Kritikan yang tajam dan memberikan film ini sebagai film edukasi yang tidak menggurui. Termasuk juga omongan dokter kandungan (ginekolog) tentang bahaya melahirkan di usia belia disampaikan tidak dengan menghakimi, tetapi juga dengan bijak.

Film ini juga mengajarkan tidak gampang jadi orangtua, seperti ucapan Rika, Ibu Dara:

"Jadi orangtua itu bukan hanya 90 hari mengandung, tetapi pekerjaan seumur hidup. Bima dan Dara mulanya berpikir bisa segera jadi dewasa untuk menghadapi segala konsekuensinya. Namun menjalaninya tidak semudah itu."

"Dua Garis Biru" diambil dari istilah dalam tes kehamilan memberikan akhir yang tidak biasa, namun adil dan realistis. Film ini patut ditonton dari para remaja, para orangtua juga mendampingi anak remajanya mereka hingga bisa memberikan gambaran penting. Film ini memberikan sex education dan tetap berpegang pada nilai moral. Film ini bisa ditonton mulai 11 Juli mendatang.

Akting Angga Yunanda dan Zara JKT 48 patut diacungi jempol. Keduanya berhasil menjadi pasangan kekasih yang tidak sempurna, tetapi mereka adalah sahabat yang saling melengkapi. Mereka juga saling menyayangi dengan cara mereka. 

Terakhir, film ini lebih feminin, dibandingkan dengan film kisah remaja bertema sama era 1980-an menampilkan kemachoan cowok ala Rano Karno dan Gusti Randa, sementara ceweknya cenderung tak berdaya. Angga dan Zara membawakan Bima dan Arya begitu manusiawi, saling melindungi, ya, mungkin karena sutradaranya perempuan (Irvan Sjafari).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun