Mohon tunggu...
irvan sjafari
irvan sjafari Mohon Tunggu... Jurnalis - penjelajah

Saat ini bekerja di beberapa majalah dan pernah bekerja di sejumlah media sejak 1994. Berminat pada sejarah lokal, lingkungan hidup, film dan kebudayaan populer.

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

"Silam", Anak (Mendadak) Indigo Dikejar Setan

13 Desember 2018   23:35 Diperbarui: 14 Desember 2018   00:03 658
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[Review] "Silam", Setan Lain Takut pada Mahluk Itu

Malam baru saja turun, tetapi Baskara, 10 tahun (Zidane Khalid)  tetap berada di depan makam ayahnya Angga Aditya (pada nisannya tertulis lahir 1972 dan wafat 2012). 

Anak itu mencurahkan kegalauannya atas sikap ibunya yang tambah aneh.  Kemudian pulang dan ditunggu ibunya dengan amarah.  Opening scene dari film Silam yang diangkat dari novel karya Risa Sarswati menggambarkan betapa depresi seorang ibu dan betapa beratnya penderitaan anak tunggalnya karena kehilangan seorang kepala keluarga.

Di sekolahnya, sebuah SD di kawasan Cililitan, Jakarta Timur Baskara dibully oleh teman-temannya. Pasalnya ia  menentang pandangan seorang teman sekelasnya tentang keberadaan hantu. Kawan-kawannya tidak cukup membully di sekolah, tetapi tega menganiaya Baskara di Museum Bahari. Dia didorong hingga jatuh terlentang dan kepalanya terbentur di lantai ruangan yang disebut temannya itu berhantu.

Ketika Baskara sadar hari sudah larut malam, dia mendapatkan dirinya bisa melihat apa yang disebut sebagai hantu.  Anak itu kemudian nekat minggat ke rumah Anton (Surya Saputra), saudara kembar ayahnya untuk menenangkan diri.  Anton, istrinya (Wulan Guritno) dan  dua anak kembar perempuannya.   Keluarga itu menyambut dengan hangat kedatangan Baskara.

Tetapi justru di rumah itu Baskara mengalami  teror menakutkan lainnya dari sesosok mahluk dan seorang nenek yang mengadakan ritual di depan rumah Anton.  Pertemuannya dengan seorang anak perempuan sebayanya bernama Irina, yang juga anak indigo membuat dia pelan-pelan memecahkan misteri yang dialaminya.

Review

"Siapa Dia, Mengapa Setan dan Hantu pun takut."  Baskara tokoh utama film Silam

Di mata saya dari segi cerita Silam sederhana, adegan-adegan tetapi terjalin dengan rigid dan rapi dan tidak meninggalkan banyak lubang dan menjelaskan sebab akibatnya. Terutama adegan sejak "insiden" di Museum Bahari  awalnya menimbulkan beberapa tanda tanya, misalnya mengapa guru pembimbing anak-anak itu tidak mencarinya, termasuk juga pekerjaan aneh Baskara membuat boneka menyeramkan yang semau terjawab di akhir cerita.

Empat film yang diangkat dari novel Risa Saraswati yang saya tonton umumnya endingnya terbaca sejak pertengahan cerita, sekalipun tidak pernah membaca novelnya.  Saya mencoba menebak ending dari Silam di tengah cerita tentang apa yang terjadi di keluarga Anton, tetapi ternyata bukan itu yang jadi endingnya.  Terkecoh.  Petunjuk (klu) dari cerita itu bisa dibaca pada beberapa adegan begitu tersamar.

Sekalipun cara bertutur dan sudut pandang  Silam bukan hal yang baru bagi yang biasa menonton perfilman horor Hollywood dan Eropa. Dibandingkan dengan Asih yang cenderung "Old School Horror", Silam cenderung sebangun dengan Night Syhamalan dan Alejandro Amenabar.  Sayangnya sejumlah adegan yang menakutkan bukan hal baru, seperti orang keserupan bisa jalan di atap. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun