Mohon tunggu...
irvan sjafari
irvan sjafari Mohon Tunggu... Jurnalis - penjelajah

Saat ini bekerja di beberapa majalah dan pernah bekerja di sejumlah media sejak 1994. Berminat pada sejarah lokal, lingkungan hidup, film dan kebudayaan populer.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Terdampar di "Rabbit Town", Kawasan Instagramable" di Bandung

11 November 2018   13:55 Diperbarui: 11 November 2018   14:23 549
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagian depan Rabbit Town-Foto: Irvan Sjafari

Dari depan, apa yang disebut Rabbit Town yang berlokasi di Cimbuleuit, Bandung ini serupa rumah besar biasa, tipe villa banyak yang saya lihat bertebaran di kawasan elite seperti Kelapa Gading, Pondok Indah di Jakarta.  Saya bersama rekan saya Widya Yustina mampir di tempat ini dalam one day trip di Kota Bandung,  Selasa  (6/11/2018) lalu.  

Untuk tiket masuk kami membayar Rp65 ribu per orang, termasuk voucher makanan Rp15 ribu dan voucher merchandise senilai yang sama. Di lantai pertama (sebetulnya kedua, karena ada ruangan bawah) terdapat berapa kawasan untuk anak-anak bernuansa kelinci yang disebut Lala Land, hingga beberapa toko merchandise.  Kawasan wisata  seluas 2 hektar ini diresmikan Gubernur Ahmad Heryawan (Gubernur Jabar masa itu) pada 24 Februari 2018.

Begitu juga di lantai atas, setiap kamar terisi ruangan untuk anak-anak, serta spot untuk penggemar ikan arwana.  Tampaknya yang merancang Rabbit Town begitu teliti mengemas setiap ruangan. "Sepertinya memang diperuntukan untuk keluarga," ucap rekan saya Widya. 

"The way to more happiness".  Demikian moto dari wahana wisata yang sedang hits dan jadi pembicaraan, itu juga tersirat dara lagu jingle  yang sayup terdengar dan diakhiri dengan seruan:selfie!Lagu yang begitu riang pas dengan susana.  

widya-yustina2-5be7d62faeebe1170b307db9.jpg
widya-yustina2-5be7d62faeebe1170b307db9.jpg
beda orang beda gaya-Foto: Irvan Sjafari dan Widya Yustina.
beda orang beda gaya-Foto: Irvan Sjafari dan Widya Yustina.
Memang terdapat sejumlah sudut artistik yang pas dengan para penggemar swafoto atau instagramable dalam bangunan tiga lantai dengan hamparan halaman yang luas.

Misalnya di halaman belakang  terdapat spot hamparan pilar-pilar, menjadi salah satu spot favorit karena tidak serasa ada di Bandung, tetapi ada di luar negeri. Saya melihat para penggemar instagramable berpose juga dengan artistik, seperti berbaris di antara pilar-pilar itu.

"Bukankah ini agak mirip dengan pilar-pilar yang ada di Dago Bakkery?" tanya saya, kepada rekan saya yang instagramable ini.

"Ya, tetapi di Dago Bakkery lebih bagus, sudah seperti di Eropa," jawab Widya.    

Halaman balkon saja menarik bukan saja untuk duduk-duduk, tetapi penataannya begitu apik dari segi komposisi.  Pengunjung bisa duduk tanpa harus memasan makanan.   Terdapat sepuluh meja masing-masing empat kursi. Dari balkon bisa turun ke bawah menuju halaman belakang di mana terdapat pilar-pilar itu.

Namun yang paling menarik menurut kami ialah ruangan cone, mengingatkan pada suatu jenis ice cream dan diganti dengan lampu. Tentu saja kami berpose di sana. Di ruangan yang sama terdapat bak mandi bola untuk anak-anak hingga dinding yang penuh pisang.

Hanya sekitar satu setengah jam di sana.  Saya kira cukup. Bagi saya ini wisata alternatif di Bandung, untuk salah satu kunjungan "one day trip" dalam kota atau disambi dengan wahana wisata lain sekitar Dago.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun