Mohon tunggu...
irvan sjafari
irvan sjafari Mohon Tunggu... Jurnalis - penjelajah

Saat ini bekerja di beberapa majalah dan pernah bekerja di sejumlah media sejak 1994. Berminat pada sejarah lokal, lingkungan hidup, film dan kebudayaan populer.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Dari Teras Cikapundung ke Teras Cihampelas

13 Februari 2018   00:57 Diperbarui: 13 Februari 2018   01:05 1618
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Salah satu sudut Teras cikapundung (Foto: Irvan Syafari).

Saya beruntung singgah di Teras Cikapundung pada Minggu yang cerah pada pertengahan November lalu.  Ketika saya turun di Jalan Siliwangi tepat pada pukul sembilan pagi, disambut oleh senyum petugas satpol PP yang menunjukkan saya tempat untuk masuk. 

Cerita teman dan kerabat saya yang tinggal di Kota Bandung, bagaimana Wali Kota Ridwan Kamil mengubah sebuah sungai yang tadinya kumuh menjadi tempat swafoto mengundang penasaran saya. Tenryata bukan isapan jempol, suara celoteh ratusan pengunjung sudah terdengar dari atas.

Amboi,  panorama dari atas sudah menarik, sebuah taman yang dibelah oleh Sungai Cikapundung yang sedang diarungi sebuah perahu karet, sebuah jembatan bernuansa merah menghubungkan kedua sisi begitu elok di mata. 

Di seberang ada hutan kota yang masih rimbun-salah satu kawasan hijau yang masih tersisa di Bandung-begitu asri, lengkap dengan semacam gazebo tempat untuk  berteduh. Hutan itu adalah bagian hutan Babakan Siliwangi, orang Bandung menyebutnya sebagai baksil.  

Sementara di sisi di bawah jalan terdapat tempat duduk berundak, lazim disebut terasering. Sejumlah reeferensi menyebutnya fungsinya untuk  bersantai pengunjung. Pada sisi jalan ini terdapat beberapa bola batu ciri khas bahwa tempat ini dibangun masa kepemimpinan Kang Emil, sebutan kairb Ridwan Kamil.

Berperahu karet di Sungai Cikapundung/Foto: Irvan Syafari.
Berperahu karet di Sungai Cikapundung/Foto: Irvan Syafari.
Tentunya saya ke seberang dan mendapat informasi bahwa untuk berperahu, seseorang cukup membayar Rp10 ribu tentunya untuk trek pendek.  Kondisi sungai relatif bersih, hingga saya bergumam seandainya lebih banyak sungai yang ditata seperti ini, tentu Kota Bandung lebih menarik.

Teras Cikapundung resmi dibuka untuk umum pada Desember 2015 dan peresmiannya pada pertengahan 2016 oleh Menteri PU dan Pemkot Bandung.  Teras Cikapundung menunjukkan bahwa Emil berhasil memadukan ekologi, tempat bersosialiasi warga kota dengan ekonomis.

Pengelolaan Teras Cikapundung dimasukan ke dalam kawasan Babakan Siliwangi ditangani langsung oleh Balai Besar Wilayah Sungai ( BBWS ) Citarum.

Terobosan lain yang dilakukan Wali Kota belatar belakang  arsitek jebolan  ITB ini ialah jalur pedesterian melayang di atas Jalan Cihampelas (Skywalk) dinamakan  Teras Cihampelas.  Saya singgah di tempat itu beberapa waktu sebelum kunjungan ke Cikapundung dan mendapatkan inovasi yang brilian.

Pikiran Rakyat edisi 8 Juli 2017  menyebut terdapat 197 PKL yang ditampung di atas jalur ini.  Saya melihat didominasi oleh usaha pakaian dan kuliner. Sementara di bawah gemuruh mobil dan motor terdengar riuh bercampur orang-orang yang berbelanja pakaian. Cihampelas adalah sentra wisata belanja populer sejak puluhan tahun silam, terutama jins.

Panjang Skywalk ini 450 meter, lebar 9 meter dengan ketinggian 4,6 meter dari permukaan jalan. Teras Cihampelas adalah skywalk yang pertama di Indonesia, tentunya belum bisa dibandingkan dengan di negara maju yang mampu membuat skywalk di atas pegunungan  atau bangunan yang lebih tinggi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun