Mohon tunggu...
irvan sjafari
irvan sjafari Mohon Tunggu... Jurnalis - penjelajah

Saat ini bekerja di beberapa majalah dan pernah bekerja di sejumlah media sejak 1994. Berminat pada sejarah lokal, lingkungan hidup, film dan kebudayaan populer.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Dilan 1990, Cerita Sederhana dengan Dialog yang Unik

5 Februari 2018   18:09 Diperbarui: 5 Februari 2018   20:16 29958
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Adegan dalam Dilan 1990 (Kredit Foto: https://id.bookmyshow.com).

Dari departemen kasting, pemain senior seperti Meriam Bellina menjadi ibu Dilan, Yati Surachman sebagai tukang pijat, hingga Teuku Rifka sebagai seorang guru killer melengkapi pemeran anak-anak SMA-nya.  

Yang mencuri perhatian ialah cameo Wali Kota Bandung Ridwan Kamil menjadi salah seorang guru dalam sebuah adegan menimpali keinginan Milea ke Jakarta: Ngapain ke Jakarta, enakan di Bandung. 

Namun yang paling membuat saya terkesan ialah anak-anak SMA digambarkan walau anak orang kaya naik angkot, bukan naik mobil kalau ke sekolah. Memang Dilan naik motor, tetapi bersahaja. Kehidupan mereka tidak glamour seperti gambaran remaja dalam sejumlah  sinetron Indonesia.

Tidak ada siswa yang iri hati dan dengki apalagi melakukan intrik sesama anak SMA merebutkan pacar yang membuat saya geleng-geleng kepala menyaksikan sinetron televisi. Kehidupan anak SMA dalam Dilan 1990 terasa wajar dan realistis.

Selain itu Pidi Baiq memahami jalan berpikir perempuan, serta daya tarik Iqbal mantan Coboy Junior menggiring penonton remaja datang ke bioskop. Seminggu pertama film ini menurut www.filmindonesia.co.id jumlah penonton mencapai 2,2 juta dan di sebuah bioskop di kawasan Depok saya menonton menempati empat layar, hitungan konservatif angka tiga juta bisa ditembus dan mungkin lima juta. 

Walau masih terlalu pagi untuk menyebut menjadi nomor satu, tetapi setidaknya saya yakin Dilan 1990 masuk lima besar "Box Office Indonesia" untuk 2018. 

Dilan 1990 dan Sejarah Kota Bandung

Apa yang menarik dari Dilan 1990, membuat saya,  mau-maunya menonton film genre romantis untuk remaja. Bagi saya menonton film ini merupakan hal yang pribadi dan sangat emosional. 

Film ini diangkat dari novel karya Pidi Baiq tentang kehidupan anak SMA di Kota Bandung era 1990-an berjudul sama. Tentunya sebagai orang "sezaman" dengan para tokoh dan penulisnya, kebetulan juga mencintai Kota Kembang ini, membuat saya tergoda untuk datang ke bioskop. Saya tidak sendiri, banyak orang seusia saya bergabung dengan para remaja pada akhir pekan lalu.  

Bandung hingga 1990-an, ketika saya bangun pagi masih terasa dingin. Biasanya kalau saya sedang liburan ke kota itu harus jogging dulu baru bisa mandi air dingin. Kalau harus mandi pagi karena keperluan, bibik di rumah kakak ibu, tempat saya menginap saya rayu untuk memasak air panas.

Apa pendapat saya tentang Kota Bandung era 1990-an? Udaranya masih sejuk, jalan kaki dari Cicendo ke alun-alun atau Jalan Merdeka tidak terasa panas walau jam sembilan pagi. Ruang terbuka hijau sekalipun sudah berkurang, tetapi relatif masih baik dan jalanan tidak terlalu ramai. Mal seingat saya hanya ada Bandung Indah Plaza.    

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun