Mohon tunggu...
irvan sjafari
irvan sjafari Mohon Tunggu... Jurnalis - penjelajah

Saat ini bekerja di beberapa majalah dan pernah bekerja di sejumlah media sejak 1994. Berminat pada sejarah lokal, lingkungan hidup, film dan kebudayaan populer.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Novel | Koloni (48-49)

27 Juni 2017   12:15 Diperbarui: 27 Juni 2017   12:51 668
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Irvan Sjafari

“Yuup…ada yang dari Amerika Serikat, Afrika, Asia Tengah, Amerika latin, Inggris. Padahal AS sedang porak-poranda, RRC juga,  Rusia juga, Eropa hanya tinggal Skadinalvia yang utuh.   Tatanan dunia sedang runtuh Lif.  Kalau boleh memilih, gue lebih suka di sini,” bisik Yola. “Gue juga kehilangan suami.”

   

Sebelum matahari meninggi jenazah usai dikuburkan. Sebagian ada yang dibakar.  Achmady memberi penghormatan pada rekannya yang gugur tanpa dihadiri keluarganya bahkan keluarganya tidak dapat kabar sama sekali. 

Alif melihat Kamayanti membawa Meyda berusia tujuh tahun dengan tegar.  Maya berhenti ketika Alif dan Zahra mengiringinya berjalan bersama Euca dan Actie.  Ketiganya sebaya dan mereka bermain meninggalkan orangtua mereka. 

Achmady menyalami Maya. “Terima kasih suami Anda menyelamatkan kami!  Siapa.?”

“Maya,” katanya pendek. Dia tersenyum. Tinggi Achmady setara suaminya.  “Kakak siapa?”

“Achmady…”

“Tiga hari lagi malam purnama. Kakak ikut yaa makan bersama kami.”

Achmady mengangguk.  Kamayanti kemudian berjalan sendiri. Achmady sendiri diajak beberapa serdadu penjaga pulau anak buah Irwan.  Bisa dipastikan Achmady dan anak buahnya menjadi bagian pertahanan koloni. 

Alif sendiri pulang bersama Zahra. “Makan dulu di aula bersama warga lain.” bisik Zahra.”Kawan kakak nanti juga gabung.”

Ketika makan bersama hujan deras turun.  Koloni dengan cepat melupakan kematian kawan-kawan mereka seolah hal itu siklus yang harus diterima.  Kamayanti  memang masih berkabung.  Achmady jadi iba melihatnya.  Sekali-sekali ia melirik perempuan yang terpaut kira-kira  delapan tahun dari dirinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun