Seorang serdadu berwajah bule lainnya rubuh dengan tubuh pecah. Tewas. Seorang lagi berwajah Asia tengah terkena di dada luka. Enam mati, lima luka.
Tahu-tahu Yuyi dan rombongannya sudah memasuki Blok empat dari sebuah gerbang tak jauh dari makam. Mereka tak menutup gerbang, karena serdadu tua yang membukanya terkapar. Para serdadu lawan yang terlatih mengejar Yuyi, Ahmady, Nanda dan rombongannya.
Dea dan Astari bersama-sama menjatuhkan seorang serdadu berwajah bule luka parah dan seorang lagi berwajah Asia tengah tewas. Sersan Candra Kirana berbalik menembak seorang serdadu lawan hingga terpental dan jatuh. Delapan mati, tujuh luka. Sayangnya Sersan Candra Kirana juga tertembak.
Ahmady terkepung. Alif mengambil senjata dari Elsa menembak sekenanya sambil turun dari bukit. Seorang serdadu berwajah Indonesia dan seorang lagi berwajah bule terkena di tangan dan pahanya. Tentu saja dia juga dibidik. Namun Astari dan Dealova menyelematkan nyawanya, serdadu berwajah latin terkena kepalanya dan mati. Setidaknya sudah sembilan tewas dan sembilan luka parah.
Ahmady terkejut melihat Alif berlari ke arah dia.
“Alif !!” teriak Nanda dan Yola serentak.
Sebetulnya Alif sudah dibidik. Tetapi sesosok menyambarnya dari atas. Andro menumpang tawon. Dia menembak mati serdadu bule di lehernya dengan senapan semutnya. Hanya terserempet, tetapi sobekannya membuat maut.
“Maaf, kami terlambat!” kata Andro. Alif memegang erat-erat pinggang Andro. Tetapi dia mencoba menembak sekenanya. Setidaknya dia mengenai seorang serdadu. Sayangnya tawon terkena tembakan dan Alif ingin menjerit Andro kena. Namun ia sempat mendorong Alif ke balik sebuah bangunan tempat Ahmady dan Nanda berlindung. Kemudian Andro terjatuh namun sempat mengarahkan tawonnya menabrak seorang serdadu berwajah Asia tengah dan membuatnya tertusuk lalu terdorong dan menabrak sebuah bangunan dan meledak.
“More Ten Died Ser, More Ten Injured, Shit!” seorang serdadu bule harus menyeret seorang serdadu berwajah Indonesia berlindung, karena kakinya terkena pecahan kendaraan tawon.
“Lama tak jumpa Bro!” kata Ahmady.
Nanda dan Yola berebut memeluknya. “Alif kamu masih hidup!” Tangan Yola yang melindungi Dhini.